PWMU.CO– Sampaikan LPJ (Laporan Pertanggungjawaban) PDM Sidoarjo periode 2015-2022, Ketua PDM Drh Zainul Muslimin mengungkap kelebihan dan kekurangan realisasi program.
Hal itu dia sampaikan dalam sidang pleno pertama pada Musyda ke-11 Muhammadiyah Sidoarjo di Umsida, Ahad (5/3/2023) mulai pukul 13.00.
Di depan forum Drh Zainul Muslimin ditemani angota PDM lainnya Drs. Sudarsono, Imam Mahfudzi MFil, dan Mujiono SE.
Ketua PDM Sidoarjo Drh Zainul Muslimin sampaikan LPJ atas program-program yang sudah berjalan dengan baik. Dia menyoroti program yang menurutnya menjadi ciri khas Muhammadiyah, tetapi pelaksanaannya belum seperti yang diharapkan. Program tersebut adalah Al-Islam, Kemuhammadiyahan, dan Bahasa Arab (Ismuba).
”Kita mempunyai ciri khas pendidikan yang menjadi tanggung jawab Majelis Diksasmen yaitu holistic education dan Al-Islam, Kemuhammadiyahan, Bahasa Arab (Ismuba),” tegasnya.
Dua hal tersebut, lanjutnya, tidak ada di lembaga pendidikan yang lain, lebih-lebih pendidikan Ismuba. Pada kepemimpinan yang akan datang dia mengharapkan lebih dipertajam aplikasi pelajaran ini.
”Dua hal tersebut ibarat tahi lalat, walaupun terlihat kecil tetapi mencolok, jangan sampai dihilangkan,” tandasnya.
Menurut dia, holistic education merupakan pendidikan yang mengembangkan seluruh potensi siswa secara harmonis meliputi potensi intelektual, emosional, fisik, sosial, estetika, dan spiritual.
Dia juga merekomendasikan kepada pimpinan yang akan datang agar lembaga yang besar wajib membantu lembaga kecil, terutama dalam penggajian guru dan karyawan. Seperti yang telah dilakukan Umsida.
”Contohnya, uang Umsida itu tidak hanya untuk Sidoarjo, tetapi sampai ke mana-mana. Bagaimana, apakah bapak-bapak setuju kalau lembaga yang besar membantu yang kecil?” serunya kepada para musyawwirin.
“Setuju…!” Serempak musyawwirin menjawab.
Dia menyampaikan, sudah mempunyai data guru dan karyawan di Sidoarjo membutuhkan kucuran dana dari lembaga yang sudah besar. Dana yang dibutuhkan juga cukup besar. Berdasarkan data itu anggaran yang dibutuhkan sebesar Rp 900 juta.
Dia memberikan contoh PDM Ponorogo telah menerapkan semangat gotong royong. Sekolah-sekolah dan AUM yang besar diinstruksikan membantu yang kecil. Dengan pemgalaman pribadinya bersama PDM Ponorogo ingin menularkan kebiasaan baik ini di PDM Sidoarjo. ”Nanti tidak ada lagi istilah lembaga gemuk dan tidak,” tandasnya.
Penulis Basirun Editor Sugeng Purwanto