Smamda Sidoarjo Teken MoU dengan Madarasah Muallimin dan Muallimaat Yogyakarta; Liputan Siti Agustini
PWMU.CO – SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo (Smamda) Jawa Timur, meresmikan jalinan kerja sama dengan Madrasah Muallimin dan Muallimaat Muhammadiyah Yogyakarta.
Perjanjian kerja sama alias memorandum of understanding (MoU) ditandatangani bersama oleh Kepala Smamda M. Zainul Arifin SKom MM), Direktur Muallimin H Aly Aulia Lc M Hum, dan Direktur Muallimaat Unik Rasyidah MPd), Selasa (28/2/2023) di Perpustakaan Syafi’i Maarif yang lokasinya dalam Kampus 2 Muallimin Sidayu.
Kerja sama dengan dua madrasah yang diselenggarakan Pimpinan Pusat Muhammadiyah ini diwujudkan setelah kunjungan studi tiru Smamda pada 7 September 2022 yang lalu. Kolaborasi tiga amal usaha Muhammadiyah (AUM) ini dalam hal peningkatan kualitas pendidikan dan pembelajaran guru dan siswa.
Dalam sambutannya, M. Zainul Arifin ingin terus ngangsu kawruh ke saudara tua, Muallimin dan Muallimat. “Kami bermimpi guru dan karyawan serta siswa bisa belajar di Muallimin dan Muallimat. Terutama ingin belajar tentang keislaman dan kemuhammadiyahan yang harus terus dikuatkan,” ujarnya.
Setelah mengucapkan ahlan wa sahlan kepada rombongan Smamda, Direktur Muallimin Aly Auliamenegaskan pentingnya kerja sama ini untuk berbagi amanah dari persyarikatan. “Kami menyambut baik kolaborasi dan kerja sama ini. Penting sekali mengingat amanah persyarikatan untuk dapat mencetak kader yang memiliki kualitas keilmuan dan spirit ideologi Muhammadiyah,” ujar laki-laki yang juga alumni Muallimin ini.
Ustadsz Aulia, sapaan akrab dia, menjelaskan sebagai madrasah di bawah PP Muhammadiyah, Muallimin diamanahi untuk mencetak kader yang baik. Nantinya kader ini dapat menjadi pelopor, pelangsung, dan penyempurna AUM. Selanjutnya mereka mengenalkan spirit Muhammadiyah di tempat Muhammadiyah diinisiasi. Dan masyarakat pun sekarang langsung merasakannya.
Oleh sebab itu Muallimin membuka diri dalam hal kerja sama. Dicontohkan seperti SMP Muhammadiyah Metro Lampung dan SMP Muhammadiyah 2 Taman Sidoarjo yang siswanya sudah belajar di Muallimin dan Muallimat. Dikemas dalam program ‘Sekolah Kader’ dengan kegiatan Baitul Arqam dan rekreasi. Selain siswa belajar, kekaderan juga dikuatkan dengan mengajak mereka ke situs-situs penting Muhammadiyah di Yogyakarta.
Aulia juga mengungkapkan keinginannya untuk memagangkan para siswa dan gurunya di Smamda untuk belajar dan berlatih agar kompeten dalam bidang lomba tertentu. “Kita juga konkretkan kerja sama ini dengan program-program kegiatan lainnya secara maksimal. Muallimin menerima dan siap bekerja sama dengan semangat perjuangan yang sama,” ujarnya di akhir sambutannya.
Pola Pengaderan Muallimaat
Direktur Muallimaat Unik Rasyidah, mengawali sambutannya tentang Muallimaat sebagai representasi Aisyiyah yang neyandang peran perempuan persyarikatan berkemajuan. “Santriwati Muallimaat harus menjadi perempuan yang wawasannya kuat dan luas,” lanjutnya.
Ustadzah ini pun memaparkan ada poin pembeda dengan Muallimin, yaitu ada pola pengaderan yang lengkap. Mulai pengaderan tingkat IPM sampai Aisyiyah.
“Santriwati di kelas I MTs harus mengikuti Baitul Arqam Dasar, kelas II Taruna Melati yang merupakan program pengaderan IPM, dan kelas III ada Baitul Arqam Madya,” ungkapnya. Unik pun menambahkan para santriwati di kelas 4 MA ikut Pelatihan Dakwah IPM untuk persiapan ‘Muballigh Hijrah’ (MH). Program MH adalah program para santri harus terjun secara langsung ke masyarakat untuk berdakwah.
Ketika sudah di kelas V dan VI, santriwati wajib menyelesaikan Orientasi Nasyiatul Aisyiyah dan Baitul Arqam Purna’.
“Kita saling mengisi. Kalaupun saling mengadopsi, saya pikir masing-masing memiliki karakteristik. Prinsipnya Muallimat menerima dengan tangan terbuka dan siap untuk saling berkunjung. Inilah bagian dari silaturahmi kita,” ujar Unik mengakhiri sambutannya.
Acara penandatanganan MoU pun dilakukan ketiganya dan dilanjutkan dengan sharing tentang program MH dan pengelolaan santri dan santriwati. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni