Penjelasan Rektor ITS tentang Perubahan Seleksi Masuk PTN, Liputan Alfi Faridian, Kontributor PWMU.CO Sidoarjo.
PWMU.CO – Rektor ITS Prof Dr Ir Mochamad Ashari M Eng IPUC A Ang menjelaskan transformasi seleksi masuk perguruan tinggi negeri di acara acara Pertemuan Proyek Manajemen Operasional (PMO) V Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur.
Acara yang diikuti oleh kepala sekolah penggerak angkatan 1 dan 2 se-Jawa Timur itu diadakan di SMA Muhammadiyah 2 (smamda) Sidoarjo Kamis (16/2/2023)
Perubahan seleksi tersebut merujuk pada Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia Nomor 48 tahun 2022, tentang Penerimaan Mahasiswa Baru Program Diploma dan Program Sarjana pada Perguruan Tinggi Negeri.
Diskusi singkat yang dipandu oleh Dr Eko Redjo SPd MPd, tersebut sangat bermakna. Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Sidoarjo tersebut meminta Prof Ashari, panggilan akrab Rektor ITS, agar memberikan pencerahan bagaimana prosedur penerimaan mahasiswa baru baik program diploma dan program sarjana di perguruan tinggi negeri (PTN) pada umumnya dan di Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) pada khususnya.
Menurut Prof Ashari yang juga Ketua Umum Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB), pada tahun 2023 telah terdata 47.941 sekolah dan 3.442.727 murid. Sedangkan daya tampung di PTN sebanyak 557.000 calon mahasiswa.
“Ada beberapa jalur seleksi yang ditentukan, di antaranya jalur prestasi (SNBP) minimum 20 persen, jalur tes minimum 70 persen, dan jalur mandiri maksimum 30 persen. Pastinya masing-masing jalur memiliki persyaratan yang berbeda-beda,” terangnya.
UTBK Berbeda
Dia menambahkan Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) 2023 berbeda dengan tahun sebelumnya. Ashari menjelaskan, materi yang diujikan adalah tes skolastik dan tes literasi. Pada tes skolastik yang akan diuji adalah kemampuan penalaran umum, pengetahuan dan pemahaman umum, kemampuan membaca dan menulis, serta pengetahuan kuantitatif.
Sedangkan tes iterasi dalam bahasa Indonesia adalah memahami, menggunakan, mengevaluasi, merefleksikan berbagai jenis teks untuk mengembangkan dan menyelesaikan masalah dan mengembangkan kapasitas individu sebagai warga Indonesia dan dunia agar dapat berkontribusi secara produktif pada masyarakat.
Sedangkan penalaran matematika bertujuan mengukur kemampuan berpikir menggunakan konsep, fakta, data, untuk menyelesaikan masalah sehari-hari, pada berbagai jenis konteks yang relevan.
Dari paparan yang disampaikan, Prof. Ashari berharap murid-murid bisa mengikuti seleksi ini dengan jujur dan terhormat. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni