Sosialisasi Calon Anggota PDM Sidoarjo dengan Pawai Taaruf dan Jalan Sehat; Liputan Kontributor PWMU.CO Sidoarjo Muh Ernam.
PWMU.CO – Muhammadiyah ingin memberi manfaat sebesar-besarnya. Salah satunya dengan fokus mencerdaskan kehidupan berbangsa dan bernegara. Demikian kata Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Sidoarjo drh Zainul Muslimin saat jumpa pers di Pusat Dakwah PDM Sidoarjo, Sabtu (4/3/2023).
Dalam kesempatan itu, Zainul mengungkap, pihaknya berusaha menyosialisasikan calon-calon pimpinan agar semua punya kesempatan untuk bisa melihat kemudian memilih siapa yang terbaik. Dia lantas menerangkan, sosialisasi calon pimpinan dilaksanakan dalam bentuk pawai ta’aruf dan jalan sehat.
Perkiraan awal, pesertanya cuma tiga ribu, bahkan usulan awal cuma seribu peserta. Tapi kenyataannya peserta membeludak menjadi tujuh ribu. “Kita sampai diminta Polres Sidoarjo agar menutup form pendaftaran karena dikhawatirkan bisa sangat banyak pesertanya,” ujar Zainul.
Sosialisasi berwujud pawai ta’aruf dan jalan sehat ini, kata Zainul, harapannya mampu mengenalkan prospek dakwah di Sidoarjo. Dia menegaskan, semua pimpinan terpilih harus siap dengan kondisi umat di Sidoarjo. “Artinya, orang-orang yang terpilih nanti betul-betul orang yang sudah selesai dengan dirinya sendiri dan berpikir sepenuhnya untuk umat,” imbuhnya.
Dia menekankan, “Setelah fokus dengan pendidikan, saat ini Muhammadiyah fokus dengan filantropi. Ada MDMC dan Lazismu yang semakin dirasakan manfaatnya.”
MDMC merupakan singkatan Muhammadiyah Disaster Management Center, lembaga yang bergerak dalam penanggulangan bencana. Sedangkan Lazismu merupakan lembaga amil, zakat, infak, dan shadaqah Muhammadiyah. Lembaga ini bertugas mengumpulkan dana untuk pemberdayaan masyarakat.
Bebas Praktik Tercela
Melalui jalan sehat dan pawai ta’aruf, menurut Zainul, seluruh peserta Musyawarah Daerah (Musyda) dinilai cukup untuk mengenal dan menilai sosok calon pimpinan. Karena setiap anggota Musyda akan memilih formatur.
“Dari 45 calon formatur akan dipilih sebelas calon. Jadi sebelas orang ini yang akan menjadi tim formatur. Tim formatur kemudian akan bersidang untuk menentukan ketua, sekretaris, bendahara, dan bidang-bidang yang dibutuhkan. Siapa terpilih sebagai ketua tergantung sebelas orang itu,” tegas Zainul.
Dalam pemilihan sebelas orang ini, Zainul berharap, peserta Musyda terhindar dari praktik tercela seperti money politics. Dia menekankan, “Tidak ada jual beli suara. Semoga sistem bisa menghindarkan warga Muhammadiyah dari praktik tercela. Semua harus sesuai sunnah Rasulullah!”
Menurut Zainul, ciri pimpinan yang dipilih harus punya waktu. “Kober, bener, pinter,” ujarnya.
Selain itu, fisiknya harus kuat, amanah, tabligh, dan fathonah. “Muhammadiyah Sidoarjo keuangannya sudah diaudit oleh kantor akuntan publik dengan wajar tanpa pengecualian (WTP),” pungkas Zainul. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni/SN