Hari Disabilitas Internasional, Ada Inspirasi Tiket Surga; Liputan Kontributor PWMU.CO Gresik Sayyidah Nuriyah. Editor Mohammad Nurfatoni.
PWMU.CO – Peringatan Hari Disabilitas Internasional (HDI) 2022 yang diperingati setiap tanggal 3 Desember berlangsung meriah di UPT Layanan Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus (UPT Resource Centre) Dinas Pendidikan Kabupaten Gresik, Rabu (14/12/12).
Pembacaan ayat suci al-Quran oleh para siswa istimewa–Alfreda Kharisma Azzahra, Brian Ananta, M Misfar Ahsani, Azka Gio, dan M Bahri–membuka pertemuan hangat di halaman gedung itu. Bersama Tim Amakasa UPT RC yang memegang alat peraga isyaratnya, mereka berkolaborasi membaca al-Ikhlas dan al-Kautsar secara langsung maupun dengan isyarat.
Salah satu perwakilan orangtua anak istimewa itu, Musyarofah, mengucap terima kasih kepada Kepala UPT Resource Centre Innik Hikmatin MPdI. “Bu Innik tidak pernah lelah mendengar curhat kami. Terima kasih selalu menenangkan saya saat saya putus asa mendapati masalah. Juga seluruh staf UPT RC yang selalu mendampingi anak-anak kami,” ucap ibu Brian Ananta Briliyan itu sambil terisak di panggung.
Air matanya semakin pecah saat mengenang perkembangan Brian, sapaan putranya, yang semakin fasih dan aktif berbicara semenjak belajar membaca al-Quran dengan metode isyarat Amakasa. Usai tuntas membacakan ayat suci al-Quran, mereka duduk di atas panggung.
Sementara dari belakang mereka muncul Sayyidah Nuriyah SPsi–guru sekolah inklusi SD Muhammadiyah 1 GKB Gresik–yang berjalan perlahan sambil membaca puisi karyanya berjudul ‘Amakasa Wujudkan Asa’. Berikut sebagian penggalan puisinya.
“Usang, di ruang kedap aku terpenjara
Dalam sunyi, tanpa arah
Kumeraba dengan tanya
Allah, bagaimana merdu lafal aksara-Mu?
Kubayangkan di atas sajadah
Dengan ibu mengaji bersama
Ibu dengan lembut getar suaranya
Dan aku dengan rancak isyaratku
Kami belajar mengeja ayat-Mu.”
Pembacaan puisi ini diikuti penyerahan al-Quran Isyarat dari Innik Hikmatin MPdI kepada Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Gresik S Hariyanto SPd MM. Kepada PWMU.CO, perempuan yang akrab disapa Innik itu mengungkap, itulah satu-satunya mushaf al-Quran Isyarat yang ada di Indonesia, bahkan di dunia. Innik termasuk tim penyusunnya. “Sudah disahkan dan dilengkapi Lajnah Pentashihan Mushaf al-Quran Kemenag dengan metode Tilawah,” terangnya.
Apresiasi Anak Istimewa Berprestasi
Dalam sambutannya, Innik bersyukur dan mengapresiasi banyak sosok istimewa yang ikut menghadiri peringatan HDI 2022 itu. Di antaranya pelukis dengan kaki Muhammad Amanatullah SPd. “Mas Aam ini guru ekstrakurikuler melukis SD Muhammadiyah 1 GKB Gresik. Mas Aam sudah lulus S1 PGSD Universitas Muhammadiyah Gresik (UMG),” terangnya, lantas meminta Aam maju ke panggung dengan menaiki sepeda modifikasi roda tiga sebagai alat bantunya berjalan.
Berdasarkan penelusuran PWMU.CO, saat ini Aam sedang mengikuti lomba menggambar untuk disabilitas Karya Tanpa Batas tingkat nasional. Karya pelukis terlahir tanpa tangan yang kini tergabung di organisasi internasional Association of Mouth and Foot Painting Artist (AMFPA) itu sukses memikat Wakil Bupati Gresik Aminatun Habibah MPd untuk membelinya (24/9/12).
Selain Aam, Innik juga mengapresiasi kehadiran Alfreda Kharisma Azzahra, siswi UPT SDN 263 Gresik. Hafidzah 8 juz yang terlahir tak bisa melihat ini lolos mengikuti program TV Hafidz Indonesia. “Kita belikan koper untuk berangkat ke Jakarta,” ujar Innik.
Lebih lanjut, kepada PWMU.CO, Innik mengungkap Risma sudah mengikuti layanan terapi di sana sejak berusia 1 tahun 3 bulan. “Latihan qiroahnya di Rumah Tahfidh Braile Gunungsari Indah Surabaya. Kami antarkan,” imbuhnya
Innik kemudian mengapresiasi Fitrah Dwi Alfiansyah, siswa kelas IX UPT SMPN 14 Gresik yang berprestasi. Bersama Wanda Nur Nabilah dan Windi Nur Fadillah–si kembar istimewa dari SMA Muhammadiyah 1 Gresik–Fitrah akan mewakili Gresik di olimpiade paralimpik tingkat Jawa Timur pada 16-19 Desember 2022 mendatang. Kali ini Fitrah berlomba di lari 800 meter.
Di panggung itu Fitrah memperkenalkan diri. “Dulunya saya bisa melihat tapi kemudian saya kelihatan penglihatan,” ujarnya. Innik lantas menambahkan, “Mas Fitrah dulunya bisa melihat. Setelah kehilangan ayahanda, beberapa bulan kemudian Mas Fitrah jatuh kemudian mata kirinya diambil oleh Allah. Bulan berikutnya jatuh lagi dan kena mata kanannya. Mas Fitrah akhirnya kehilangan kedua matanya.”
“Kemarin satu-satunya dari Kabupaten Gresik di Paralimpik yang meraih medali 2 perak dan 1 perunggu saat lomba lari 100 meter, lempar lembing, dan tolak peluru. Alhamdulillah,” imbuh Innik menerangkan prestasi Fitrah di ajang Pekan Paralimpik Daerah (Pepareda) I Jatim di Sidoarjo pada 8-16 November 2022.
Dalam kesempatan itu, Innik menekankan, keberadaan anak-anak hebat yang mengalami gangguan pendengaran, penglihatan, autisme, maupun gangguan lainnya merupakan bagian anugerah Allah yang luar biasa. “Alhamdulillah ada perjalanan penuh hikmah,” ujarnya.
Semua Orang Hebat dan Penting
Innik lantas mengucap terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung penyelenggaraan pendidikan inklusif, termasuk orangtua. Sebab, di antara para orangtua yang hadir itu, 22 di antaranya telah menuliskan cerita perjuangan mereka hingga terbit buku berjudul ‘Bunda Tangguh untuk Anak Istimewa’: Kisah Inspiratif para Bunda Tangguh dalam Mendampingi Anak-anak Istimewa.
Innik juga berterima kasih atas kerjasama Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) dan Dispendik Kabupaten Gresik yang akan terus melanjutkan akses layanan pendidikan anak berkebutuhan khusus. “Aku, kamu, kita sekarang tidak ada yang berbeda di dunia ini. Ayo kita semua bersyukur, bersemangat, dan bersinergi!” ajaknya.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Gresik S Hariyanto SPd MM yang hadir pun berkesempatan menyampaikan motivasi. Dia menukil at-Tin ayat 4. “Laqod kholaqnal insana fi ahsani taqwim. Allah bersumpah telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Yang terlahir di dunia ini orang-orang hebat dan penting. Kita semua orang-orang terpilih, luar biasa, yang diciptakan Allah,” ujarnya.
Dia mengajak orangtua terus semangat berjuang mendampingi anak istimewanya. “Dengan kita terus percaya hanya orang-orang hebat yang dititipi orang-orang hebat!” tegasnya.
