Calon Ketua PDM Sidoarjo harus penuhi syarat ini; Liputan Moh Ernam, kontributor PWMU.CO dari Kabupaten Sidoarjo.
PWMU.CO – PDM Sidoarjo menggelar konferensi pers terkait peluncuran logo Musyawarah Daerah (Musyda) Ke-11. Kegiatan berlangsung di Kantor PDM, Jalan Mojopahit No 666B Sidoarjo, Selasa (24/1/23).
Sebagaimana diketahui, logo Musyda Ke-11 Muhammadiyah Sidoarjo mengusung ikon baru berupa tugu/monumen Babalayar. Musyda akan diselenggarakan di Auditorium KH Ahmad Dahlan Kampus I Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida), Ahad (5/3/23).
Wakil Sekretaris PDM Sidoarjo Imam Mahfudzi MFillI mengatakan, pimpinan baru yang akan dipilih dalam Musyda ke-11 nanti harus punya visi baru dan semangat baru. “Ini memang semangatnya begitu, karena ketua yang akan digantikan saat ini sudah dipromosikan dan menjadi anggota Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur,” terang Imam.
Hal tersebut, lanjut dia, karena Ketua PDM Sidoarjo saat ini, yakni drh Zainul Muslimin sudah terpilih menjadi Bendahara PWM Jatim. Maka bisa dipastikan, ketua terpilih nantinya pasti orang baru.
“Ustadz Zainul Muslimin tidak mungkin lagi bisa dipilih sebagai anggota di Muhammadiyah Sidoarjo. Beliau sekarang sudah menjadi bendahara PWM Jatim periode 2022-2027,” tutur dosen PPNS itu.
Imam menyampaikan, sampai sejauh ini proses penjaringan masih dilakukan. Belum ada calon yang terdaftar maupun yang didaftarkan oleh pemegang suara.
“Insyaallah setelah ini pasti kami kirimkan surat penjaringan calon. Surat akan kami sampaikan ke PDM Sidoarjo, PCM se-Sidoarjo, dan juga organisasi otonom (ortom) tingkat daerah,” ungkap Imam yang juga ketua panitia pemilihan (panlih) tersebut.
Kriteria Khusus
Menanggapi pertanyaan tentang kriteria khusus calon pimpinan PDM Sidoarjo, Ketua PDM Sidoarjo drh Zainul Muslimin menegaskan, tidak ada syarat khusus untuk untuk menjadi Ketua PDM Sidoarjo.
“Semua akan disaring dari pencalonan. Di Muhammadiyah tidak memilih ketua, tapi memilih formatur. Tim formatur nanti yang akan memilih Ketua,” terangnya.
Muhammadiyah, lanjutnya, merupakan organisasi terbuka, siapa saja yang memenuhi syarat bisa menjadi pimpinan di Muhammadiyah. “Muhammadiyah bisa menerima siapa saja untuk menjadi pimpinan di Muhammadiyah, dalam rangka mengabdikan dirinya untuk kemajuan umat,” imbuh ketua Lazismu Jatim 2015-2022 itu.
Secara khusus syarat yang harus dipenuhi adalah sudah menjadi pimpinan daerah, pimpinan cabang, pimpinan ortom tingkat daerah, atau pengurus majelis dan lembaga daerah.
“Semua yang dicalonkan sebagai formatur dan sesuai persyaratan akan diverifikasi dan dipilih dalam Musyda. Siapapun yang terpilih insyaallah sudah yang terbaik,” urai Zainul Muslimin.
Relasi Partai Politik
Sementara, untuk posisi Muhammadiyah di antara Partai Amanat Nasional (PAN) dengan Partai Ummat, Zainul Muslimin menegaskan, bahwa Muhammadiyah tetap menjaga jarak yang sama dengan seluruh partai.
“Tidak ada keterikatan Muhammadiyah dengan partai tertentu. Kader Muhammadiyah sudah banyak bertebaran di semua partai. Jadi, Muhammadiyah tidak bisa terikat dengan partai tertentu,” paparnya.
Seperti diketahui bahwa kader Muhammadiyah Sidoarjo sudah merata di semua partai. Mulai PDIP, Nasdem, Gerindra, PAN, dan Partai Ummat. “Jadi kita dorong semua kader aktif di partai politik. Oleh karena itu, Muhammadiyah harus tetap menjaga jarak yang sama dengan semua partai,” pungkasnya. (*)
Co-Editor Darul Setiawan. Editor Mohammad Nurfatoni.