Shalat Jumat Darurat di Bandara, Begini Pesan Khatib; Liputan Basirun.
PWMU.CO – Peserta Student Explore Overseas (SEO) Singapura SD Muhammadiyah 6 (SD Musix) Gadung Surabaya mengakhiri misi muhibah kesenian, Jumat (17/02/2023).
Saat hari pertama tiba di Singapura, peserta berkunjung di Madrasah Wak Tanjong al-Islamiyah, Rabu (15/2/2023). Mereka juga menampilkan angklung yang harmoni di sana.
Esoknya, mereka mengunjungi Olympiad International School, Kamis (16/2/2023). Setelah itu mereka lanjut jalan-jalan dan berbelanja di Universal Studio Singapore. Anak-anak semangat mengemas bawaan dan oleh-oleh yang mereka beli di Universal Studio Singapore pada malam harinya.
“Anak-anak, jangan lupa kartu checklist diisi setelah memasukkan barang bawaan ke dalam koper!” pesan Anisa Herwati SPd guru pendamping SEO.
Anak-anak pun kompak menjawab, “Siap ustadzah!” Meski badan lelah, mereka tetap semangat memastikan tidak ada barang yang tertinggal sebelum tidur.
Belum sempat tidur nyenyak, siswa diajak bangun untuk persiapan check out pukul 02.00 waktu Singapura. Karena kelelahan, rata-rata mereka sulit bangun. “Maklum anak-anak memang sangat capek,” kenang Puspitawati SPd, guru pendamping lainnya.
Pukul 08.15 waktu Singapura, pesawat Scoot sudah lepas landasan menuju bandara Juanda. Mereka mendarat dengan selamat pada 10.30 WIB. Saat itu wali siswa sudah berjajar di pintu boarding. Mereka mengamati setiap penumpang yang keluar, tak mau melewatkan kehadiran buah hatinya.
Ajakan Shalat Jumat
Satu per satu anak-anak pun kembali ke pelukan orangtuanya. Namun mereka belum bisa meninggalkan bandara karena barang-barang masih antre di bagasi.
“Ustadz, ini sudah pukul 11.30 WIB. Di mana kita shalat Jumat? Katanya office boy (OB) di sini tidak ada masjid?” tanya Alden Rasyid Putra Respatia, salah satu perserta SEO.
“Kita nanti shalat Jumatan di sini saja,” jawab Munahar SHI MPd, Kepala Sekolah. Akhirnya mereka menuju mushalla di dekat sana.
“Nanti Alden yang adzan, ya!” seru Darmaji, guru pendamping lainnya. “Siap, Ustdaz!” jawabnya sambil mengangkat jempol.
Di mushala berukuran 5×8 meter itu mereka shalat Jumat. Tidak ada jamaah lainnya. Hanya ada beberapa ibu berseragam calon jamaah umrah yang sedang menunggu waktu penerbangan.
Munahar menjadi khatib. Muhammad Fakhri Abdullah, Nalendra Keanu Harun Ar Rasyid, Felix Albana Odelio Kurniawan, Darmaji, Basirun dan dua wali siswa menjadi makmumnya.
Sekretaris Majelis Tabligh Pimpinan Wilayah Jawa Timur ini menyitir surat al-Baqarah ayat 45.
وَٱسْتَعِينُوا۟ بِٱلصَّبْرِ وَٱلصَّلَوٰةِ ۚ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلَّا عَلَى ٱلْخَٰشِعِينَ
Artinya, “Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk.”
Melalui ayat itu, dia mengajak jamaah memikirkan mengapa sabar disebut lebih dahulu daripada shalat. “Karena shalat itu berat. Membutuhkan kesabaran. Sabar dalam tepat waktu, sabar untuk menjalankan secara berjamaah. Hanya orang yang berjiwa istikamah yang dapat menegakkan shalat,” terangnya.
Dia menutup khutbahnya dengan berkisah. “Suatu hari, ada orang marah-marah di bandara karena tertinggal pesawat yang ditumpanginya. Sampai dia komplain kepada salah seorang petugas. Bahkan dia memaksa ingin masuk ruang boarding,” ujarnya.
Tetapi, lanjutnya, apa daya pihak keamanan menolak sangat ketat. Tampak betul kemarahan dan kekecewan di raut wajahnya.
Setelah beberapa saat, dia meninggalkan bnadara. Tiba-tiba ada berita pesawat yang akan ditumpanginya kecelakaan. Terkejutlah dia.
“Ya Allah, ternyata inilah hikmah di balik keterlambatan kami ini. Aku mohon ampun atas suudzan kami pada-Mu,” tutupnya. (*)