Hariyanto memahami setiap manusia diberi kemampuan luar biasa yang berbeda-beda. Maka dia mengimbau kepada orangtua yang mendapat amana Allah agar terus mengembangkan potensi dan kemampuan anaknya. Termasuk dalam menempuh pendidikan, dia berharap anak-anak bisa sampai menyelesaikan sarjananya.
Dia lantas mendoakan Aam dan lainnya, “Semoga bisa menjadi guru luar biasa. Terima kasih Mas Aam! Mbak Risma, semoga nanti bisa menjadi juara. Fitrah, nanti kalau mau berangkat lomba Paralimpik di Pacitan, ke saya, nanti saya beri uang saku. Akan saya bantu dengan segenap kemampuan saya bagaimana pendidikan anak-anak bisa terjangkau.”
Tiket Surga
Di panggung samping playgroud itu kemudian berdiri salah satu perwakilan orangtua yang berbagi inspirasi tentang amanah yang diterimanya. Ialah Yenny Prastyo Wikanthi, bunda Chessa Kaiden Nafiu Albyntyo Bachtiar yang kini sekolah di TK PIKPG.
Dia mengungkap sang buah hati mengalami autisme. “Alby diberikan kondisi istimewa. Buat orangtua lainnya pasti berat. Tapi saya menulis, saya bilang, Alby tiket surga kami! Tidak semua orangtua mendapatkannya,” ujarnya dengan lantang dan tenang.
Dengan latar keluarga tidak ada yang berkubutuhan khusus, menurutnya ‘tiket surga’ itulah yang memotivasinya. “Itu yang saya pegang. Ayahnya support ketika saya down. Ayahnya mengingatkan, untuk dapat tiket surga pasti tidak mudah, penuh perjuangan, dan tidak pernah habis. Jadi saya mikir saya yang terpilih, istimewa,” imbuhnya.
Yenny akhirnya mengungkap saat awal mengenali kebutuhan khusus anaknya dan berjuang. “Mulai lahir sampai usai 2 tahun belum tampak. Mulai 2 tahun, apa yang sebelumnya normal tiba-tiba hilang. Tidak ada sama sekali keluar kata-kata. Namaya orang awam, bagi kami mungkin terlambat bicara saja. Saya terus stimulasi,” terangnya.
“Memang dia kekurangannya bicara tapi saya yakin dia punya kelebihan. Yang muncul justru dia bangun tidur, ikut jamaah Shubuh. Tiap bangun tidur, setel TV murotal. Mulai bangun sampai tidur lagi mau nggak mau tontonannya itu,” imbuhnya.
Setelah itu, dia ajari gerakan shalat mulai takbiratul ikhram. “Akhirnya tahu. Alhamdulillah sekarang sudah bisa mengikuti gerakan shalat meski nggak sempurna. Dia tahu siapa yang menciptakan dia. Lihat Youtube juga lihat murattal,” ungkapnya.
Akhirnya dia berpesan, “Buat Bapak Ibu lainnya yang juga dititipi anak spesial seperti Alby, jangan pernah merasa kecil. Justru banggalah! Justru kita yang dianggap mampu oleh Allah!”
Prof Dr Budiyanto MPd–Guru Besar di Bidang Inklusi pertama di Unesa sekaligus menjadi guru besar ketiga di Indonesia pada bidang yang sama–pun hadir menyampaikan motivasi. Pertemuan itu kian meriah dengan fashion show yang diiringi denting piano spesial dari Ilham, siswa istimewa SMA Muhammadiyah 10 GKB Gresik. Siang itu, Ilham Ahmad Fachrezi turut menyanyikan dua lagu sambil jemarinya lincah memainkan piano.
Acara semakin meriah dengan antusias anak-anak mengikuti lomba mewarnai. Adapun para bunda yang mendampingi pun tak kalah ceria saat memasuki sesi tukar kado di akhir acara. (*)