Siswa MAM 8 Lamongan Belajar Bahasa Langsung di Kafe, liputan kontributor Lamongan
PWMU.CO – Siswa MA Muhammadiyah (MAM) 8 Takerharjo Solokuro Lamongan, Jawa Timur mengikuti kegiatan belaja mengajar di Kafe Panji Kedaton, Jumat (20/1/23).
Guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris Mushlihin SAg SPd menjelaskan tujuan dari kegiatan pembelajaran di kafe ini, selain metode belajar tidak membikin siswa tidak bete, adalah siswa belajar dengan langsung praktik.
“Siswa belajar bahasa Inggris dengan materi procedure text, how to make coffee,” ujarnya.
Dia menyampaikan dalam pembelajaran tersebut, siswa membawa peralatan dan bahan. Misalnya gelas, sendok, termos, kopi, gula, dan air panas. Pada pukul jam 14.00 mereka menuju kafe yang letaknya cukup strategis di tepi jalan raya menuju Makam Sunan Drajad dan dekat Masjid Ar-Rayyan Muhammadiyah.
“Selain itu, kafe tersebut dkat dengan Balai Pengobatan Panji Sehat. Kafe ini milik dari alumni MAM 8 Takerharjo Solokuro Lamongan.”
Dalam teknis pembelajarannta, siswa dibagi enam kelompok. Tiap kelompok terdiri dari 6 siswa. Setelah itu, mereka mendemonstrasikan cara membuat kopi dengan waktu 5 menit. Untuk juri berasal dari pelayan kafe dengan kriteria adalah penyajian dan rasa.
Kualitas Kopi
Mushlihin menjelaskan setelah proses pembelajaran, siswa juga diberi kesempatan untuk diskusi terkait dengan kualitas kopi dengan chef Adhim.
“Dalam diskusi antara pelayan dan siswa, disebutkan jenis kopi dengan kualitas terbaik adalah arabika dan robusta. Sedangkan kriteria kopi yang enak apabila memiliki aroma yang kuat dan rasa yang khas.”
Untuk faktor apa yang mempengaruhi rasa kopi tergantung cara pengolahan kopi. Jenis kopi yang paling murah dan mahal, untuk pasar ekspor kopi luak tetap masih paling mahal, tapi harus dari kotoran luak alami langsung.
Cara membedakan kopi yang berkualitas baik, biasa dilihat dari ukuran biji kopi. Utamanya biji yang besar, sebab biji yang besar berarti nutrisinya tercukupi.
“Alhamdulillah, dengan pembelajaran ke kafe ini, selain siswa bisa langsung praktik materi bahasa Inggris, mereka juga memperoleh ilmu yang bermanfaat dari sumber aslinya,” tuturnya. (*)
Co-Editor Ichwan Arif. Editor Mohammad Nurfatoni