Untuk Darah Segar, 13 Anggota PP Muhammadiyah Bisa Ditambah sesuai ART; Liputan Kontributor PWMU.CO Gresik Sayyidah Nuriyah Editor Mohammad Nurfatoni.
PWMU.CO – Yang terpilih ini banyak seniornya, kurang ideal. Hal ini disampaikan Ketua Panitia Pemilih (Panlih) Drs H A Dahlan Rais MHum usai penutupan Sidang Pleno III Muktamar ke-48 Muhammadiyah yang berlangsung di Edutorium KH Ahmad Dahlan Universitas Muhammadiyah Surakarta, Sabtu (19/11/2022) dini hari.
Dia lantas menerangkan kalau Muhammadiyah punya sistem Anggaran Rumah Tangga (ART), di mana Pimpinan Pusat Muhammadiyah masih punya hak menambah anggotanya agar nantinya ada keseimbangan. “Dari ART bisa (ditambah). Kita berharap teman-teman bisa setuju kalau ada tambahan enam itu selebihnya dari mereka yang angkatan muda atau mereka yang dekat dengan dunia sekarang ini,” harapnya.
Terkait jumlah tambahan itu yang aturannya berjumlah setengah dari jumlah anggota, Dahlan Rais menyatakan, “Saya kira (bertambah) enam bagus, dari 13 jadi 19 jadi ada keseimbangan senior-junior.”
Dahlan menerangkan, biasanya tambahan itu diisi kekosongan dari bidang yang ada di Muhammadiyah. Misal, untuk saat ini yang terpilih tidak ada dokter membidangi kesehatan. Padahal Rumah Sakit dan Klinik Muhammadiyah itu jumlahnya ratusan.
“Nah, nanti penambahannya diisi yang tidak ada itu. Nama-nama tambahan itu diutamakan dari ke-39 calon anggota itu. Nanti siapa yang mau? Kalau diserahkan ke saya kan bubar nanti,” terangnya sambil bercanda.
Adapun usulan tambahan enam anggota itu kata Dahlan Rais akan disampaikan pada Sidang Pleno PP Muhammadiyah. “Penambahan nanti diumumkan di sidang pleno yang dimintakan persetujuan di sidang tanwir berikutnya. Tapi sebelum dibawa di sidang tanwir, sudah bisa beroperasi,” terangnya. Artinya, sebelum disahkan pada sidang tanwir yang masih satu tahun lagi, anggota PP tambahan ini bisa direkrut dulu dalam posisi itu.
Jika tidak ada penambahan ‘darah segar’, menurutnya berdampak regenerasi Muhammadiyah terlambat. “Sehingga nanti ada gurauan, lu lagi, lu lagi. Idealnya sebenarnya sepertiga senior, dua pertiga junior. Tapi kalau sudah seperti ini saya kira 50:50 nanti,” jelas Dahlan Rais.
Bicara proses persidangan malam itu, dia berkomentar, “Seperti ini luar biasa tidak ada interupsi sekali pun. Kelihatannya kurang gayeng ya? Hehehe.”
Sidang Selanjutnya
Dahlan Rais lantas mengungkap, persidangan pleno selanjutnya pada Ahad (20/11/22) akan dipimpin Ketua Panlih. “Saya yang memimpin sidang pemilihan ketua umum. Kecenderungannya, suara terbanyak itu (terpilih) ketua umum. Bisa tidak kalau yang terpilih tidak bersedia,” ujar Dahlan Rais.
Adapun suara terbanyak berpotensi besar menjadi ketua umum lagi karena hasil angka itu representasi pilihan Muktamirin. “Angka itu bermakna itu aspirasi muktamirin, harus kita hormati!” tegasnya.
Dia lantas mengenang, pada muktamar sebelumnya pernah terjadi calon dengan angka terbanyak justru tidak menjadi ketua umum. “Bahkan pernah semua yang terpilih tidak ada yang mau jadi ketua,” ungkapnya.
Jadi Muktamar di Purwokerto itu dari sembilan yang terpilih tidak ada seorang pun bersedia. Lalu sembilan orang ini punya pilihan sama yaitu Buya AR Sutan Mansyur. Maka mereka bersama-sama ke Minang meminta beliau menjadi ketua umum Muhammadiyah dan ternyata beliau bersedia. Buya mau hijrah ke Yogyakarta atau Jakarta. Jadi justru yang di luar itu terpilih.
Melihat perolehan suara yang masuk, Dahlan Rais mengungkap kemungkinan Haedar Nashir terpilih lagi itu karena berdasarkan sistem. “Karena demokrasi perwakilan di Muhammadiyah dihadiri 2600. Tidak bisa semua datang,” imbuhnya.
Sidang itu kata dia untuk penetapan saja. “Karena segala sesuatunya sudah berlangsung benar sesuai dengan aturan yang ada. Besok tinggal formalitas. Berikutnya, 13 terpilih sudah,” terangnya.
Sebab, ketua umum dimintakan pengesahan dari Muktamar, sedangkan untuk sekretaris umum hanya diumumkan saja. “Sekum terserah ketua, jadi ketua nanti diberi kesempatan kira-kira siapa sekumnya,” ujar Dahlan Rais.
Berkaca dari pengalaman muktamar sebelumnya, lamanya proses ini tergantung kesediaan calon. “Muktamar Makassar ke-47 kemarin selesai dalam waktu 10 menit. Karena saya juga yang memimpin. Begitu Pak Haedar menyatakan bersedia, ya selesai. Kemudian Pak Haedar memilih siapa sekum di antara kami. Itu saja, 4 menitnya untuk doa oleh Prof Yunahar Ilyas,” jelasnya.
Kemudian, saat ditanya terkait keterpilihan dirinya lagi, Dahlan hanya menjawab, “Kalau saya, saya ingin (terpilih) bagian yang ringan. Yang berat kan yang muda saja nanti.” (*)