Smamda Menggelar Coaching of School Magazine; Liputan Nisrin Adelyna, Kontributor PWMU.CO Sidoarjo.
PWMU.CO – SMA Muhammadiyah 2 (Smamda) Sidoarjo, Jawa Timur, menggelar Coaching of School Magazine by Matan di Auditorium Nyai Walidah Smamda Sidoarjo, Sabtu (11/2/2023).
Waka Humas PSDM Siti Agustini MPd membuka pelatihan yang diikuti oleh 35 murid dan guru Smamda Sidoarjo.
Bu Tin, sapaan akrabnya, mengungkapkan majalah Al Qolam pada mulanya dikelola anak Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) sehingga pada akhirnya dinamai Al Qolam. Kata Al Qolam diambil dari potongan ayat Nun walqalami wama yasthurun yang dimaknai sebagai pena.
Kemudian ibu lima anak ini merefleksi, dalam beberapa kali pelaksanaan Muhammadiyah Eeducation (ME) Award, majalah sekolah ini tidak masuk final. Walaupun sudah mencermati majalah-majalah sekolah lain yang menjadi pemenang, ternyata di kesempatan ME Award selanjutnya masih belum bisa masuk final kembali.
Sementara itu, kata Bu Tin, redaksi Matan ini adalah juri lomba majalah sekolah di ME Award. Dia berharap, dengan acara ini Al Qolam bisa menjadi lebih baik. “Nantinya bisa membawa nama kita kembali menjadi salah satu sekolah Muhammadiyah yang memiliki majalah sekolah yang bisa diandalkan,” ujarnya.
Bu Tin pun menyemangati peserta agar mengikuti acara coaching dari awal hingga akhir. Tak lupa ia menambahkan ada banyak konsumsi yang disediakan, termasuk kopi panas yang bisa dinikmati.
Resep Menulis Prof Biyanto
Narasumber pertama, Prof Biyanto memulai sesi dengan memberikan pertanyaan siapa yang ingin menjadi penulis hebat dan mengenalkan sedikit siapa kedua rekannya.
Tanpa berteori lebih banyak, Prof Biyanto langsung menyampaikan resep menulis 3M (menulis, menulis, dan menulis). Sebagai Pemimpin Umum Redaksi Matan, ia sangat senang jika peserta bisa mengirimkan karya ke Matan.
“Yang ingin tulisannya dimuat di Matan, bacalah Matan. Yang ingin menulis di majalah Al Qolam ini, maka bacalah Al Qolam. Sehingga tahu gaya selingkungnya Matan atau Al Qalam,” katanya. Menurutnya agar tahu gaya selingkung penulisannya . Tak lupa ia menekankan gaya selingkung setiap majalah berbeda-beda.
Melanjutkan sesinya, Biyanto mengajak peserta untuk berani berproses. “Berani berproses adalah salah satu kunci menjadi penulis hebat,” katanya.
Menurutnya, ia pun tak luput dari kegagalan sebelum akhirnya tulisan-tulisannya dimuat di berbagai media massa ternama. Melanjutkan penjelasannya, pria kelahiran larena Lamongan ini memberitahu peserta, jika tulisanmya tidak dimuat di satu koran, maka akan dikirimkan ke koran lainnya.
“Tentu saja dibarengi dengan perbaikan-perbaikan dalam tulisannya agar lebih sempurna,” ujarnya. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni