Library on the Road SD Mugeb Hadirkan Pendongeng; Liputan Kontributor PWMU.CO Gresik Sayyidah Nuriyah. Editor Mohammad Nurfatoni.
PWMU.CO – Ada yang spesial di Library on the Road yang digelar Perpustakaan al-Hikmah SD Muhammadiyah 1 GKB (SD Mugeb) Gresik. Tak hanya menyediakan beragam buku yang menarik minat anak-anak membaca di tengah taman bundaran GKB seperti biasa.
Kali ini perpustakaan ramah anak terakreditasi A ini menghadirkan seorang pendongeng dari Persaudaraan Pencerita Muslim Indonesia (PPMI). Biasanya, pustakawan dan guru SD Mugeb sendiri yang bergantian membaca nyaring setiap Ahad pagi di sana.
Usai satu jam menggelar aneka buku sejak pukul 6.30 WIB, di mana anak-anak mulai ramai duduk sambil khusyuk membaca buku, mulailah Tatik Respati Sigit SPd mendongeng. Dongeng ini juga disiarkan secara langsung dari akun Instagram @sdmugeb.library.
Kepada PWMU.CO, sang Kepala Sekolah Mochammad Nor Qomari SSi mengungkap, kehadiran pendongeng PPMI kali ini kelanjutan dari kerja sama yang sudah mereka bicarakan pada saat awal semester II ini. Waktu itu, sekolah ramah anak ini mengundang Bunda Daniek mendongeng untuk menyambut awal masuk semester II. Baca Kisah tentang Akhlak Nabi yang Bikin Tsumamah Masuk Islam.
Kesetiaan Abu Bakar
Bersama Tutik, boneka tangannya, wanita yang biasa disapa Kak Tatik itu mengisahkan kesetiaan Abu Bakar, sahabat Nabi Muhammad SAW, ketika dalam perjalanan hijrah ke Madinah. “Abu Bakar adalah teman yang setia. Dia membantu membawa perbekalan untuk persiapan menuju Yastrib, Madinah,” ujar Kak Tatik, sapaannya, Ahad (15/1/2023) pagi.
Kata Tatik, perjalanan Nabi Muhammad dan Abu Bakar sangat jauh. Nabi Muhammad merasa lelah, bahkan kakinya terluka. Zaman dulu di Madinah banyak batunya sedangkan waktu itu mereka tidak menggunakan alas kaki.
“Apakah Nabi Muhammad berputus asa? Apakah Nabi Muhammad bersedih? Tidak. Nabi Muhammad tetap melanjutkan perjalanan karena itu perintah Allah, meskipun dengan sakit,” lanjutnya.
Ketika sampai di suatu tempat, sambung Tatik, ada sebuah gua yang sangat tinggi. “Ada gua tsur. Lubangnya kecil sekali. Kalau mau naik ke sana harus berusaha memanjat,” jelas perempuan yang sehari-harinya mengajar di TK al-Ibrah itu.
Nabi Muhammad dan Abu Bakar naik ke gunung itu. Kaki Nabi semakin capek dan berdarah. Tatik pun bertanya ke anak-anak yang duduk di hadapannya, “Sebagai sahabat, kalau ada teman yang kesakitan, apa yang dilakukan?” Mereka langsung kompak menjawab, “Membantu!”
“Ya, membantu. Abu Bakar melihat Rasulullah kecapekan. Dia langsung menggendong Rasulullah masuk ke gua. Sampai di atas ternyata tidak masuk dulu,” ujarnya.
Abu Bakar melihat dan berkomentar, “Wah, guanya ternyata banyak lubangnya. Ini bahaya!” Karena takut ada binantang yang masuk, Abu bakar menyobek bajunya. Krek, krek, krek. Ditutup lubangnya sampai semua tertutup. “Insyaallah aman, tidak ada binatang yang masuk,” ujar Abu Bakar lega. Nabi Muhammad dia persilakan masuk untuk beristirahat.
Bantu Melindungi dari Ular
Ketika Nabi Muhammad tertidur, lanjut Tatik, ular itu merayap mendekati kaki Rasulullah. Melihat ular keluar dari lubang yang belum ditutup, Abu Bakar kaget. “Ya Allah, ada ular di dekat kaki Rasulullah! Apa yang harus aku lakukan? Aku nggak mau kaki Rasulullah digigit,” ujarnya.
Karena saking sayangnya, Abu bakar berusaha mengusir ular itu. Ternyata ular itu tidak mau pergi, justru menggigit kaki Abu Bakar. Abu Bakar menahan sakit tapi tidak berteriak. Akhirnya keringat dingin keluar, badannya panas, dan matanya memerah.
Akhirnya abu Bakar teriak karena sudah tidak kuat. Teriakan itu didengar Nabi Muhammad sehingga dia bertanya mengapa Abu Bakar menangis. “Kakiku sakit karena digigit ular ini,” terang Tatik.
Rasulullah kaget Abu Bakar digigit ular. Langsung dia lihat ular itu sambil mengatakan, “Hai ular, jangankan darahnya Abu Bakar, dagingnya pun aku tidak rela kamu makan.”
Lalu ular itu bilang, “Aku bukan mau menggigit Abu Bakar. Tapi Abu Bakar yang menghalangiku melihatmu Rasulullah. Aku ingin melihat dirimu. Aku ingin masuk surga. Abu bakar menghalangiku maka aku gigit kakinya.”
Kata Tatik, itu karena Allah sudah menjanjikan, siapa yang bisa melihat Rasulullah dengan air muhabbah akan dijanjikan masuk surga. Rasul tidak marah mendengarnya. Beliau langsung mempersilakan ular itu melihatnya sampai puas. Si ular melihat Rasulullah lama sekali lalu pergi dengan tenang dan bahgia.
Setelah itu, Nabi Muhammad lewat ludahnya sambil baca basmalah meminta kesembuhan pada Allah. “Itu ludah Rasul yang bisa mengobati kaki Abu Bakar atas izin Allah. Kalau teman-teman sakit, berobat ke dokter, bisa sembuh karena izin Allah!” (*)