Muhammadiyah Harus Menjadi Umat di Atas Rata-Rata, Liputan Muhammad Fajar Al Amin
PWMU.CO – Prof Abdul Mu’ti mengatakan Muhammadiyah harus selalu berusaha meningkatkan kualitas. Karena itu tema kita setelah Muktamar di Surakarta adalah Muhammadiyah Unggul Berkemajuan.
“Ini kita jadikan tagline gerakan, karena amal usaha Muhammadiyah (AUM) sangat besar, tapi harus kita akui dalam ungkapan yang sering kita sampaikan We are the large but not yet the best. Kita ini mungkin yang terbesar tapi belum yang terbaik,” paparnya di hadapan 3200 peserta.
Abdul Mu’ti menyampaikan hal itu dalam Tabligh Akabr Semarak Musyawarah Daerah (Musyda) Ke-11 Muhammadiyah dan Aisyiyah di Alun-Alun Tanggul, Jember, Sabtu (18/2/2023) malam.
“Muhammadiyah berusaha dengan AUM (amala usaha Muhammadiyah)-nya itu mengamalkan firman Allah dalam al-Quran, ‘Kuntum khaira ummah uhrijat linnas’. Kamu sekalian adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia. Karena itu kita harus berupaya meningkatkan kualitas untuk AUM kita, agar bermanfaat lebih banyak lagi bagi umat dan masyarakat,” terangnya.
Prinsip Fastabiqul Khairat
Menurutnya Muhammadiyah harus menjadi bagian umat yang terbaik dan di atas rata-rata. “Bahasa Jembernya itu above average, di atas rata-rata, sesuai ajaran yang dilaksanakan Muhammadiyah dalam al-Quran yaitu fastabiqul khairat,” ujarnya.
Fastabiqul khairat itu, lanjut Prof Mu’ti, tidak sekadar berlomba-lomba dalam kebaikan, tetapi berlomba-lomba menjadi yang terbaik. Karena itu ada tiga prinsip dalam ber-fastabiqul khairat.
Pertama, kita bisa menjadi yang terbaik jika kita berbuat baik. Kita senantiasa berbuat baik, senantiasa beramal shalih. Itulah kunci untuk kita menjadi umat yang terbaik.
Kedua, umat Islam ini harus menjadi umat yang produktif, dengan beramal shalih, bekerja, dan banyak berbuat. Bekerjalah dengan penuh rasa cinta, bekerja untuk mencapai cita-cita yang luhur. Selanjutnya berbuatlah sesuatu secara rutin, terus-menerus, sampai menjadi habis atau kebiasaan dan kebiasaan itu adalah kebiasaan kita berderma.
“Kemudian kita harus qana’ah, yang sering diartikan dengan bekerja keras. Karena itu warga Muhammadiyah harus menjadi umat yang produktif tidak boleh menjadi umat yang malas,” jelasnya.
Ketiga, lanjut dia, senantiasa berbuat yang terbaik. Tidak boleh asal bekerja. Tidak boleh asal jadi. Tidak boleh bekerja formalitas tapi bekerja dengan orientasi keunggulan. “Inilah yang menjadi alasan menjadi umat yang maju, menjadi umat yang unggul,” kata Mu’ti.
Dia berpesan agar warga Muhammadiyah menjadi pioneer, terdepan dalam kebaikan, “Berusahalah untuk menjadi yang terdepan. Menjadi pioneer. Menjadi pelopor, berusaha menjadi yang pertama dalam berbuat kebaikan,” tuturnya. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni