Andai Tahun Ini Ramadhan Terakhirku oleh Alfain Jalaluddin Ramadlan, pengajar di Pondok Pesantren Al-Mizan Muhammadiyah Lamongan.
PWMU.CO– Seandainya Anda sakit, kemudian dokter memberitahu usia tinggal sehari menurut medis, kira-kira bagaimana perasaan Anda?
Apakah senang, sedih ketika memikirkan hari itu adalah nafas terakhir yang Anda hirup dan kesempatan terakhir bersama keluarga?
Kalau Anda orang religius, pasti banyak beribadah, berdoa, dan memohon ampun. Menyiapkan diri menghadapi kematian. Karena sudah paham setiap jiwa pasti mati. Setiap makhluk berasal dari Allah dan akan kembali kepadanya.
Anda juga akan bersilaturahim kepada keluarga, orang-orang yang kita cintai, teman, dan sejawat untuk meminta maaf. Sebab hari itu adalah kesempatan terakhir menemuinya.
Kalau Anda bukan seorang religius, menghadapi suasana itu mungkin saja Anda protes kepada Tuhan kenapa terburu mati. Padahal belum puas hidup di dunia. Masih banyak keinginan belum terpenuhi.
Boleh jadi juga Anda menghabiskan hari terakhir hidup itu untuk bersenang-senang, berfoya-foya, menyenangkan diri sebelum mati.
Lalu seandainya tahu kalau tahun ini menjadi Ramadhan terakhir bagi Anda, apa yang akan dilakukan?
Apakah Anda yakin Ramadhan adalan bulan keberkahan. Siapapun yang mendekatkan diri kepada Allah swt insyaallah memberikan keberkahan kepadanya.
Percayakah Anda dengan hadits man shoma ramadhana imanan wahtisyahban ghufiralahu maa taqadama min dzambihi? Hadits itu membuat kita menjalankan berpuasa bersungguh-sungguh dan berharap segala dosa diampuni sehingga siap ketika mati menjemput.
Ramadhan tahun ini semoga menjadi yang terbaik bagi kita. Jangan sampai Ramadhan tahun ini menjadi Ramadhan yang lebih buruk dari Ramadhan sebelumnya.
Sebab kita tidak tahu apakah kita termasuk orang-orang yang berbahagia, orang yang mendapat predikat sukses, orang yang bertakwa. Sebab output bulan Ramadhan adalah gelar al-muttaqun. Orang yang bertakwa. Seperti disebut dalam Ali Imran ayat 133-136.
Ciri Muttaqun
Takwa berarti mengerjakan apa yang diperintah oleh Allah swt dengan sepenuh hati dan meninggalkan apa yang dilarang oleh Allah swt. Sedangkan bertakwa berarti orang yang benar-benar baik. Baik di sisi Allah dan baik di mata sesama manusia.
Kriteria orang bertakwa dalam Islam dijelaskan al-Quran dalam surat Ali Imran ayat 133-135.
وَسَارِعُوا إِلَىٰ مَغْفِرَةٍ مِّن رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ (133) الَّذِينَ يُنفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ ۗ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ (134) وَالَّذِينَ إِذَا فَعَلُوا فَاحِشَةً أَوْ ظَلَمُوا أَنفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللَّهَ فَاسْتَغْفَرُوا لِذُنُوبِهِمْ وَمَن يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا اللَّهُ وَلَمْ يُصِرُّوا عَلَىٰ مَا فَعَلُوا وَهُمْ يَعْلَمُونَ (135)
Bersegeralah kamu mencari ampunan dari Tuhanmu dan untuk mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa.(133) yaitu orang-orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan orang lain. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebaikan (134) Dan orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menzalimi diri sendiri, ia segera mengingat Allah, lalu memohon ampunan atas dosa-dosanya, dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa-dosanya selain Allah? Mereka pun tidak meneruskan perbuatan dosa itu, sedang mereka mengetahui.(135)
Jadi ciri orang bertakwa itu pertama, menafkahkan harta. Orang bertakwa menafkahkan harta dengan zakat, infak, dan sedekah di waktu sempit maupun lapang. Saat miskin apalagi kaya. Berinfak tak perlu menunggu kaya.
Kedua, menahan amarah. Manusia punya sifat marah. Orang bertakwa bisa menahan amarah. Tidak marah sembarangan. Orang yang bertakwa merupakan manusia yang tidak dikuasai oleh amarahnya.
Ketiga, memberi maaf. Tidak ada manusia satupun yang tidak pernah melakukan kesalahan. Kesalahan kepada orang lain merupakan dosa langsung dengan sesama. Dosa seperti ini baru bisa dimaafkan apabila yang disakiti memberikan maaf.
Keempat, segera sadar dan taubat dengan minta ampunan. Ketika melakukan kesalahan cepat sadar, lalu istighfar kemudian mohon ampun kepada Allah swt.
Melalui uraian di atas andai tahun ini adalah Ramadhan terakhirku, semoga puasa yang kita jalani sesuai dengan keinginan Allah sehingga kalau mati menjemput siap menghadapinya.
Editor Sugeng Purwanto