PWMU.CO – Islam masuk ke Kota Xian Tiongkok diperkirakan terjadi pada masa Kekhalifahan Usman bin Affan. Sejumlah ulama diutus untuk menyebarkan Islam di daratan China itu.
Hal itu disampaikan Musa, salah satu Imam Masjid Agung Xian, saat menerima delegasi ormas Islam Jatim, Rabu (12/4) sore waktu setempat. Menurut Musa, pada zaman klasik China, Xian adalah kota penting dunia, karena merupakan ibu kota kerajaan.
(Baca: Masjid Besar Barat Linxia: Tempat Dicetaknya Ulama-Ulama Tiongkok dan Tanpa Babi di Nui Jie, Jalan Sapi Beijing)
“Pada zaman Dinasti Tang, ada sejumlah mubaligh atau penyebar agama dari Arabia yang datang ke Xian. Mereka secara khusus diutus Khalifah Usman bin Affan untuk menyebarkan agama Islam di China,” kata Musa dalam bahasa Arab yang diterjemahkan oleh Dr Syamsuddin, Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah yang ikut dalam rombongan muhibah ke Tiongkok itu.
Menurut Musa, Masjid Agung Xian didirikan pada zaman itu, dan diyakini sebagai masjid pertama di China. Beberapa anggota rombongan yang terdiri dari MUI, Muhammadiyah, dan NU Jatim, serta Masjid Cheng Hoo Surabaya itu menyempatkan diri melakukan shalat tahiyatul masjid.
(Baca juga: Shalat Dhuhur Berjamaah dengan Suhu 3 Derajat Celcius di Lianxia Tiongkok dan Ketika Ada Dua Arah Kiblat Shalat di Bandara Internasional Beijing)
Komplek Masjid yang berarsitektur China kuno itu terdiri dari bangunan utama masjid, dan beberapa bangunan lain yang mengelilinginya, termasuk ‘madrasah’ untuk pendidikan agama Islam. Di China, di samping berfungsi sebagai tempat jamaah shalat, masjid juga merupakan tempat pendidikan kader ulama.
Dalam perkembangannya, kata Musa, Masjid Xian menjadi pusat dakwah dan kajian ilmu-ilmu keislaman. Bahkan, Laksamana Cheng Hoo, yang berkedudukan di Beijing, sebelum mengadakan pelayaran ke Mekah hingga Nusantara, secara khusus datang ke Xian untuk menemui Imam Masjid Xian saat itu yaitu Syaikh Hasan.
(Baca juga: Pengalaman Terkecoh Mengikuti Jumatan Unik di Masjid Niu Jie Beijing Tiongkok dan Temuilah Leluhur Muslim sampai ke Negeri China)
Menurut pria enerjik yang pernah belajar 4 tahun di Riyadh Aran Saudi ini, di Masjid Agung Xian, Panglima Cheng Hoo meminta Syaikh Hasan untuk turut serta dalam perjalanan tersebut, mengingat Syaikh Hasan sangat fasih berbahasa Arab dan memiliki pengetahuan yang baik tentang sosiologi masyarakat Arab dan sekitarnya.
(Baca juga: Bila Para Lansia Mencari Jodoh Seiman di Masjid Madian Beijing dan Kota Linxia: Mekah Kecil di Negeri Komunis)
Musa menceritakan, dalam perjalanan mengarungi lautan itu terjadi gelombang Tsunami. “Hampir semua kapal karam kecuali kapal Laksamana Cheng Hoo. Keselamatan ini berkat pertolongan Allah yang mengabulkan doa Syaikh Hasan. “Pada akhirnya mereka kembali ke China dengan selamat,” tutur Musa sambil mengajak melihat prasasti berbahasa China dan Arab tentang kedatangan Laksamana Cheng Hoo di masjid tersebut.
(Baca juga: 7 Terowongan Menuju Linxia, Kota dengan 60 Persen Penduduk Muslim dan Semangat Ketua PW Muhammadiyah Jatim Menaklukkan Great Wall di Tiongkok)
Sebelum berkunjung ke Masjid Agung Xian, rombongan bersilaturahmi ke kantor Shaanxi Islamic Association (SIA), atau MUI-nya Provinsi Shaanxi. Dalam pertemuan yang berlangsung akrab dengan menggunakan bahasa China dan Arab itu rombongan mendapat penjelasan bahwa jumlah penduduk Muslim adalah 10 persen dari total 8 juta penduduk Kota Xian.
Ketua SIA Ibrahim menjelaskan, mayoritas Muslim Xian terdiri adalah Suku Hui. “Di samping itu ada 9 suku lainnya,” katanya sambil menjelaskan bahwa SIA punya hubungan dengan China Islamic Association, atau MUI pusat yang berkedudukan di Beijing. (MN)