Jeep dan Sungai Kuning Jadi Sensasi Smamda Outing Class, liputan kontributor PWMU.CO Sidaorjo Ernam
PWMU.CO – Siswa SMA Muhammadiyah 2 (Smamda) Sidoarjo mengadakan kegiatan Outing Class di Lava Tour Merapi Yogyakarta, Sabtu (25/2/2023).
Pemandu Wisata Alfarizi menyampaikan siswa Smamda melakukan pengembaraan di Lereng Merapi dengan menggunakan Jeep sisa perang dunia kedua.
“Merapi merupakan sebuah gunung yang terkenal sangat aktif di dunia. Sering batuk bahkan meletus,” terangnya.
Dia memaparkan semua siswa masuk ke Jeep sesuai pilihan masing-masing. Satu Jeep berisi empat orang. Bagi yang memiliki postur agak kecil, satu Jeep bisa diisi lima orang terang.
“Silahkan naik empat-empat atau lima-lima sesuai Jeep yang disukai,” arahnya.
Setelah siswa naik ke Jeep masing-masing, mereka langsung mengenakan helm dan bergaya seperti tentara sedang melakukan pertempuran. Helm yang dikenakan mulai yang model cebok sampai modes seperti helm pasukan sekutu.
Mereka bergaya sambil difoto oleh fotografer profesional dan tidak profesional. Ada yang bergaya narsis dan juga ada yang bergaya tidak karu-karuan. “Semua berpegangan, duduk, pakai helm, dan tidak boleh berdiri,” serunya.
Setelah semua siap, lanjutnya, jeep meluncur dengan cepat di jalanan yang menanjak dan tidak rata. Perjalanan menjadi seru karena selain jalan yang tidak mulus sopir juga mempermainkan gas. Apalagi saat menikung, kondisi gas malah justru dinaikkan sehingga para peserta langsung menjerit-jerit.
“Jadi memang harus hati-hati karena wisata ini sedikit dibuat berkesan dan olahraga jantung. Jadi harus berpegangan dan helm harus dipakai sesuai standar,” terangnya.
Namun, sambungnya, namanya juga anak-anak, semua tetap bergembira bahkan tidak lupa berswafoto ketika di atas Jeep yang melaju kencang. Bahkan ada yang sambil memfoto temannya juga yang berada di depan atau di belakang.
Museum Sisa Hartaku
Alfarizi menjelaskan destinasi yang pertama adalah Museum Sisa Hartaku. Museum ini gunung ada di Lereng Merapi juga dan lebih keren itu kalah jauh dibandingkan museum ini.
“Museum yang tidak seperti museum setiap hari selalu dikunjungi oleh banyak orang, terutama kalau akhir pekan baik Sabtu maupun.”
Kegiatan pertama adalah berfoto di bawah tulisan Museum Sisa Hartaku. Semua siswa dan pendamping berdiri berjajar. Ada yang di bawah tulisan, ada yang di atas tangga, ada yang di atas tulisan Museum Sisa Hartaku.
Setelah acara sesi foto selesai siswa langsung menuju ke dalam museum. Di dalam museum ini ternyata ada kerangka sapi, kerangka hewan-hewan yang terbakar oleh letusan lahar panas gunung Merapi.
Ada juga sisa-sisa kerangka sepeda motor, kerangka gamelan, ada gong, ada piring, cangkir, mangkok, dan juga ada foto-foto terkait dahsyatnya letusan gunung Merapi. Tas yang terbakar juga ada di situ.
“Ini sebagai pelajaran bagi kita mengenai dahsyatnya letusan gunung Merapi, dahsyatnya bencana alam yang bisa hadir kapan saja dan bisa menimpa siapa saja terang,” ujarnya.
Sensasi Sungai Kuning
Selesai melihat seluruh isi Museum Sisa Hartaku, dengan mengendarai jeep, siswa menuju Sungai Kuning yang merupakan aliran lahar dingin Gunung Merapi.
“Sungai memiliki dam untuk menahan lahar dingin agar tidak langsung menerjang desa di bawahnya. Di kali ini ada kubangan air yang dilalui jeep. Kubangan ini memang sengaja dibuat untuk kegiatan seru-seruan naik jeep.”
Begitu memasuki sungai Kuning, jeep yang sudah antre langsung tancap gas. Kondisi jalan yang merupakan batu-batu dan pasir dari Gunung Merapi langsung mengganjal ban sehingga meloncat-loncat.
Jeep langsung di gas masuk ke dalam kubangan air sehingga muncrat kemana-mana. “Mas-mas mau basah-basahan apa tetap kering?” tanya driver jeep Rahman kepada penumpang.
Rata-rata peserta minta yang biasa-biasa karena tidak membawa baju ganti, baju gantinya ada di bus. Maka jeep langsung dihentakkan gasnya dan masuk ke kubangan air yang lebih panjang sehingga muncul cipratan kanan kiri tapi tidak banyak yang masuk ke mobil.
Tidak hanya itu, jeep sekali lagi diputar mengelilingi air dan langsung masuk ke kubangan kembali. Ada tiga kubangan yang menjadi sasaran, mulai dari yang hanya kubangan kecil, kubangan besar, dan kubangan panjang.
Semua menyajikan sensasi air yang menyiprat ke mana-mana, sehingga teriakan terdengar dari sana-sini. Tegang. “Luar biasa, ini selain memacu spot jantung, juga memacu ketegangan karena harus berpegangan ke badan mobil,” ucap Alfian, salah satu peserta. (*)
Co-Editor Ichwan Arif. Editor Mohammad Nurfatoni.