PCM Paciran Terima Kunjungan PCM Mergangsan Yogyakarta. Liputan Gondo Waloyo, Kontributor PWMU.CO Lamongan
PWMU.CO – Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Paciran, Lamongan, Jawa Timur mendapat kunjungan dari PCM Mergangsan Yogyakarta. Acara penyambutan digelar di MIM 20 atau Panti Asuhan Pondok Pesantren Karangasem Paciran, Sabtu (4/2/2023).
Ketua PCM Paciran, Drs M Anwar MPd, dalam sambutan singkatnya mengenalkan amal usaha di PCM dan PCA Paciran. Ada 11 Ortom, 22 PRM, 22 PRA,18 PRNA, 2 klinik 1 Lazismu dan 1 Panti Asuhan Anak Yatim.
Anwar mengajak PCM Paciran dan PCM Mergangsan untuk mempererat hubungan silaturrahim meskipun jarak terpaut jauh antara Paciran dan Yogyakarta.
Dia juga menyampaikan, PCM Paciran Lamongan ini sebenarnya kecil, di hampir setiap desa di kecamatan Paciran warga Muhammadiyah adalah minoritas.
“Hanya karena punya niat dan semangat kuat saja sehingga nampak dari luar, kalau warga Muhammadiyah PCM Paciran ini besar. Itulah juga barangkali yang menjadikan PCM ini punya AUM banyak,” terang Pak Anwar yang mengajar di MA Al Ishlah dan SMPM 12 Sendangagung ini.
Pimpinan rombongan yang juga Ketua Majelis Dikdasmen Mergangsan, Tri Hardiyanto MKes menyampaikan ucapan terima kasih atas hangatnya sambutan dari PCM Paciran Lamongan ini.
“Sambutan ini mirip sambutan calon besan, besanan antara Yogyakarta dengan Paciran,” selorohnya sambil tersenyum.
Tri Hardiyanto mengatakan, jika PCM Paciran terkenal dengan disiplin dan tertibnya berorganisasi, maka PCM Mergangsan Yogyakarta dikenal karena punya makam KH Ahmad Dahlan dan punya panti asuhan Muhammadiyah tertua.
Kunjungan Ke SMPM 12 Dan Ponpes Al Ishlah Paciran
Dari 51 rombongan PCM Mergangsan Yogyakarta yang studi tiru ke PCM Paciran, ada 6 rombongan yang diantar ke SMPM 12 Sendangagung. Rombongan itu dari SMPM 9 Karangkajen Yogyakarta. Sedangkan rombongan lainnya menyebar ke Ponpes Karangasem, Ponpes Modern, dan Panti Asuhan Pondok Pesantren Karangasem.
Kunjungan dari SMPM 9 Karangkajen Yogyakarta ke SMPM 12 Sendangagung, disambut tabuhan musik tradisional Jidor Surya Nada yang ditampilkan para siswa. Rombongan nampak tertegun dan tidak lupa mendokumentasikan pagelaran musik yang ditampilkan dengan rancak padu itu.
“Musik perkusi yang apik dimainkan oleh anak belia yang manut dan nurut,” komentar salah satu rombongan.
Kepala SMPM 12, Aminudin SPd menyampaikan, jumlah siswa di sini mencapai 1200 siswa. Untuk memenuhi kebutuhan dalam bidang akademik, sekolah mengembangkan kurikulum pondok, penguatan bahasa Arab dan Inggris serta kurikulum dari Kemendikbud. Selain itu, masih ada kegiatan ekstrakurikuler yakni muhadloroh, HW seni dan olahraga.
Kepala SMPM 9 Karangkajen Yogyakarta, Margiasih, mengaku ingin meniru dan belajar tips dari SMPM 12 Paciran yang memiliki banyak siswa ini.
“Murid saya cuma 400 an dan cenderung menurun jumlahnya,” aku Margiasih.
Sementara itu, Ketua PRM Sendangagung, menuturkan, dengan kolaborasi kurikulum ini, murid SMPM 12 Sendangagung ini tidak hanya dari sekitar Sendangagung tetapi ada dari luar daerah, luar Jawa bahkan luar negeri.
“Adanya pesantren itulah kunci besarnya jumlah murid, meskipun tidak mudah merawat pesantren, harus ada Kiai yang berkharisma, dan kurikulum yang kuat,” tegas Ustadz Salim yang juga dosen STIQSI Lamongan ini.
Saat sesi tanya jawab, ada salah satu tamu yang bertanya tentang SPP bulanan dan biaya hidup di pondok. Pertanyaan ini dijawab langsung oleh Ustadz Salim. Dia mengatakan, biaya total per bulan 625 ribu rupiah.
Mendapat jawaban tersebut, para tamu pun terkejut dan membalas, “Kok murah banget, kok nutut biaya semurah itu,” ujar salah satu tamu keheranan.
Acara diakhiri dengan keliling lingkungan SMPM 12 Sendangagung dan Pondok Pesantren Al Ishlah Sendangagung. (*)
Co-Editor Nely Izzatul Editor Mohammad Nurfatoni