PCNA Brondong Turba Ke Ranting Mencorek. Liputan Lilik Maftuhatul Jannah, Kontributor PWMU.CO Lamongan
PWMU.CO – Pimpinan Cabang Nasyiatul Aisyiyah (PCNA) Brondong, Lamongan, Jawa Timur menggelar agenda Turun ke Bawah (Turba) ke Pimpinan Ranting Nasyiatul Aisyiyah (PRNA) Mencorek, Ahad (26/2/2023).
Hadir Wakil Ketua III PCNA Brondong, Jayyidatul Imaroh dan Sekretaris Departemen Dakwah PCNA, Brondong Eti Hidayati. Kegiatan ini dilaksanakan di MI Muhammadiyah 05 (MI Mulia) Mencorek, Brondong, Lamongan.
Jayyidatul Imaroh dalam pemaparan materinya menyampaikan, kader Nasyiah harus memiliki tujuan dan mengetahui tujuan terbentuknya NA.
“Apa tujuan kita bernasyiah? Agar menjadi putri Islam yang berarti bagi keluarga, negara, bangsa dan agama, menuju terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya,” ucapnya.
Datul –sapaan akrabnya- mengatakan, kader Nasyiah harus mampu membagi waktu antara keluarga dan NA, serta memiliki tujuan untuk apa ber-NA, yakni menuntut ilmu, beramar ma’ruf nahi munkar, dan menjalin ukhuwah.
“Karena orang yang tidak memiliki tujuan dalam bernasyiah, pasti ketika mendapat masalah sudah tidak akan mau ikut lagi. Kenapa? Ya karena tidak memiliki tujuan. Padahal bernasyiah dapat dijadikan bekal untuk mendidik generasi, sehingga dapat bermanfaat bagi negara, bangsa dan agama sehingga terwujudlah masyarakat Islam yang sebenarnya-benarnya,” tutur Datul.
Guru PAUD Aisyiyah I Sedayulawas ini menjelaskan, NA merupakan organisasi perempuan yang berasakan Islam. Jadi dasar hukumnya adalah al-Qur’an dan as-Sunnah.
“Apa saja usaha-usaha yang harus dilakukan NA? Yaitu menanamkan al-Islam. Sudahkah akidah kita kaffah? Sudahkah ibadah kita mukhlis (tulus kepada Allah)? Sudahkah akhlak kita mencerminkan Islam? Sudahkah muamalah kita mengamalkan ajaran Islam? Sudahkah hal itu tertanam?” tanyanya retoris.
NA Bertanggung Jawab Tingkatan Pendidikan
Alumnus Ponpes YTP Kertosono ini mengatakan, NA juga memiliki tanggung jawab untuk meningkatkan pendidikan anak-anak atau kaum remaja sehingga mampu menjadi uswatun hasanah.
“NA harus menjadi pendidik, karena pendidikan sangat perlu dan sangat penting. Bagaimana kader NA mampu mencetak kader-kader baru. Mendidik anggota-anggotanya untuk menjadi mubalighat, agar mampu menyampaikan amar ma’ruf nahi munkar,” ucapnya.
Datul pun memberikan analogi bagaimana sosok Siti Bariyah yang dikader oleh KH Ahmad Dahlan. Awalnya hanya menyampaikan salam. Tapi setelah dididik, sosok Siti Bariyah mampu menjadi Ketua Aisyiyah pertama.
“Maka NA juga pelan-pelan akan mendidik seperti itu. Jangan sampai kita ini mempunyai hati yang tidak mau diingatkan,” tandasnya.
Dia menuturkan, kenapa kader-kader putri Muhammadiyah ini harus berjuang di NA? yakni demi mewujudkan masyarakat yang sebenar-benarnya, agar terhindar dari Takhayul Bid’ah Churafat (TBC).
Dia pun menyitir QS At-Taubah ayat 20-22
Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah dengan harta, benda dan diri mereka, adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah; dan itulah orang-orang yang mendapat kemenangan
Tuhan mereka menggembirakan mereka dengan memberikan rahmat dari pada-Nya, keridhaan dan surga, mereka memperoleh didalamnya kesenangan yang kekal
Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar
“Orang yang mau hijrah dari tidak baik ke baik, yang mau berjuang dijalan Allah dengan harta mereka, jiwa raga, Allah pasti akan memuliakan dengan derajat yang sangat tinggi sekali,” ucap Datul.
“Mereka itulah orang-orang yang beruntung dan berbahagia. Allah akan memberi kabar dengan sebuah rahmat, keridhaan dan beberapa surga. Sesungguhnya di sisi Allah terdapat pahala yang besar,” imbuhnya.
Ranting Ujung Tombak Organisasi
Sementara itu, Sekretaris Departemen Dakwah PCNA Brondong, Eti Hidayati mengatakan, tujuan Turba yakni untuk menjalin silaturrahim.
“Kenapa harus turun kebawah? Untuk melihat kondisi ranting. Karena ranting adalah ujung tombaknya organisasi,” tuturnya.
Dia pun berpesan kepada seluruh kader Nasyiah Mencorek agar senantiasa sabar dalam berorganisasi.
“Berorganisasi itu harus sabar, namun sejatinya kita ini dididik menjadi orang yang kaya. Kenapa? karena sedikit-sedikit harus iuran. Tapi itulah ladang infaq kita,” ucapnya.
Dia juga menjelaskan, menjelang Musycab yang akan digelar PCNA Brondong, setiap ranting harus mempersiapkan kader dan mengusulkan minimal dua kader untuk menjadi personalia cabang. (*)
Co-Editor Nely Izzatul Editor Mohammad Nurfatoni