PWMU.CO – Sebagaimana diilhami Alquran, misi dakwah Muhammadiyah itu ada 3, yaitu pertama, yukhrijunnas minadhdhulumaati ilannuur (membebaskan manusia dari kegelapan menuju cahaya (dinul Islam).
Kedua, menyampaikan bahwa agama Islam adalah satu-satunya agama yang benar di mata Allah dan tidak boleh menganggap benar agama yang lain. Dan ketiga, Islam sebagai rahmatan lil alamin.
(Baca: Begini Seharusnya Merawat Jenazah yang Berpenyakit Menular)
Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Gresik Taufiqullah A Ahmady MAg itu ketika memberikan materi dalam Baitul Arqam yang diselenggarakan Pimpinan Cabang Aisyiyah (PCA) Kebomas Gresik, di SMP Muhammadiyah Giri, Kebomas, Gresik (24-25/3).
Dalam kesemptan itu Taufiq juga menyampaikan tentang konsep Jihad dalam Islam yang diimplementasikan oleh Muhammadiyah. Menurutnya, jihad itu terproyeksikan dalam pendekatan muwajjahah (representatif oleh pimpinan melalui diplomasi yang bersifat praksis) dan pendekatan muaradhah (massifikasi melalui demonstrasi yang bersifat populis).
(Baca: Wakil Bupati Moh Qosim Ikut Meriahkan Puncak Peringatan Hari TB Sedunia yang Digelar Aisyiyah Gresik)
Sementara itu Wakil Ketua PDM Gresik Drs Moh In’am MPd menjelaskan bahwa perjuangan Muhammadiyah di Gresik penuh dinamika. Di antaranya adalah pendekatan kepada masyarakat untuk membentengi kristenisasi dan bibit-bibit korporatokrasi pengusaha asing yang berdampak pada kiprah keagamaan, baik di kalangan Muhammadiyah maupun ormas-ormas Islam lainnya. “Muhammadiyah tampil sebagai inovator, stabilisator, dan penggerak basis keagamaan di wilayah Gresik,” katanya (24/3).
Ide menarik disampaikan Siti Faizah dari Majelis Pendidikan Kader PDA Gresik di hari kedua Baitul Arqam, (25/3). Menyampaikan materi ‘Transformasi Kader’, Faizah menyampaikan gagasan transformasi kader ala pohon pisang, di mana one man one cadre.
(Baca juga: Ketika Para Direktur Rumah Sakit Muhammadiyah Di-Baitul Arqam-kan)
“Tiap kader harus memersiapkan minimal satu tunas kader yang akan meneruskan perjuangan Persyarikatan, sehingga keberlangsungan roda organisasi akan terus berjalan,” ungkapnya. “Ini merupakan strategi efektif untuk menanggulangi krisis kader yang selama ini dihadapi Persyarikatan.”
Dalam kesempatan itu, Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Aisyiyah Jawa Timur Hj Dra Rukmini menjelaskan filosofi Mars Aisyiyah. “Bukan hanya sekedar bait lagu, namun tiap baitnya merupakan manifestasi visi, misi, dan ghirah Aisyiyah dalam bergerak,” ujarnya. Menjadi kader Aisyiyah, kata dia, sejatinya adalah langkah visioner untuk mendapatkan tiket VVIP menuju surga.
“In tanshurullah, yanshurukum, wa basysyiril mu’minin (barangsiapa yang menolong agama Allah, maka Allah akan menjadi penolong bagimu, dan sampaikanlah kabar gembira bagi kaum muslimin),” Rukmini menyemangati peserta.
Selain menerima materi pokok Tantangan Dakwah Muhammadiyah, Khitthah Perjuangan Muhammadiyah, Keaisyiyahan, dan Transformasi Kader, Baitul Arqam juga diisi dengan kegiatan lain seperti melaksanakan qiyamul lail berjamaah diikuti dengan pembahasan kaifiyah shalat menurut Tarjih yang disampaikan oleh Hj Nurfadlilah.
(Baca juga: Ini Asal Muasal Baitul Arqam dalam Pengkaderan Muhammadiyah)
Peserta juga mengikuti Focus Group Discussion (FGD) bersama para fasilitator dengan pembahasan tentang Thaharatul Qulub dan Dinamika Organisasi yang dialami peserta di masing-masing ranting maupun amal usaha.
Selain itu peserta juga diajak outbond dan senam pagi di lapangan, sembari merefleksikan dinamika organisasi dalam bentuk game-game. Baitul Arqam ditutup oleh panitia dengan memberikan apresiasi bagi para peserta berupa doorprize. (Izzah Maulidah)