Bulan Rajab: Pesan Damai, Kehancuran Umat, dan Isra Mikraj oleh Abu Nasir, Ketua PDM Kota Pasuruan
PWMU.CO– Rajab termasuk bulan penting dalam penanggalan Hijriyyah. Ia salah satu dari empat bulan yang dimuliakan. Al-Qur an menyebutkan dalam surat at-Taubah ayat 36
إِنَّ عِدَّةَ ٱلشُّهُورِ عِندَ ٱللَّهِ ٱثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِى كِتَٰبِ ٱللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضَ مِنْهَآ أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۚ ذَٰلِكَ ٱلدِّينُ ٱلْقَيِّمُ ۚ فَلَا تَظْلِمُوا۟ فِيهِنَّ أَنفُسَكُمْ ۚ وَقَٰتِلُوا۟ ٱلْمُشْرِكِينَ كَآفَّةً كَمَا يُقَٰتِلُونَكُمْ كَآفَّةً ۚ وَٱعْلَمُوٓا۟ أَنَّ ٱللَّهَ مَعَ ٱلْمُتَّقِينَ
Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah Allah beserta orang-orang yang bertakwa.
Kitab kitab tafsir al-muktabarah seperti Ibnu Katsir, al-Tabary dan al-Qurtuby rata-rata merujuk kepada hadits yang dikeluarkan oleh Imam Ahmad, saat Rasulullah menunaikan haji wada. Beliau bersabda : ”Ingatlah, sesungguhnya zaman telah berputar seperti keadaannya sejak hari Allah menciptakan langit dan bumi. Satu tahun terdiri atas dua belas bulan, empat bulan di antaranya adalah bulan-bulan haram (suci); tiga di antaranya berturut-turut, yaitu Dzulqa’dah, Dzulhijjah, dan Muharram; yang lainnya ialah Rajab Mudar yang terletak di antara bulan Jumada (Jumadil Akhir) dan Sya’ban.”
Ibnu Katsir juga mengutip sebuah hadits riwayat Ibnu Umar yang sama persis hadits tersebut, namun secara redaksi, bulan pertama yang diucapkan Rasulullah adalah bulan bulan Rajab.
Pesan Damai
Bulan Rajab disebut juga Rajab Mudar. Suku dominan paling kuat di Arab utara sangat memuliakan bulan ini. Di zamannya suku-suku sekitarnya berdamai, tidak menumpahkan darah dan menyarungkan pedang karena mengagungkan bulan Rajab.
Mereka menyembelih binatang dalam ritual Athirah. Darah binatang diusapkan ke berhala sebagai persembahan. Rasulullah sendiri mengakui sebagaimana dalam hadits di atas. Rajab Mudar merupakan bulan mulia dan agung. Meskipun demikian tidak ditemukan riwayat hadits sahih yang bisa dijadikan landasan melakukan amalan khusus seperti shalat raghaib, puasa hari pertama hingga sepuluh hari berikutnya beserta pahalanya maupun bacaan dzikir tertentu.
Rajab Mudar sejatinya menyiratkan pesan damai islam kepada umat manusia. Di bulan ini kita diminta menebar kasih sayang, membangun silaturrahim dan menghindarkan diri dari berbuat aniaya dan perselisihan.
Orang -orang yang selama ini terbiasa menyemburkan sumpah serapah, caci maki, fitnah dan kebencian satu sama lain sepatutnya merenung dan menggantikannya dengan saling memaafkan dan memberikan bantuan.
Ruang media sosial, pergaulan dan publik harus disuguhi sajian berita, perilaku, sikap dan pembicaraan yang menyejukkan dan mendamaikan, setidaknya hingga empat bulan ke depan sebagai latihan menjaga hati sikap dan perilaku damai.
Kehidupan yang selama ini dipenuhi oleh permusuhan, saling bantai, dan menjatuhkan harus diubah menjadi kehidupan yang nyaman, indah, dan harmoni.
Perang Tabuk dan Pembebasan Baitul Maqdis
Dua perang besar yang terjadi di bulan Rajab yaitu Ghazwah Tabuk dan pembebasan Baitul Maqdis.
Tabuk terletak antara lembah al-Qura dan Syam. Berjarak 778 kilometer dari Madinah. Pertempuran Tabuk terjadi di Rajab tahun 9 H (Oktober 630). Perintah untuk angkat senjata diumumkan ketika Bizantium memobilisasi massa untuk menyerang muslim yang berhasil menaklukkan Mekkah secara damai.
Izin perang di bulan Rajab diberikan untuk membela diri dan kehormatan dari serangan pasukan Romawi. Seruan perang suci terjadi di musim panas, udara terik membakar, medan sangat berat, musuh juga kuat. Ketika Nabi memobilisasi sahabat untuk berangkat banyak yang uzur di antara sahabat.
Tokoh-tokoh dan pahlawan Islam terkemuka justru mengorbankan segala yang yang dimilikinya demi beroleh nilai jihad.
Abu Bakar ra mengorbankan seluruh hartanya. Umar ra juga rela menyerahkan setengah hartanya. Utsman bin Affan ra mempersiapkan perlengkapan perang untuk sepertiga pasukan. Sahabat lainnya, banyak yang menginfakkan hartanya melebihi kemampuan mereka. Akhir perang ini diabadikan Allah dalam surat at-Taubah ayat 117.
Pada bulan Rajab pula Yerusalem dibebaskan dari tentara salib oleh Raja Salahuddin al-Ayubi dari Mesir tahun 583 H atau September-Oktober 1187 M. Penyebab perang di bulan ini hampir sama: penindasan pasukan salib terhadap warga muslim.
Upaya pembebasan sebelumnya dimulai di masa kepemimpinan muslim Imaduddin Zingi, hingga periode berikutnya. Puncak kemenangan di tangan Salahuddin. Yerusalem dikuasai serdadu salib selama 88 tahun. Tanggal 2 Oktober tahun 1187 M, setelah tiga bulan mengepung kota itu dalam pertempuran Hattin, pasukan muslim Salahuddin Al-Ayubi membebaskan kota suci itu.
Kehancuran Umat
Peristiwa tak kalah besar dan menentukan lainnya adalah Isra Mikraj Nabi Muhammad saw. Perjalanan Nabi Muhammad saw dari Masjidil Haram (Makkah) ke Masjid al-Aqsha di Palestina. Dari sana Nabi bertolak melanjutkan perjalanan ke langit tertinggi dalam waktu semalam.
Al-Qur an menceritakan peristiwa ini dalam surat al-Isra ayat 1 dan an-Najm ayat 13-18. Para ahli sejarah Islam menyebut Isra Mikraj terjadi setahun sebelum Rasulullah saw hijrah ke Madinah. Pada tanggal 27 Rajab. Isra Mikraj hanya bisa dipahami dengan iman.
Hikmah dan buah Isra Mikraj berdampak besar bagi umat Islam. Yaitu perintah shalat wajib lima kali sehari. Allah mengingatkan suatu saat ada generasi yang akan ditimpa azab dan kehancuran akibat meninggalkan shalat.
Nabi meminta umat menjaga shalat lima waktu untuk menjaga kelanggengan suatu bangsa dan generasinya.
فَخَلَفَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ خَلْفٌ اَضَاعُوا الصَّلٰوةَ وَاتَّبَعُوا الشَّهَوٰتِ فَسَوْفَ يَلْقَوْنَ غَيًّا ۙ
Kemudian datanglah setelah mereka (generasi) pengganti yang mengabaikan shalat dan mengikuti hawa nafsu. Mereka kelak akan tersesat dan hancur. (Maryam: 59)
Peringatan Tuhan ini telah terbukti. Dari waktu ke waktu umat dan generasi akhir zaman semakin meningalkan keyakinan dan ritual wajib agamanya. Kristen yang awalnya dipeluk oleh mereka yang secara kuat dan teguh memegang keyakinan meluncur jatuh ke dalam agama yang ditinggalkan oleh umatnya.
Gereja-gereja yang tadinya penuh sesak oleh para jamaah berubah sepi. Banyak di antaranya yang dijual. Negeri-negeri mayoritas Kristen, Katolik berubah sekuler dan atheis.
Hal yang sama bisa saja terjadi pada umat Islam. Jangan sampai umat meninggalkan komitmen iman menjaga agama, keyakinan, dan ritual shalat. Supaya Islam berjaya sepanjang masa.
Editor Sugeng Purwanto