Dampak Viral Perbuatan Baik atau Buruk Kita yang Difollow Orang Lain; Oleh Ustadz Muhammad Hidayatulloh, Pengasuh Kajian Tafsir al-Quran Yayasan Ma’had Islami (Yamais), Masjid al-Huda Berbek, Waru, Sidoarjo.
PWMU.CO – Kajian ini berdasarkan hadits sebagai berikut:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ ، قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : مَنْ سَنَّ سُنَّةَ ضَلَالٍ فَاتُّبِعَ عَلَيْهَا ، كَانَ عَلَيْهِ مِثْلُ أَوْزَارِهِمْ مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْقُصَ مِنْ أَوْزَارِهِمْ شَيْءٌ ، وَمَنْ سَنَّ سُنَّةَ هُدًى فَاتُّبِعَ عَلَيْهَا ، كَانَ لَهُ مِثْلُ أُجُورِهِمْ مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْقُصَ مِنْ أُجُورِهِمْ شَيْءٌ. رواه ابن ماجه
Dari Abu Hurairah, dia berkata, Rasulullah ﷺ bersabda, “Barang siapa memulai perbuatan buruk kemudian perbuatannya tersebut diikuti oleh orang lain, maka ia akan mendapatkan dosa mereka dengan tidak mengurangi sedikit pun dari dosa-dosa mereka.
Dan barang siapa memulai perbuatan baik kemudian perbuatannya tersebut diikuti oleh orang lain, maka ia akan mendapatkan pahala sebagaimana pahala yang mereka dapatkan tanpa mengurangi pahala mereka sedikit pun.“ (HR Ibnu Majah).
Sanna yasunnu sannan berarti syahadzahu, arhafahu yakni mengasah, menajamkan. Sanna sunnahbermakna wadla’aha yakni membuat, meletakkan, menetapkan. Sanna qanuunan yakni menetapkan peraturan atau undang-undang. Sunnah bermakna thariqah yakni jalan, sunnatullah bermakna hukmuhu yakni hukum, peraturan, ketetapan-Nya.
Hal ini sesuai dengan Firman Allah:
مَّن يَشۡفَعۡ شَفَٰعَةً حَسَنَةٗ يَكُن لَّهُۥ نَصِيبٞ مِّنۡهَاۖ وَمَن يَشۡفَعۡ شَفَٰعَةٗ سَيِّئَةٗ يَكُن لَّهُۥ كِفۡلٞ مِّنۡهَاۗ وَكَانَ ٱللَّهُ عَلَىٰ كُلِّ شَيۡءٖ مُّقِيتٗا ٨٥
“Barangsiapa yang memberikan syafa’at yang baik, niscaya ia akan memperoleh bahagian (pahala) dari padanya. Dan barangsiapa memberi syafa’at yang buruk, niscaya ia akan memikul bahagian (dosa) dari padanya. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (an-Nisa’ 85)
Pahala dan Dosa
Dalam hadits di atas Rasulullah menyampaikan bahwa pahala merupakan dampak positif yang dilakukan dan dosa adalah dampak negatif. Semakin besar dampak yang dirasakan oleh umat manusia maka akan semakin pula pahala atau dosa akan terus mengalir, tergantung apakah berdampak positif atau negatif.
Pada zaman teknologi informasi saat ini, dampak positif dan dampak negatif begitu mudahnya menyebar dengan cepatnya atau istilah sekarang adalah viral. Maka sangat perlu setiap kita berhati-hati dalam rangka meng-upload apa saja, perlu dipertimbangkan apakah hal itu berdampak positif ataukah negatif. Jangan sampai apa yang kita upload di medsos itu merupakan sesuatu yang berdampak negatif karena yang terjadi adalah dosa yang akan terus mengalir bahkan sekalipun kita sudah meninggalkan dunia ini.
Tentu bagi kita orang yang beriman, aktivitas kita tidak terlepas dari hal-hal yang positif sebagaimana pelajaran yang selalu kita dapatkan dari dampak keimanan itu sendiri. Dengan demikian semoga pahala kita akan terus mengalir sekalipun kita sudah meninggal dunia.
Motivasi dalam hadits di atas termasuk dalam rangka memberikan semangat kepada para saintis muslim untuk menemukan berbagai rekayasa teknologi, sehingga dengan penemuannya tersebut dapat memberikan kebaikan dan kemakmuran bagi umat, termasuk dalam rangka lebih memudahkan umat dalam pelaksanaan ibadahnya.
