PWMU.CO – Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah 2005-2015 Prof Dr M Din Syamsuddin mengatakan perilaku berkemajuan merupakan jalan kebangkitan peradaban Islam.
Hal itu disampaikannya pada pembukaan Konperensi Internasional tentang “Perilaku Berkemajuan antara Ajaran, Pengamalan, dan Penerapan Bersama” (Al-Suluk al-Hadhari, Wa’yun, Fi’lun, Ta’ayusy) di Oran, Aljazair, Sabtu (25/2/2023).
Konferensi berlangsung atas prakarsa Majelis Islam Tinggi Aljazair ini dihadiri sekitar 600 ulama dan cendekiawan Muslim dari berbagai negara. Dari Indonesia hadir Din Syamsuddin dan Chalief Akbar, Dubes RI untuk Aljazair, satu-satunya Dubes yang diundang ke konferensi tersebut.
Dalam pidato singkatnya pada pembukaan konferensi, Din Syamsuddin mengatakan bahwa tema konperensi ini penting dan tepat waktu karena masalah yang kita alami dewasa ini adalah adanya kesenjangan antara cita-cita dan fakta dalam membangun peradaban.
Islam adalah agama peradaban (din al-hadharah), namun, menurut Guru Besar Politik Islam Global FISIP UIN Jakarta ini, umat Islam belum tampil sebagai pemegang supremasi peradaban dunia, sebagaimana pernah terjadi di abad-abad pertengahan 9-11 Masehi.
“Maka sangat penting dan mendesak bagi Dunia Islam untuk merancang kembali strategi peradaban dan untuk itu perilaku berkemajuan (al-suluk al-hadhari) di kalangan umat Islam harus menjadi orientasi kesadaran dan kehidupan,” tegasnya, dalam keterangan tertulis yang diterima PWMU.CO, Senin (27/2/2023) siang.
Ketua Poros Dunia Wasatiyyat Islam (World Fulcrum if Wasatiyyat Islam) ini menegaskan perilaku berkemajuan yang perlu ditampilkan umat Islam perlu mengambil bentuk jalan tengah (wasatiyyah) agar dapat mengatasi kerusakan dunia akibat ekstrimitas dan liberalisme baik dalam bidang politik, ekonomi, maupun budaya.
“Perilaku berkemajuan perlu mementingkan kerja untuk produktivitas, kedisiplinan, penghargaan akan waktu, dan hidup efisien-efektif. Selain itu mutlak perlu menampilkan kebersamaan dan kerja sama,” ujarnya.
Tampil pada pembukaan konferensi memberi sambutan Mufti Mesir Syaikh Syauqi Ibrahim, Mantan Mufti Bosnia Syaikh Mustofa Cheric, dan Ketua Majelis Islam Tinggi Aljazair Syaikh Bou Abdullah Ghulamullah yang menjadi Menteri Urusan Agama Aljazair selama 17 tahun.
Konperensi tiga hari itu berlangsung di Auditorium Masjid Agung Oran, kota terbesar kedua di sebelah barat Aljazair dan di pinggir Laut Mediterania yang bersejarah itu. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni