PWMU.CO – Baru-baru ini, tiga mahasiswa program studi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) sukses menjadi juara pertama pada event Jogja Public Relations Days (JPRD) yang diselenggarakan organisasi profesi Perhumas Muda Yogyakarta pada Selasa (25/3) lalu.
Tiga mahasiswa yang tergabung dalam klub PR Eskalator UMM tersebut yaitu Hanny Dwi Rahmawati, Bertya Salama Mentari, dan Syahidah Nabilah Muslim. Ketiganya merupakan mahasiswa Ilmu Komunikasi angkatan 2015 yang mengambil konsentrasi PR.
”Semula, kami sempat pesimis karena berhadapan dengan peserta lain yang notabene berasal dari perguruan tinggi ternama. Tapi, tim ini berhasil mengalahkan finalis lainnya,” kata koordinator kelompok Hanny Dwi Rahmawati saat ditemui Sabtu (1/4).
Sembilan finalis tersebut berasal dari Universitas Indonesia, Universitas Padjajaran, London School of Public Relations, Universitas Islam Indonesia, Universitas Atmajaya Yogyakarta, Universitas Islam Sultan Agung, serta Sekolah Tinggi Multi Media Yogyakarta.
Selain berasal dari kampus ternama, para peserta JPRD sebagian besar memiliki pengalaman yang mumpuni dalam berbagai kompetisi PR tingkat nasional. “Mereka rata-rata berpengalaman, sedangkan bagi kami, ini merupakan debut perdana, makanya kami sempat pesimis. Namun, alhamdulillah semua pertanyaan juri bisa kami jawab dengan baik,” ujar mahasiswi asal Palu, Sulawesi Tengah ini.
(Baca: Alumni UMM Muhammad Syukron Eko Jadi Ketua Perhimpunan Pelajar Indonesia Polandia)
Adapun juri yang menilai yakni dari Kementerian Pariwisata Republik Indonesia, Client Service Director di Ogilvy Public Relations Jakarta, Rizanto Binol, serta Head of Corporate Reputation Department STIKOM The London School of Public Relations Jakarta Olivia Deliani Hutagaol.
Hanny beserta kedua kawannya itu dituntut membuat strategi Public Relations sesuai tawaran tema panitia, yakni terkait Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN). Dari 25 kawasan yang masuk dalam daftar KSPN, Pantai Morotai, Sulawesi Tenggara dipilih sebagai objek strategi komunikasi kelompok ini.
“Kemarin kita buat proposal 15 halaman dengan tempo pengerjaan selama satu bulan. Sampai sana, katanya di sana ada brief 2-nya. Ternyata brief 2 itu cuma jebakan batman, kita cuma diminta presentasi brief 1 aja,” kata Hanny saat menceritakan pengalaman lombanya.
(Baca juga: Ketua PPI Polandia Muhammad Syukron Eko Ingin Populerkan Budaya Indonesia)
Diakui Hanny, kerjasama antar anggota dan ide berbeda jadi kunci keberhasilan mereka.”Selain berkat bimbingan kakak-kakak tingkat kami, teamwork jadi hal yang penting dilakukan. Selain itu, bagi kami, ide sederhana itu justru bagus kalau realistis,” imbuh Hanny.
”Pas awarding itu kami udah nggak mau datang karena pesimis bakal bisa menang, karena mau hujan juga. Tapi sampai akhirnya dinyatakan jadi juara itu bikin speechlessbanget,” tambah Syahidah yang turut diwawancarai.(hum/aan)