Liputan Musyda Menyatukan Keping Puzzle; Liputan Kontributor PWMU.CO Surabaya Muhammad Syaifudin Zuhri.
PWMU.CO – Meliput Musyawarah Daerah (Musyda) Ke-18 Muhammadiyah dan Musyda Ke-17 Aisyiyah Kota Surabaya awalnya tak terpikirkan. Pasalnya, Ahad (26/2/2023) itu ada agenda ke luar kota yang sudah saya rancang jauh hari.
Hingga pada Rabu (22/2/2023) sekitar pukul 19.50 WIB, Pemimpin Redaksi PWMU.CO Mohammad Nurfatoni menelepon saya secara langsung lewat Whatsapp. Ustadz Fatoni meminta saya agar bersedia meliput agenda lima tahunan itu.
“Ayo, bikin liputan tentang Musyda Surabaya yang lebih heboh! Jangan kalah dengan liputan Musyda di kota lain, seperti Gresik dan Probolinggo, berita Musydanya sangat variatif,” ucapnya.
Setelah itu, saya segera menghubungi Koordinator Liputan Musyda Muhammadiyah-Aisyiyah Kota Surabaya Salman Al Farisi. Kami bikin janji bertemu dan berdiskusi agenda Musyda.
Saat saya menyadari keterbatasan dan singkatnya persiapan tim liputan Musyda ini, akhirnya saya memutuskan untuk membatalkan agenda ke luar kota. Saya memilih berkontribusi di liputan Musyda.
Gayung bersambut, akhirnya saya bisa bertemu Gus Salman, begitu Salman Al Farisi biasa dipanggil, Jumat (24/2/2023) sore di Kantor PDM Kota Surabaya, Jalan Wuni. Kami berdua diskusi seru, lalu Yuda Panuluh bergabung.
Usai menunaikan shalat Maghrib berjamaah, kami bertiga membubarkan diri. Saya lanjut hadir di SD Muhammadiyah 9 Surabaya dekat Pantai Kenjeran hingga dini hari. Kebetulan di sana bertemu Nasirudin, anggota tim liputan Musyda Surabaya. Dia konfirmasi tak bisa hadir di acara Musyda.
Sabtu (25/2/2023) sore saya inisiatif menulis persiapan Musyda dengan meninjau lukisan karya siswa SMP-MTs Muhammadiyah se-Kota Surabaya. Saya bertemu Pak Pri di SMP Muhammadiyah 10 Surabaya.
Usai kirim berita, penulis langsung geser ke Kantor PDM Surabaya guna rapat koordinasi H-1. Sang editor killer PWMU.CO Sugeng Purwanto memimpin rapatnya.
Dejavu Bikin Kikuk
Musyda Kota Surabaya dimulai Ahad (26/2/2023) pagi di At Tauhid Tower lantai 13 Kompleks Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya. Jalan Sutorejo No. 59, Dukuh Sutorejo, Mulyorejo, Surabaya, Jawa Timur.
Memasuki kompleks ini bikin saya dejavu. Sebab, pada 2011-2012, saya bagian Tim Publikasi dan Pemberitaan UM Surabaya di masa Rektor Prof Zainuddin Maliki.
Setelah sebelas tahun, akhirnya penulis kembali ke UM Surabaya untuk liputan Musyda. Awalnya kikuk juga karena banyak hal berubah. Termasuk gedung At Tauhid Tower. Saat saya di sana dulu masih lapangan futsal.
Ternyata saya banyak mengenal banyak panitia Musyda di UM Surabaya sehingga mobilitas bisa leluasa dan cepat. Misal, karena kenal MC, saya standby di situ hingga tahu detail dinamika acara. Juga dari posisi sanalah saya bisa cepat ambil foto terdekat dengan podium utama.
Begitu pula dengan e-voting. Karena kenal panitia, saya bisa cepat minta data alur e-voting dan memantau kendala yang terjadi.
Dari Salah Target hingga Berita Titipan
Saat liputan Musyda ini, saya sempat salah target. Saya melihat seorang kakek memasuki area Musdya dengan dibonceng motor hingga di lobby utama lalu dipapah masuk lift. Saya ikuti beliau hingga di ruang acara dan duduk di kursi terdepan.
Begitu membuka jasnya, ternyata beliau tamu kehormatan dari Kemenag Kota Surabaya. Awalnya saya berpikir dia bisa jadi target berita sebagai peserta tertua. Ternyata salah!
Kemudian saat rehat, saya turun untuk cari minum. Kebetulan saya bertemu pelatih drumben yang menginginkan saya memberitakannya. Saya lantas jelaskan bukan wewenang saya liputan di luar ruang acara.
Sang pelatih menjelaskan PWMU.CO sudah memberitakan drumben tapi untuk SD Muhammadiyah 9 Surabaya. Dia pelatih untuk SMP Muhammadiyah 9 Surabaya. Akhirnya, penulis coba kirim berita drumband itu meski hanya dari satu narasumber dan tidak melihat atraksinya. Berita titipan saya laksanakan.
Satukan Puzzle
Serunya, liputan Musyda bagi saya ibarat menyatukan kembali puzzle. Sebab, sebagian kontributor Musyda Muhammadiyah sudah saya kenal lama dalam kesempatan berbeda.
Saya sudah lama mengenal Gus Salman, sejak di SD Muhammadiyah 24 Ketintang Surabaya. Saya sering bertemu Syahroni Nur Wachid Wahyudiyanto di kegiatan PWMU.CO dan PCM Bubutan.
Saya sering kolaborasi liputan bersama Pak Dzanur Roin di SD Muhammadiyah 12 Surabaya. Saya dan Pak Muriono beberapa kali kerja bareng di SD Muhammadiyah 11 Surabaya. Saya dan Yuda Panuluh lama berkolaborasi dalam tim publikasi beberapa sekolah.
Salut kepada bunda Tri Eko Sulistiowati yang meng-cover liputan Musyda Aisyiyah sendirian. Hormat saya kepada pimpinan liputan Pak Sugeng Purwanto yang mendampingi langsung proses bikin berita Musyda Muhammadiyah dari pagi hingga malam.
Semoga dengan bersatunya puzzle para penulis berita dan kontributor PWMU.CO ini bisa memajukan media Muhammadiyah Berkemajuan. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni/SN