PWMU.CO – Keluarga besar Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) berduka. Salah satu dosen FAI UMM yang dikenal bijak dan ahli hadits, serta tafsir itu telah tiada. H Muhammad Munir MA meninggal dunia, di Rumah Sakit Syaiful Anwar, Selasa (12/4) kemarin.
Semasa hidup, pria kelahiran Malang pada tanggal 15 Nopember 1953 lalu itu dikenal sebagai aktivis tulen Persyarikatan. Almarhum tercatat sebagai aktivis IPM sejak tahun 1973. Kemudian, alumni Madrasah Aliyah Muhammadiyah (MAM) 1 Malang menjabat sebagai Pimpinan Cabang Pemuda Muhammadiyah (PCPM) Klojen periode 1978-1985. Selanjutnya, almarhum aktif di PCM Klojen, dan menjadi Ketua PCM Klojen pada periode 2005-2010.
Saat pwmu.co berta’ziah ke kediaman almarhum Munir di Jalan JA Suprapto 2E/355 Malang, Retnoningrum, istri Munir, tampak sangat kehilangan. Sambil mengusap air mata, Retno mengaku tidak menyangka bahwa suaminya akan meninggal dunia secepat itu. Sebab selama perawatan, kondisi kesehatan almarhum Munir itu terbilang stabil.
Meski demikian, Retno tetap berusaha untuk tegar dan kuat untuk menghadapi takdir dari Allah SWT. ”Semuanya itu milik Allah SWT. Maka akan kembali kepada-Nya. Jadi harus ikhlas,” ujar Retno menguatkan hati.
Sementara itu, di mata rekan sejawatnya, lulusan International Islamic university Islamabad Pakistan itu dikenal sebagai ulama yang menguasai ilmu hadits dengan beragam rujukan. Sehingga ketika menyampaikan materi ceramah, almarhum sangat kuat dan mendalam penjelasannya. Seperti halnya saat almarhum Munir berceramah ba’da dzuhur di Masjid AR Fakhrudin UMM.
”Ustadz Munir ini adalah seorang ahli hadits dan tafsir yang dikenal bijak. Semangat dakwahnya juga sangat luar biasa. Seperti apa yang disampaikan almarhum saat tausiyah bakda dzuhur sebelum masuk rumah sakit. Waktu itu beliau menyampaikan tentang keteguhan mempertahankan syiar yang rahmatan lil alamin kini. Itu menjadi warisan beliau yang berharga,” ujar Amin Setyahadi,) Takmir Masjid AR Fakhrudin UMM.
Sebagai bentuk penghormatan, almarhum di shalati di Masjid Al ikhlas dan di Masjid AR Fahrudin UMM. Karena banyaknya wara yang ingin menshalatkan jenazah, shalat sampai dilaksanakan 3 gelombang. ”Semoga almarhum khusnul khotimah dan keluarga ditinggalkan diberi ketabahan. Amin,” Didik mendoakan. (uzlifah/aan)