PWMU.CO – Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Malang Mursidi MM mengibaratkan seorang ketua di Persayarikatan Muhammadiyah itu sebagai pilot pesawat terbang. Karena keduanya, sama-sama dituntut untuk selalu fokus dengan tingkat kewaspadaan yang tinggi agar mampu membawa para penumpangnya selamat sampai ke tempat tujuannya.
”Layaknya pilot, para ketua cabang diharapkan mampu mengenali, memahami dan mengendalikan emosi dirinya agar mampu membawa organisasi yang dipimpinnya berjalan baik sesuai dengan target yang telah dicanangkan di awal,” ujarnya saat Turba ke cabang Muhammadiyah di wilayah 6 (Pagak, Donomulyo, Kalipare).
(Baca: Gerak Cepat Lazismu Kabupaten Malang dan Selaraskan Kebijakan, PDM Kabupaten Malang Adakan Rakor)
Mursidi lantas memaparkan beberapa emosi yang dapat memengaruhi seorang pengambil keputusan (ketua). Pertama adalah apatisme atau ketidakpedulian. Emosi ini dapat memunculkan sikap atau tindakan yang asal-asalan.
”Sikap apatis ini biasanya menjadikan orang acuh dan tidak berbuat apa-apa, bahkan tidak bisa memutuskan suatu apapun,” jelasnya di hadapan peserta yang memadati SMK Muhammadiyah 2 Pagak, Kabupaten Malang, Ahad (12/3) kemarin.
Kemudian kedua adalah kesedihan. Seseorang dengan emosi yang mudah merasa kehilangan atau kecewa karena tidak sesuai dengan apa yang diinginkan akan bisa memudarkan hasrat berorganisasi. Ketiga adalah emosi ketakutan.
”Seseorang yang merasa takut biasanya akan memanifestasikan emosinya dalam bentuk kepanikan berlebihan yang dapat mengakibatkan seseorang tidak bisa berpikir jernih,”ungkapnya.
(Baca juga: Kisah Islamnya Firanda dan Bimbingan Ibu-Ibu Aisyiyah)
Selanjutnya, keempat adalah emosi keserakahan yang dapat membuat orang kehilangan kendali dan ketelitian yang berakibat fatal terhadap organisasi. Kelima adalah emosi kemarahan.”Keputusan yang diambil dengan kemarahan akan jauh dari pertimbangan akal yang sehat, dan bisa berpotensi pada ketidak baikan, bahkan menyakiti yang lainnya,” tegasnya.
Emosi berikutnya, yang keenam adalah kesombongan, lalu ketujuh adalah keberanian dan kedelapan adalah penerimaan, serta kesembilan adalah emosi kedamaian. ”Dengan memahami berbagai jenis emosi tadi, maka sudah seharusnya kita dapat menempatkan diri sehingga mampu mengelola emosi kita untuk menjalankan organisasi agar berjalan baik menuju target yang telah ditentukan,” tandanya.(izzudin/aan)