PWMU.CO – KH Muhammad Dawam Saleh–Pengasuh Pondok Pesantren Al Ishlah, Desa Sendangagung, Kecamatan Paciran, Kabupaten Lamongan–dikenal produktif menulis puisi. Puisi-puisinya sarat dengan kritik kepada penguasa, yang dianggap sudah menyimpang.
Di zaman Presiden SBY, Kyai Dawam, begitu dia akrab dipanggil, meluncurkan buku Century dalam Puisi – Ekspresi Keresahan Anak Negeri melalui Puisi.
Beberapa puisi yang berisi kritik pada penguasa di zaman Presiden Jokowi juga pernah dimuat pwmu.co. Kali ini alumni Pondok Modern Gontor ini mengirim secara khusus dua puisi untuk media resmi Muhammadiyah Jatim ini. Sebuah kritik halus atas kekuasaan. Selamat menikmati! (Redaksi)
(Baca: Puisi Seorang Kyai untuk Presiden: Keliru Melulu, Maafkan Aku dan Puisi-Puisi KH M Dawam Sholeh untuk Raja Salman)
Petruk Jadi Ratu
Petruk jadi raja negara Amarta
Saat pendawa tinggalkan istana
Demi bangun candi Argapura
Petugas partai jadi kepala negara
Saat para ulama tak urus negara
Demi bangun pesantren agama
Petruk hanyalah punokawan penggembira
Saat jadi raja naik kereta kencana
Ada punting rokok di jalan diambil pula
Petugas partai duduk di singgasana
Ada suap sepuluh ribu diurus pula
Suap besar biar diurus kapeka saja
Petruk dijuluk Kantong Bolong
Segala uang masuk langsung hilang
Petugas partai melepas katak-katak dan burung-burung
Mengurus negara dengan menambah hutang-hutang
Petruk disebut satu kurang dua nanggung
Badan kurus jangkung meski hidung mancung
Petugas partai dari dusun pinggir gunung
Tak layak sebagai orator di panggung
Segala derita rakyatlah yang nanggung
Sendangagung, 21 Maret 2017
(Baca juga: Puisi KH M Dawam Saleh untuk Aksi 212 dan Kyai Dawam soal Pesantren, Akhlak Bangsa, dan Pertumbuhan 3H)
Ruwaibidloh
Telah tiba tahun-tahun mendera kita
Si pendusta disebut paling jujur
Orang jujur disebut pendusta
Si pengkhianat dipercaya
Si terpercaya dikhianati
Si koruptor dipuja-puja
Si penista agama diberi gelar santri
Aqidah keimanan dengan murah terbeli
Ini benar-benar terjadi
Karena muncul Ruwaibidloh
Apa itu Ruwaibidloh?
Dialah si bodoh duduk di singgasanan pemerintah
(Terinspirasi dari Hadits Rasulullah)
Sendangagung, 21 Maret 2017