
PWMU.CO – Sekjen Majelis Ulama Indonesia (MUI) Tapanuli Selatan, Buya Amiryah Tambunan menyampaikan tausiyah dalam acara Tabligh Akbar Peringatan Isra dan Mikraj sekaligus penyambutan Bulan Ramadhan 1444 H.
Acara ini dilaksanakan di Komplek Pesantren KH Ahmad Dahlan Sipirok Tapanuli Selatan Sumatera Utara (12/3/2023). Pesantren ini berdiri di atas tanah wakaf 10 hektare.
Sekjen MUI yang juga Ketua Majelis Pendayagunaan Wakaf PP Muhammadiyah ini menyampaikan tausiyah kepada jamaah yang hadir memadati lapangan dengan lima poin penting.
Pertama, sepanjang sejarah berdirinya Muhammadiyah pada Tahun 1912, telah teruji melahirkan kader terbaik untuk mengawal perjalanan bangsa sebagaimana yang dilakukan KH Dahlan sebagai pendiri Muhammadiyah menjadi Pahlawan Nasional.
“Buya Hamka sebagi pendiri sekaligus Ketua Umum MUI juga Pahlawan nasional. Selain itu ada Ki Bagus Hadikusumo ikut serta merumuskan Pancasila dan sejumlah tokoh lainnya,” ucapnya.
Menurut Buya, ini menjadi modal sosial (social capital) bagi persyarikatan Muhammadiyah memperkuat martabat dan kedaulatan bangsa.
“Kedua, bangsa Indonesia sebagai bangsa yang besar terbukti menjadi bangsa pejuang yang telah mampu melewati berbagai ujian di Era Orde Lama, Orde Baru, Orde Reformasi, terakhir melawan Pandemi Covid-19. Semua komponen bangsa berjibaku sehingga mampu melalui Pandemi dengan sabar dan kompak,” katanya.
Seluruh Komponen Bangsa Harus Bersatu
Menurutnya, saat ini dan ke depan kita masih mengahadapi krisis ekonomi karena faktor geopolitik internasional akibat perang antara Ukraina dan Rusia. Seluruh komponen bangsa harus bersatu dan kompak agar Indonesia lulus dalam menghadapi ujian dan cobaan tersebut.
“Ketiga, dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa, Muhammadiyah terus berupaya mencerdaskan kehidupan bangsa melalui lembaga pendidikan dari TK hingga Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) sejumlah 176 unit,” tuturnya.
Buya Amirsyah memuji Muhammadiyah, sebagai satu-satunya Ormas yang memiliki Amal Usaha terbesar di Indonesia bahkan di dunia untuk mencetak kader umat dan bangsa agar mampu berkiprah di dunia internasional.
“Keempat, mengutip pesan Jenderal Sudirman anak didik Muhammadiyah, kalau Indonesia mau menjadi bangsa pemenang, harus mejadi bangsa yang kuat, agar kuat maka harus bersatu, untuk bersatu harus bersilaturrahmi,” tandasnya.
Buya Amirsyah mengingatkan, dalam menghadapi Pemilu 2024, silaturrahmi harus mampu memperkuat ukhuwah. Karena itu, ia mengatakan, pilihan politik boleh beda, tapi ukhuwah wajib bukan pilihan.
“Bahkan ukhuwah harga mati sebagaimana bentuk Negara Indonesia adalah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah harga mati,” katanya.
Kelima, ia menitipkan pesan agar Pesantren KH Ahmad Dahlan dapat melahirkan kader umat dan kader bangsa yang menjadi tokoh skala nasional dan internasional seperti Duta Besar Indonesia di Maroko Hasrul Azwar sejak 13 Februari 2019.
Hadir dalam acara tersebut Sekum MUI Sumut Prof Dr Asmuni MA, Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Tapanuli Selatan Drs Zulfahmi dan ribuan keluarga Muhammadiyah di Tapsel. (*)
Co-Editor Nely Izzatul Editor Mohammad Nurfatoni
Discussion about this post