Tangan Kanan PP Muhammadiyah; Liputan Ain Nurwindasari
PWMU.CO– Pembukaan Praraker Lembaga Dakwah Komunitas (LDK) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah periode 2022-2027 di Gedung Dakwah Muhammadiyah, Menteng, Jakarta, Sabtu (18/03/2023) petang diikuti oleh seluruh anggota LDK.
Acara inti dari kegiatan ini ialah perkenalan setiap anggota dan pengarahan dari Ketua LDK PP, Muchamad Arifin MA dan Dr MSaad Ibrahim MA Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah yang membidangi Majelis Tabligh, Lembaga Dakwah Komunitas, Lembaga Pembinaan Haji dan Umrah, dan Lembaga Pengembangan Pesantren.
“Saya akan sebutkan satu per satu kalau saya hafal semuanya akan saya akhiri dengan salam,” ucap Saad Ibrahim setelah seluruh peserta memperkenalkan diri masing-masing.
Setelah itu Saad menyebutkan ada empat bidang yang berada di bawah tanggung jawabnya saat ini.
“Yang pertama, Lembaga Dakwah Komunitas, kedua Lembaga Pengembangan Pesantren, ketiga Lembaga Pengembangan Haji dan Umrah, serta keempat Majelis Tabligh. Bismillahirrahmanirrahim, kita ditolong oleh Allah,” ucapnya.
Saad mengapresiasi para peserta pembukaan raker tersebut karena siang pada hari yang sama telah mengikuti acara sejak pagi hingga pukul 16.00.
“Kemudian sekarang masih (mau mengikuti acara) bahkan gagah semuanya. Saya kira ini pertanda bahwa amanah yang dibebankan kepada kita semua akhirnya diberkahi oleh Allah dan bisa kita lakukan sebaik-baiknya,” ucapnya.
Tangan Kanan PP
Saad lantas melanjutkan dengan beberapa pesan, yang pertama, bahwa semuayang terpilih saat ini adalah tangan kanan pimpinan pusat.
“Kedua, Sampean semua diletakkan di PP dengan harapan punya pikiran jauh ke depan. Jadi ada khittah ke depan, garis ke depan. Maknanya begitu garis itu kita dekati kita bikin lagi. Maka inilah makna dari haranah,” tuturnya.
Adapun pesan yang ketiga yakni bahwa anggota di Pimpinan Pusat ialah pada posisi membuat aturan-aturan dan pedoman-pedoman.
“Jadi yang pedoman-pedoman tadi dijiwai oleh poin-poin satu dan dua tadi,” ucapnya.
Saad menekankan agar pimpinan pusat tidak menjadi pelaksana kegiatan.
“Karena hampir tidak mungkin, karena yang kita urus itu 34 provinsi, tidak mungkin, jadi bukan sebagai dai, tapi orang yang memikirkan dakwah ke depan, termasuk melakukan semacam pelatihan-pelatihan,” jelasnya.
Termasuk juga, lanjut Saad, membuat wilayah dan prioritas (program).
“Tentu saja di atas semuanya itu ada prioritas yang dihasilkan oleh muktamar 8 poin itu,” tandasnya.
Editor Mohammad Nurfatoni