Bacaan Gharib Jadi Ice Breaking Pengajian Ramadhan; Liputan kontributor PWMU.CO Gresik Fitri Dewi Sundari
PWMU.CO – Ice breaking dalam sebuah pelatihan biasanya diisi dengan permainan atau game. Tapi ice breaking atau pemecah kebekuan dalam Pengajian Ramadhan yang diselenggarakan oleh Mugeb Islamic Center (MIC) Majelis Dikdasmen Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) GKB Gresik, Jawa Timur, ini berbeda.
Pasalnya yang menjadi ice breaking pada kegiatan yang digelar di Masjid Taqwa SMP Muhammadiyah 12 GKB (Spemdalas) Gresik, Sabtu (1/4/2023) itu adalah materi ilmu tajwid bab bacaan gharib.
Pengajian Ramadhan bertajuk “Semangat Ramadhan Menuju Spiritualitas Konstruktif” ini diikuti seluruh guru Mugeb School yakni empat sekolah Muhammadiyah GKB: SD Mugeb, Berlian School, Spemdalas, dan Smamio.
Saiful Rizal SPdI— yang siang itu bertugas mengisi ice breaking-–mencoba membangunkan mood dan mencairkan suasana dengan mengajak mereka belajar bacaan gharib atau bacaan asing.
Dia memulai dengan menyapa peserta pengajian kemudian mengajak peserta untuk belajar bacaan gharibyang ada didalam al-Quran
“Bacaan gharib merupakan salah satu hukum bacaan al-Quran. Meskipun tidak banyak banyak buku tajwid yang membahas materi ini sebagai, umat Islam kita dianjurkan untuk belajar bacaan gharib,” katanya.
Dia menjelaskan, dalam al-Quran terdapat ayat yang cara membacanya tidak biasa disebut gharib. Secara singkat bacaan gharib diartikan bacaan-bacaan yang jarang atau tidak banyak di dalam al-Quran. “Selain itu sebagian bacaan-bacaan yang tergolong ke dalamnya mempunyai kekhususan dalam hal membacanya,” katanya.
Jenis Bacaan Gharib
Ustadz Saiful, sapaannya, menjelaskan, bacaan gharib pertama adalah imalah yang artinya memiringkan bacaan fatkha ke arah bacaan kasrah atau memiringkan bacaan alif ke arah ya. Contoh bacaan teraebut ada di dalam Surat Hud Ayat 41. Yakni lafal majroha menjadi majreha.
Jenis bacaan gharib yang kedua adalah isymam. “Cara membacanya dengan mencampurkan bacaan dammah dengan bacaan sukun,” katanya.
Jenis yang ketiga adalah saktah yang artinya diam atau berhenti sejenak sebelum melanjutkan bacaan selanjutnya. “Namun ketika berhenti tidak boleh mengambil nafas sebanyak 2-4 harakat.
Terdapatempat4 lafal saktah yang ada di dalam al-Quran yakni surat al-Kahfi di akhir ayat pertama, Surat Yasin Ayat 52, Surat al-Qiyamah ayat 27, dan Surat al-Muthaffifin Ayat 14. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni