PWMU.CO– Belajar beternak kambing dilakukan murid MA Muhammadiyah 8 Takerharjo Solokuro Lamongan, Jumat (13/1/2023).
Para siswa belajar beternak kambing di Peternakan Kambing Panji Etawa milik Adi Sucipto SH di Jalan Raya Takerharjo Solokuro Lamongan. Kunjungan berlangsung pukul 14.00-16.30.
Adi Sucipto sarjana hukum lulusan Universitas Muhammadiyah Malang menjawab setiap pertanyaan beberapa murid mengenai cara memelihara kambing etawa.
Dia menjelaskan, vitamin untuk hewan ternak itu banyak macamnya. Di peternakan ini menggunakan B12 injeksi untuk menjaga ketahanan tubuh dan infeksi pada kambing.
”Kesehatan kambing juga tergantung dari pemberian makanan. Kami memberi makan dua kali dalam sehari. Pagi makanan kering. Sore makanan jadi. Misalnya, konsentrat, kangkung, rumput atau ramban,” jelasnya.
Berat kambing peranakan etawa di tempatnya rata-rata di usia dewasa yang betina 50 sampai 70 Kg dan kambing jantan 70-105 Kg. ”Usia kambing peranakan etawa bisa mencapai 15 tahun berdasarkan,” tuturnya.
Harga kambing peranakan etawa bervariatif berdasarkan kualitasnya. Untuk kelas breading konsumtif harganya berkisar Rp 3-5 juta untuk kambing betina. Rp 5-7 juta untuk kambing jantan dewasa.
Dia menambahkan, per induk produktif dalam waktu 1 tahun 6 bulan bisa menghasilkan empat ekor anakan. ”Usia rata-rata dalam kandungan sampai melahirkan kurang lebih 5 bulan,” tambahnya.
Satu kambing etawa saat hamil bisa melahirkan 1-3 ekor anak. Karena itu beternak kambing etawa cepat berkembang biak. Harga rata-rata anakan kambing Rp 1,7 juta per ekor.
Ada siswa yang menanyakan cara menangani anakan kambing kondisi cacat, Adi Sucpto menerangkan, anakan kambing yang cacat misal kaki pengkor, ditangani secara tradisional dengan cara diluruskan memakai kayu yang diikatkan pada kakinya.
Anak kambing mulai bisa mandiri dengan makan rumput setelah berusia dua bulan. Sebelum usia itu anak kambing menyusu pada induknya.
Memberi Susu
Setelah menjawab pertanyaan siswa Edi Sucipto menawari siswa yang bisa memberikan susu kepada anak kambing. Murid Bari’, Human, Nasywa, dan Fira bersedia.
Mereka berlomba menjadi pemelihara kambing yang terbaik. Bari’dan Nasywah sebagai pemenangnya. Keduanya mendapatkan uang dari Edi Sucipto.
Pembina pandu MAM 8 Takerharjo, Kunawi, menambahkan hadiah uang kepada murid yang terampil membuat miniatur kambing dari plastisin.
Pengalaman belajar beternak kambing bagi murid MAM 8 Takerharjo sangat menyenangkan. Mendapatkan ilmu dan uang.
Penulis Mushlihin Editor Sugeng Purwanto