Saat Dua Grup Drumben Sekolah Muhammadiyah Beraksi, liputan kontributor PWMU.CO Gresik Anik Nur Asia Mas’ud
PWMU.CO – Penampilan dua drumben membuka pawai mobil hias Musyawarah Daerah (Musyda) ke-11 Muhammadiyah dan Aisyiyah Gresik, Sabtu (18/2/2023).
Di depan Gedung Dakwah Muhammadiyah (GDM) Sidayu itu, drumben dari SD Muhammadiyah Sidayu Gresik Gita Paramarta Yuwana, tampil terlebih dahulu membawakan lagu Sang Surya dan Pok Ame-ame.
Setelah beberapa mobil pawai melaju melewati garis start, tampilan kedua dimainkan oleh Drumben dari MIM Golokan Sidayu Gresik, Symphony Surya Nada. Mereka membawakan lagu Sang Surya, Sahabat, dan Pok Ame-Ame.
Dikomandoi mayoret di depan, pemain dengan apik membawakan lagu demi lagu. Dengan bangga dan percaya diri mereka memukul dan menekan alat yang mereka bawa. Baik itu snare drum, cello, maupun alat musik drumband lainnya.
Tak ketinggalan pemain colour guard, pemain nonmusik yang membawa bendera, memamerkan keindahan permainan bendera mereka.
“Anak-anak ini belum pernah latihan drumben, karena waktu kelas I dan II saat itu covid. Di kelas IV dan V ini mereka baru bisa latihan,” terang Khusnaini Arif, pengurus Drumben Gita Paramarta Yuwana.
Latihan untuk persiapan drumben pawai Musyda ini, lanjutnya, dilakukan selama satu bulan. “Satu pekan dua kali setelah pulang sekolah, dari jam setengah dua sampai setengah lima,” ujarnya.
Jadi, karena baru mengenal drumband, pelatih Kurniawan Ramadhani, Mohammad Ali dan Mohamam Vinansya di awal terasa sulit saat mengenalkan partiture lagu kepada 42 pemain. Disamping not angka dan juga not bendera yang harus mereka baca.
“Tapi setelah lagu pertama bisa, lagu kedua cepat, tidak sampai satu pekan mereka sudah bisa,” jelasnya.
Memegang Bendera
Khusnaini Arif menceritakan, grup drumben ini berdiri sejak tahun 2005. Yang tampil selalu siswa kelas IV dan V. Siswa kelas III biasanya yang memegang bendera.
“Kalau kelas VI sudah harus konsentrasi dengan sekolahnya, belajar untuk menghadapi ujian,” ucapnya.
Yang membuat dia heran, siswa yang di pelajaran agak lambat dan rangkingnya di belakang, Ketika memegang alat drumband nilai pelajaran mulai meningkat.
“Jadi drumband ternyata menjadi motivasi mereka, melatih konsentrasi. Seperti kapan waktunya saya harus mukul alatnya. Ini berdampak juga ke belajarnya,” ungkapnya.
Persiapan yang sama juga dilakukan 48 pemain di drumben MIM Golokan Sidayu. Mereka latihan kurang lebih selama satu bulan.
Kepala madrasah Miftahul Jannata SS menjelaskan, siswa pulang sekolah pukul satu siang. Kemudian pukul dua kembali ke sekolah, latihan hingga menjelang magrib.
“Latihannya di sekolah, tapi untuk latihan jalan kita keluar sekolah soalnya kalau di dalam tempatnya terbatas,” ujarnya
Meskipun sempat saat latihan ada anak yang sakit dikarenakan beberapa hari cuaca hujan, tetapi mereka menyambut antusias untuk penampilan drumband di Musyda ini. Begitu juga dengan wali murid.
“Apresiasi yang bagus untuk anak-anak, mereka sudah tampil dengan baik di kegiatan Musyda,” ucapnya. (*)
Co-Editor Ichwan Arif. Editor Muhammad Nurfatoni.