Simulasi Nikah, Ujian Praktik Siswa SMK Mutu Kedungpring. Liputan Muhamad Mandom, Kontributor PWMU.CO Lamongan
PWMU.CO – Pagi itu, (1/3/2023) Pukul 08.00 WIB, suasana SMK Muhammadiyah 7 Kedungpring Lamongan nampak berbeda dari biasanya. Ada dua mobil berbalut hiasan, beriringan menuju sekolah.
Ternyata SMK Muhammadiyah 7 Kedungpring Lamongan punya gawe. Ada pengantin dan seremoni pernikahan di sana. Pernikahan tersebut merupakan sebuah simulasi, karena siswa-siswi sedang melaksanakan ujian praktik Al-Islam.
Tahun ini, ujian praktik al-Islam memang dikemas dengan cara berbeda, yakni dengan melakukan simulasi Pernikahan. Hal ini dipilih oleh Waka Al Islam SMK Muhammadiyah 7 Kedungpring, Muhamad Mandom SPdI.
Mandom mengatakan, melalui kegiatan ini, dia ingin membumikan materi pernikahan dengan cara simulasi langsung. Mudir Pesantren Al Muhajir PCM Kedungpring ini mengaku, ternyata para siswa mampu berperan sebagai model dalam simulasi ini.
“Ternyata mereka anak-anak yang hebat. Di balik keunikan mereka yg terkadang membuat guru berpikir dua kali untuk mengajar, namun mereka mampu melakukan simulasi dengan baik,” ucapnya.
Dia menuturkan, dalam ujian praktik simulasi nikah ini, seluruh siswa tidak ada yg tidak berperan. Ada yang menjadi mempelai, ada yang menjadi naib, modin, saksi, semuanya terlibat.
Seluruh Siswa Bermain Peran dan Terlibat
Hadi Kurniawan, siswa kelas XII TKR berperan sebagai mempelai pria, sementara Amelia Rosedianan Kisnawati Kelas XII Akuntansi berperan sebagai mempelai putrinya. Sedangkan naib diperankan oleh Mohammad Karomin dari Kelas XII TKR. Mereka semua sukses membacakan simulasi akad nikah.
Suci Rahmawati sebagai MC dengan kekuatan publik speakingnya mampu membuat suasana acara penuh hikmah. Lantunan gema ilahi begitu menghujam saat Muhammad Fariz siswa kelas 12 Multimedia sekaligus santri Al Muhajir membacakan ayat tentang pernikahan.
Muhammad Mandom, sebagai penanggungjawab ujian praktik menyampaikan, dalam simulasi ini ada tujuan besar yang ingin disampaikan kepada peserta didik, yakni mengenalkan sunnah nabi yang agung yaitu menikah.
“Serta mengenalkan dan membedakan mana syari’at dan mana yang adat dalam pernikahan. Sehingga siswa nantinya punya bekal yang cukup saat bermasyarakat. Di samping tujuan dari kurikulum yang memang harus dilalui setiap peserta didik di SMK Muhammadiyah 7 Kedungpring,” ucapnya.
Simulasi ini menjadi terasa spesial karena dihadiri salah satu dari 13 formatur terpilih PDM Lamongan, yakni Fathurrahim Syuhadi MM.
Rohim, sapaan akrabnya, menyampaikan rasa haru dengan peristiwa simulasi ini. Menurutnya, SMK Muhammadiyah Kedungpring ini merupakan satu-satunya SMK Muhammadiyah di Lamongan yang melaksanakan ujian praktik Al Islam dan Kemuhammadiyahan ke dunia nyata.
“Hayo siapa guru yang belum menikah, nanti tak jodohkan dengan putri saya,” kelakarnya.
Bekal untuk Anak Didik
Sementara itu, Kepala SMK Mutu Kedungpring Totok Suhariono SPd MM, menyampaikan terima kasih kepada seluruh siswa-siswi SMK Muhammadiyah 7 Kedungpring yang sangat luar biasa dalam simulasi ujian praktik ini.
“Ujian praktik tahun ini sangat berbeda. Kalian anak-anak yang selama sekolah dianggap banyak membuat masalah, namun hari ini kalian membuat masalah lagi, yaitu membuat haru suasana ujian praktik,” ucapnya dengan nada bergetar.
Dia mengatakan, ini adalah pengetahuan yang nyata untuk para siswa agar nanti bermasyarakat, bisa mengambil bekal ilmu ini.
“Ambilah bekal ilmu ini, dan kenanglah momen ini,” tandasnya.
Irgi Maulana, siswa Kelas XII Multimedia yang berperan sebagai pemberi mauidhoh hasanah, memberikan tausiyah kepada kedua mempelai, agar mereka berdua sabar, atas segala kekurangan pasangan.
“Selain itu, bersyukurlah atas segala anugerah dan bertaubatlah setiap ada kekhilafan masing-masing, karena dalam membina rumah tangga pasti akan senantiasa ada kerikil dan batu yang akan menghalangi,” ujarnya.
Acara simulasi pernikahan ini ditutup dengan doa oleh Muhamad Rudi Ardiansyah, siswa Kelas XII Jurusan Multimedia. (*)
Co-Editor Nely Izzatul Editor Mohammad Nurfatoni