Rukhsah dalam Islam Bikin Peserta Pesantren Kilat Ini Nggak Ngantuk, Liputan Ismini
PWMU.CO – Pesantren Kilat SMP Muhammadiyah (SMPM) 2 Ponorogo, Jawa Timur, yang digelar Senin-Jumat (26-31/3/23) di Aula SMPM 2 Ponorogo menumbuhkan wawasan baru bagi siswa. Pasalnya, dalam pelaksanaan di hari keempat Kamis (30/3/2023), sekolah menghadirkan Dr Syarifan Nurjan MA, seorang pakar psikologi yang juga Dosen Jurusan Psicologia Islam Fakultas Pendidikan Agama Islam (PAI) Universitas Muhammadiyah Ponorogo (Umpo).
Kegiatan yang mengusung tema Ceria Ramadhanku tersebut dihadiri oleh 40 siswa dan 12 guru. Kepala SMPM 2 Ponorogo Indah Sulistyowati SPd mengatakan sekolah sengaja menghadirkan seorang psikolog karena melihat kondisi siswa yang memiliki latar belakang beraneka ragam, beberapa di antaranya juga berkebutuhan khusus.
“Kita sengaja menghadirkan pembicara seorang dosen psikologi Islam dengan tujuan tidak hanya memberi materi namun juga dekat dengan keadaan siswa, sehingga anak-anak bahagia menerima materi di bulan ramadhan,” ujarnya.
Materi Rukhsah
Tidak membutuhkan waktu lama, dengan materi Rukhsah dalam Islam, Syarifan pun berhasil membawa suasana kelas menjadi sangat meriah: penuh gelak tawa dan gemuruh tepuk tangan.
Ia mengemas materi dengan bahasa yang sangat sederhana dan mudah dipahami. Di awal, pria dengan dua anak tersebut mengajak peserta untuk bernyanyi dan mengingat-ingat tentang rukun Islam. Sampai pada rukun yang kedua, ia pun memberikan penjelasan yang cukup panjang karena berkaitan dengan rukhsah(keringanan dalam Islam).
“Karena shalat adalah rukun dalam Islam maka hukumnya wajib, dan tidak ada alasan untuk tidak melaksanakannya,” terangnya.
Ia memaparkan bahwa dalam Islam Allah memberikan keringanan-keringanan termasuk dalam melaksanakan shalat. “Di antaranya adalah dibolehkannya shalat jamak, shalat qashar, dan shalat jamak qashar,” rincinya.
Rukhsah ini, lanjutnya, secara umum boleh dilakukan dengan beberapa alasan, yakni ketika seseorang sedang bepergian, sakit, terpaksa, lupa, kebodohan, dan karena tidak mampu.
Selain itu secara singkat ia juga menambahkan penjelasan tentang rukhsah dalam berpuasa. Materi diakhiri dengan membagi siswa menjadi dua kelompok dan saling bersahutan menjawab nyanyian.
Melvia Rizki Annova, salah satu siswa yang mengikuti materi tersebut mengaku senang dan semangat mengikuti materi hingga akhir. “Biasanya materi di bulan Ramadhan itu bikin ngantuk, hari ini benar-benar ceria,” ujarnya. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni