PWMU.CO– Jurnalistik asyik digelar oleh mantan aktivis Masjid Nuruzzaman Universitas Airlangga di Gedung Syariah Tower Kampus B Jl. Airlangga Surabaya, Sabtu (7/1/2023).
Pelatihan menulis bertema Jurnalistik Asyik ini diadakan aktivis dakwah mahasiswa angkatan1980-an. Pesertanya mayoritas emak-emak yang berusia di atas 50 tahun plus membawa anak-anaknya yang sudah kuliah.
Pembicara M Anwar Djaelani, alumnus Fakultas Hukum angkatan 1983 yang juga aktivis dakwah Masjid Unair. Acara pelatihan menulis ini sekaligus reuni berlangsung di Ruang Pusat Halal lantai 14.
Pelatihan berjalan interaktif. Peserta boleh interupsi di tengah penyampaian materi, tak harus menunggu sesi tanya-jawab. Bertanya, langsung mendapatkan pencerahan. Pelatihan Jurnalistik Asyik jadi makin asyik.
Anwar Djaelani membuka paparan dengan menjelaskan, membaca dan menulis bagian penting misi dakwah seperti lima ayat pertama yang diterima Muhammad Rasulullah saw. ”Maka aktif membacalah dan giat menulis. Menulis meninggikan mutu dakwah,” katanya.
Di Indonesia, sambung dia, hanya satu di antara 1000 orang yang suka membaca. Budaya membaca masih rendah di negara ini.
Bila akan membuat tulisan, katanya, tentukan tema terlebih dahulu. Pilih yang aktual. Lalu kuasai masalah tersebut dengan membaca. ”Jika perlu bertanya kepada ahlinya. Gali pengetahuan dan informasi sedalam mungkin,” kata lelaki asal Pamekasan itu.
Menurut dia, semua orang berpeluang menjadi penulis. Mengutip pendapat Prof Abdul Hadi WM: kemampuan menulis itu 5 persen bakat. 5 persen keberuntungan. Sisanya, 90 persen adalah ketekunan.
Menulis bisa memberi inspirasi kepada orang lain. Bahkan bisa menyelamatkan jiwa orang. Dia bercerita, buku antologi karya Asma Nadia dkk berjudul Catatan Hati di Setiap Sujudku menyelamatkan nyawa seorang remaja yang berniat bunuh diri.
”Buku itu menggerakkan kembali semangat hidupnya yang sebelumnya berniat bunuh diri,” tuturnya.
Pembicara yang telah menulis banyak artikel dan buku sejak 1996 berharap, aktivitas menulis sebagai perjuangan dakwah. Karena itu bersihkan diri dari motivasi yang bukan karena Allah seperti ingin viral atau karena ingin mendapatkan uang.
Respons Positif
Peserta menanyakan sejumlah hal berkaitan dengan menulis dan dakwah. Seperti Sawitri, seorang dokter, yang aktif dalam gerakan pendampingan Anak Berkebutuhan Khusus (ABK). Dia ingin menyebarluaskan perihal ABK lewat tulisan.
Wulansari, lulusan akuntansi FE Unair, ingin bisa menulis dengan tema yang bisa membangkitkan kelompok lanjut usia (lansia) yang dibinanya supaya mengerti syariat agama dan mempraktikkannya.
Peserta Nargis, wanita paro baya yang modis dan selalu tersenyum ingin menulis di tengah kesibukan mengurus bisnis properti dan travel haji-umrah.
Beberapa peserta membawa putra dan putri remajanya ikut dalam pelatihan. Seperti Lucky, alumnus FE Unair. Dia angkatan 1983 datang dari Kota Malang. Dia membawa putra dan putrinya, Aris dan Devi.
Aris fasih melafalkan lima ayat pertama surat al-Alaq beserta artinya saat diminta oleh pembicara Anwar Djaelani. Saat praktik menulis, tulisan Aris bikin tertawa peserta. Dia menyebut, pelatihan ini banyak diikuti ibu-ibu berumur 50-an tahun. Mereka berumur matang dan masih penuh semangat.
Penulis Anisah Machmudah Editor Sugeng Purwanto