PWMU.CO – Pimpinan dan Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng Jombang, KH. Salahuddin Wahid hadir di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Ulama yang akrab disapa Gus Sholah ini memberi kuliah umum bertema “Humanisme Islam dalam Kehidupan Materialistik-Hedonistik”.
Gus Sholah mengatakan saat ini humanisme sering dimaknai sebagai bagian yang terpisah dari nilai-nilai spiritual transenden. Memasuki era posmodernisme, manusia malah menjadi kelompok muktazilah. Memisahkan diri dari agama dan menentukan hidup dengan caranya sendiri.
(Baca: Blak-blakan Cak Nun soal Kondisi Indonesia: Tinggal Ditolong Tuhan apa Tidak…)
”Humanisme dikenal sejak awal kehidupan Islam. Banyak ayat dalam al-Qur’an yang juga menerangkan hal ini. Salah satunya yang sering diungkapkan KH Ahmad Dahlan, pendiri Muhammadiyah, yakni surat Al-Maun,” kata Gus Sholah di hadapan mahasiswa yang hadir di Masjid A.R. Fachruddin UMM, Sabtu (1/4).
Surat ini, lanjut Gus Sholah menyinggung bahwa manusia yang mendustakan agama adalah mereka yang menghardik anak yatim dan tidak memberi makan orang miskin. ”Inilah bukti bahwa Islam menjunjung tinggi humanisme,” tegasnya.
Gus Solah mengungkapkan bahwa manusia berasal dari Tuhan dan akan kembali ke Tuhan. Manusia dikirimkan ke bumi untuk menjadi khalifah, menjadi wakil Tuhan. ”Jadi lengkapilah dengan kemampuan untuk mempergunakan akal. Inilah humanisme Islam,” ujarnya.
Gus Sholah dengan tegas menyatakan bahwa masyarakat Indonesia tak pantas menganut prinsip hedonisme dan materialisme. Karena hedonisme adalah paham yang menganut bahwa hidup mesti digunakan untuk kepuasan diri. Sedangkan matreliasme beranggapan bahwa hidup adalah materi, tak ada yang selain itu.
(Baca juga: Dari Korak hingga Qori’: Candaan KH Hasyim Muzadi tentang Din Syamsuddin yang IPNU tapi Pimpin Muhammadiyah)
”Selain bertentangan dengan falsafah hidup bangsa Indonesia, hal ini tentunya bertentangan dengan nilai-nilai Islam,” Gus Sholah mengingatkan.
Indonesia, lanjut Gus Sholah akan mendapat bonus demografi pada tahun 2020 sampai 2030 nanti. ”Ini adalah potensi yang luar biasa, jadi harus digunakan untuk berkarya lebih. Namun, bonus demografi juga membawa ancaman,” terangnya.
Di akhir kuliah umumnya, Gus Sholah berpesan pada para pemuda untuk menjauhi rokok, narkoba, gizi buruk, dan hedonisme ini.
Di saat yang sama, dalam sambutannya Rektor UMM Fauzan menegaskan kuliah umum oleh tokoh agama ini adalah sebagian dari upaya UMM untuk berkontribusi dalam memperbaiki karakter mahasiswa.(hum/aan)