
PWMU.CO – Unit Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) melatih guru Bimbingan Konseling SMA/MA/SMK. Acara online bertema Stretagi Pencegahan Tindak Kekerasan Remaja di Era Digital ini diselenggarakan secara daring oleh 185 guru BK dari Sabang sampai Merauke, Sabtu (1/4/2023).
Yudi Suharsono psikolog yang menjadi pembicara dalam acara tersebut mengatakan, kekerasan digital sudah sangat mengkhawatirkan. “Kita tidak bisa menolak teknologi tetapi bagaimana caranya kita mengurangi dampak dan mengalola teknologi itu. Orang tua dan guru sekarang dituntut serius untuk semakin waspada,” katanya.
Kepala Biro Kemahasiswaan UMM itu mengeksplorasi beberapa sumber dari tindak kekerasan. Di antaranya, gagap dan tak antisipatif dalam menghadapi ruang publik dalam media sosial dan moralitas, kepercayaan masyarakat yang semakin tinggi atas teknologi digital, memudarnya kepekaan kemanusiaan, anonimkitas di media sosial.
”Yang dikhawatirkan semua itu memberi dampak pada masalah kejiwaan remaja,” katanya. Oleh karena itu guru BK dituntut untuk mengetahui bentuk-bentuk kekerasan digital sebelum mencari solusinya. Ia menyebutkan ada beberapa bentuk kekerasan digital di sekolah.


Mantan Wakil Dekan Bidang Kemahasiswa Fakultas Psikologi UMM itu mengungkapkan, “Kita perlu bentuk kekerasan. Misalnya munculnya cyberbullying atau intimidasi online, revenge porn (pemerasan seksual), bisa juga doxing atau pengungkapan data pribadi, ujuran kebencian, cybertalking yang populer disebut penguntitan online, pemalsuan indetitas online dan sexting.”
Beberapa bentuk penanganan tindak kekerasan, menurut Yudi, antara lain: stop atau jangan menyebarkan dan memperparah situasi, batasi ruang informasi hanya kepada yang berkepentingan saja. Lalu jika ada tindak kekerasan segera lapor ke pihak berwenang. Misalnya kepolisian, kepala sekolah, pengelola platformmedia sosial. Yang tak kalah penting beri dukungan moral pada korban
“Pencegahan yang bisa dilakukan adalah dengan meningkatkan kesadaran, melakukan pendekatan holistik, meningkatkan literasi digital, mengembangkan, regulasi dan kebijakan yang lebih kuat, mendorong partisipasi aktif, menjalin kerja sama antarnegara, mendorong inovasi teknologi, “ tegas Yudi.
Dalam sambutannya, Wakil Rektor 1 Bidang Akademik, Al Islam, dan Kemuhammadiyahan, Prof Dr Syamsul Arifin MSi mengatakan acara dengan guru BK ini bentuk pengabdian UMM kepada masyarakat, salah satunya sekolah. “Juga, untuk mendekatkan UMM sebagai kampus akreditasi unggul itu ke publik,” ujarnya. (*)
Cegah Kekerasan Digital, UMM Latih Guru BK dari Sabang sampai Merauke; Editor Mohammad Nurfatoni
Discussion about this post