Rekayasa teknologi sebenarnya sudah banyak dan dapat dimanfaatkan untuk kemaslahatan umat, di antaranya HP yang di antara fiturnya adalah tentang adzan sebagai pengingat waktu masuknya shalat, load speaker untuk adzan, pengajian dan lain sebagainya. Juga termasuk pesawat terbang yang memudahkan bagi jamaah hajji dan umrah bagi yang berdomisili di luar negara al-Arabiyyah as-Saudiyyah. Jadi semua itu adalah alat dan tidak termasuk bagian dari ibadah itu sendiri.
Tetapi di balik banyaknya rekayasa teknologi yang telah terbukti bermanfaat bagi umat manusia, akan tetapi di dalamnya juga banyak yang dapat mengarah ke arah yang negatif. Namanya alat maka tergantung siapa yang menggunakannya. Jika orang yang shalih dan paham agama maka akan dimanfaatkan untuk yang bermanfaat, akan tetapi bagi yang tidak paham agama maka akan digunakan tanpa tahu dan sadar apakah apa yang dilakukannya itu bermanfaat atau tidak.
Landasan setiap Aktivitas
Landasan dari semua aktivitas man sanna sunnatan tersebut tiada lain adalah keimanan yakni keikhlasan kepada Allah. Karena tanpa landasan tersebut sia-sia karena berakibat tanpa ada pahala yang mengalir tersebut.
Syarat utama ini merupakan persyaratan mutlak, karena dalam hal ini memang kita sangat dilarang kikir terhadap ilmu yang hakikatnya adalah kepunyaan Allah. Etika atau akhlak Islam mengajarkan jika kita mendapatkan kebaikan hakikatnya adalah karena pertolongan Allah, termasuk di dalamnya adalah ilmu.
Tetapi sebaliknya jika mendapatkan kesialan sesungguhnya hal itu merupakan kebodohan kita sendiri karena Allah dan Rasulullah tidak mengajarkan manusia dalam keterpurukan. Karena itu kita sangat dilarang sombong karena seolah keberhasilan dan kehebatan kita sendiri. Tetapi Allah-lah yang memampukan kita untuk mencapai semua itu.
Jadi hidup ini sesungguhnya hanya menjalankan amanah-Nya. Ada yang diberi kelebihan dan diberikan yang pas sesuai kapasitasnya, sehingga tidak ada yang diberikan kekurangan. Maka semua itu ujian yang tidak seharusnya jika diberikan kelebihan menjadi sombong kepada lainnya, demikian pula jika diberikan sesuai takarannya atau yang pas, maka tidak perlu merasa rendah diri atau minder. Kekuatan iman yang dapat menjadikan setiap hamba dapat menempatkan diri yang sesuai ketentuan Allah dan Rasul-Nya.
Ada Pertanggung Jawaban
Hadits di atas sekaligus memberikan penjelasan bahwa setiap apa yang dilakukan oleh setiap manusia ada pertanggungjawabannya. Setiap kebaikan akan dibalas dengan kebaikan, dan jika berupa kebaikan syarat utamanya adalah keikhlasan diri dalam melakukannya. Sedangkan perbuatan buruk akan dibalas dengan keburukan pula sesuai besar dampak keburukan yang dilakukannya. Dan pada saatnya semua akan dibalas secara adil tanpa ada kezaliman sedikit pun.
إِنَّ ٱلسَّاعَةَ ءَاتِيَةٌ أَكَادُ أُخۡفِيهَا لِتُجۡزَىٰ كُلُّ نَفۡسِۢ بِمَا تَسۡعَىٰ ١٥
“Segungguhnya hari kiamat itu akan datang Aku merahasiakan (waktunya) agar supaya tiap-tiap diri itu dibalas dengan apa yang ia usahakan.” (Thaha :15).
Maka berhati-hati menjadi sebuah keniscayaan. Jika seseorang memulai perbuatan yang buruk dan perbuatannya itu ditiru oleh lainnya, atau berkomplot, maka dosa orang yang memulai tersebut akan terus ditambah dengan orang yang mengikuti jejaknya itu.
Maka dalam hal ini dosanya akan mengalir dan terus bertambah selama perbuatan buruk tersebut di contoh dan diikuti oleh orang lain sebanyak orang yang mengikutinya. Di sinilah keadilan, sekaligus kita harus berhati-hati untuk melakukan segala sesuatu. Hati-hati insya Allah lebih menyelamatkan. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni
Dampak Viral Perbuatan Baik atau Buruk Kita yang Difollow Orang Lain; adalah versi online Buletin Jumat Hanif Edisi 7 Tahun XXVII, 13 Januari 2023