Spemajugres Gelar Fashion Show Batik Ecoprint Karya Siswa, liputan kontributor PWMU.CO Gresik Ida Maimunah
PWMU.CO – Siswa kelas IX SMP Muhammadiyah 7 Cerme Gresik (Spemajugres), Jawa Timur menggelar kegiatan Fashion Show, Kamis (2/3/2023).
Guru Prakarya dan Seni Budaya Syamsul Arifin SPd mengatakan kegiatan ini dilaksanakan di Lapangan Perguruan Spemajugres. Persiapan tim produksi untuk acara ini terbilang sangat singkat yaitu 3 hari. Pendeknya waktu ini kita maksimalkan sebaik mungkin.
“Hal ini disebabkan beberapa hari sebelumnya sekolah mengalami banjir sehingga tertunda terus setiap kali mau mengadakan rapat untuk acara Fashion Show ini,” ujarnya.
Dia memaparkan pagelaran busana ini terlaksana hasil dari pembuatan batik ecoprint yang dilakukan langsung oleh siswa kelas IX. Pembuatan batik ini merupakan bentuk tugas di semester ganjil. Mereka juga mendesain dan merancang busana sendiri pada semester genapnya.
“Sampai pada akhirnya mereka melaksanakan Spemajugres Fashion Show Day sebagai bentuk puncak penilaian dalam ujian praktik siswa siswi kelas IX,” ungkapnya.
Fashion Show
Syamsul Arifin menjelaskan setiap siswa akan tampil dengan karyanya sendiri dalam Ajang Fashion Show ini.
“Diharapkan dengan event ini siswa dapat mengasah kemampuannya, kreativitasnya, ketrampilannya dan kemandiriannya. Ketiga karakter ini adalah fokus pembelajaran ini,” katanya.
Dia menyampaikan pembuatan batik ecoprint siswa dibimbing dan mengikuti pembinaan secara maksimal. Dengan proses ini, lanjutnya, harapannya siswa dapat mencintai dan menjaga lingkungan.
“Siswi mempunyai bekal ketrampilan di bidang tata busana sehingga mampu menciptakan dunia kerjanya sendiri (wirausaha),” tekannya.
Untuk proses pembuatan batik ini, alat dan bahannya yaitu, kain bebas, daun jati, atau daun yang lainnya asalkan daun itu dapat mengeluarkan warna alami, bunga, pewarna alami (secang dan teger), dan panci untuk merebus.
“Ada dua jenis teknik dalam pengerjaan batik ecoprint ini yaitu ecoprint steam (dengan cara dikukus) dan ecoprint pounding (dengan cara dipukul pukul). Kedua cara ini diberikan ke siswa sehingga mereka memiliki wawasan dalam pembuatan batik,” jelasnya. (*)
Co-Editor Ichwan Arif. Editor Mohammad Nurfatoni.