PWMU.CO– Politik transaksional sekarang ini telah membuat banyak anggaran yang bocor. Demikian di katakan Ketua PDM Kota Malang Dr Abdul Haris MA dalam Sarasehan Keumatan Kebangsaan Dinamika Global.
Sarasehan keumatan dilaksanakan Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Malang di Hotel Savana Jl Letjen Sutoyo Kota Malang, Ahad (13/11/22).
Hadir sebagai pembicara Prof Dr Syafiq A Mughni, Ketua PP Muhammadiyah dan Dr Imam Addaruqutni, mantan Ketua PP Pemuda Muhammadiyah, pendiri Partai Matahari Bangsa, sekarang Wakil Rektor PTIQ Jakarta.
Imam Abdai SE MM, ketua panitia menyampaikan sarasehan yang dihadiri semua pimpinan daerah dan pimpinan cabang Muhammadiyah Aisyiyah itu untuk menguatkan pemahaman tentang kebangsaan.
Ketua PDM Kota Malang Dr Abdul Haris MA dalam sambutannya mengatakan, Muhammadiyah sebagai pencetus bangsa sudah berpikir sangat jauh ke depan sejak didirikan KH Ahmad Dahlan tahun 1912.
Dikatakan, saat itu Ahmad Dahlan tidak membangun pesantren juga tidak melakukan pemberontakan. ”Yang dilakukan pertama oleh Kiai Dahlan adalah membuat sekolah untuk melahirkan orang-orang yang cerdas, dan itu sudah terbukti,” katanya.
Pak Haris, panggilan akrabnya, mengatakan, tema yang diusung dalam sarasehan ini Membangun Politik Berkeadaban untuk Indonesia yang Adil, Makmur dan Berkemajuan.
Terkait dengan politik Muhammadiyah, kata dia, masih ketinggalan jauh dengan yang lain. Dia mencontohkan, dengan jumlah bupati, wali kota yang banyak diduduki oleh orang lain. ”Coba lihat siapa gubernur, kemudian wali kota Malang, dan masih banyak lagi,” ujarnya.
”Kenapa ya?” tanyanya yang kemudian dia jawab sendiri. ”Mungkin kita orang Muhammadiyah ini baik-baik dan tidak mau abu-abu,” ujar Pak Haris yang disambut gerr peserta sarasehan.
Dosen UMM itu menuturkan, sistem politik yang transaksional seperti sekarang ini telah membuat banyak anggaran yang bocor. ”Untuk jadi Kabag saja ono regane,” selorohnya.
Dia berharap agenda sarasehan ini bisa menghasilkan solusi pada tataran praktis maupun pragmatis. ”Makanya kami memanggil Prof Syafiq. Kan beliau pernah dekat dengan Pak Jokowi,” ujarnya.
”Nah kalau Pak Daruqutni ini pernah jadi pimpinan partai. Mungkin karena beliau terlalu baik jadi tidak menang,” guraunya disambut gerr peserta.
Sarasehan ini, sambung dia, salah satu upaya untuk mencari solusi bagaimana Muhammadiyah berkecimpung di ranah politik. Dia menegaskan, meninggalkan politik sama sekali, itu sangat berbahaya.
Penulis Uzlifah Editor Sugeng Purwanto