PWMU.CO – Sejak dini, idealnya anak sudah diajarkan untuk bisa hidup mandiri, bisa bekerjasama secara tim dan berani menerima tantangan. Apalagi anak usia sekolah dasar (SD) yang hidup di perkotaan. Pada ‘Kemah Ceria Pandu Athfal SD Muhammadiyah 24 Ketintang yang diadakan selama dua hari, di Kebun Bibit 2 Wonorejo, Surabaya (22-23/3), sebanyak 160 siswa-siswi bisa secara langsung belajar menjadi anak yang mandiri, berani dan mampu bekerja secara tim.
Siswa-siswi pada hari pertama, langsung mendapat pembelajaran tentang bahaya narkoba sekaligus upaya pencegahannya. Ibu Tanti, penyuluh dari Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Jatim memberikan materi tentang bahaya penyalahgunaan narkoba dengan menggunakan kartu sakti yang memuat aneka gambar. Kartu itu pun mampu menjelaskan tentang bahaya narkoba yang kini telah menyasar pada anak SD. Sehingga anak-anak dengan mudah bisa menjauhinya.
(Baca: Siswa Muhammadiyah Berdakwah Lewat Musik Karawitan)
Setelahnya, anak-anak dengan antusias mengikuti berbagai perlombaan. Seperti lomba kapal pesiar dan estafet bambu untuk melatih kekompakan atau kerjasama tim, dan olimpiade HW untuk melatih kecerdasan dengan mengajak siswa-siswi bermain sambil belajar.
Sedangkan pada malam harinya, anak-anak mengikuti lomba membaca al-Qur’an, pentas seni dan api unggun. ”Lomba tartil al-Qur’an di Kemah Ceria Pandu Athfal ini bertujuan agar anak-anak semakin giat dan senang mengaji. Ini sekaligus menumbuh kembangkan karakter religius yang menjadi ciri kader HW,” ujar Kak Rona, Pembina HW SDM 24 Ketintang.
(Baca juga: Serunya Duet Konser Tapak Suci dan Orkestra Musik dari Jepang)
Arfin, salah seorang peserta mengaku senang bisa mengikuti Kemah Ceria Pandu Athfal. Karena siswa kelas 3 yang menjadi peserta terbaik lomba membaca al-Qur’an bisa belajar sambil bermain dengan teman-temannya. ”Saya sangat senang sekali ikut kemah ini. Karena bisa berkumpul dan bermain bersama teman-teman, sekaligus dapat ilmu banyak. Dan lebih asyiknya saya dapat juara dan medali dari snack. Banyak,” ujarnya.
Sementara itu, pada hari kedua, anak-anak diajak untuk menjalankan shalat tahajud dan shalat subuh berjama’ah bersama dengan Bapak/Ibu gurunya. Kemudian anak-anak berolahraga, sarapan dan diakhiri dengan aktivitas penjelajahan dengan berbagai permainan yang menantang di setiap posnya.(arik/aan)