Tiga Anak Panti Asuhan Sumenep Berhasil Menembus PTN Favorit, Liputan Bahrus Surur-Iyunk
PWMU.CO – Tiga dari lima siswa SMA Muhammadiyah I (Smutu) Sumenep yang diterima di perguruan tinggi negeri (PTN) melalui SNBP 2023 adalah anak panti asuhan.
Mereka adalah Ach. Rofiqi yang diterima di Jurusan Ekonomi Universitas Negeri Jember (Unej), M. Syarifuddin Hidayatullah Hadi di Jurusan Fisika Universitas Negeri Surabaya (Unesa), dan Aditya di Jurusan Peternakan Universitas Brawijaya Malang (UB)
Ach. Rofiqi adalah anak desa di sebuah pegunungan terpencil di Dusun Delima, Desa Montorna, Kecamatan Pasongsongan, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur. Remaj kelahiran 12 Juni 2004 ini adalah putra dari keluarga petani.
Penghasilan orang tuanya sebagai petani kecil tidak dipastikan. Kadang ada, tapi kadang tidak ada penghasilan sama sekali dalam sebulan. Oleh karena itu dia tinggal di Panti Asuhan Muhammadiyah Sumenep selama bersekolah di Smutu.
Tapi Rofiqi yang memiliki hobi jogging dan badminton ini memiliki cita-cita tinggi menjadi pengusaha sukses.
Anggota Drumben Bahana Matahari ini pernah mendapatkan medali perunggu di olimpiade pendidikan agama Islam tingkat nasional.
Rofiki dikenal sebagia remaja yang taat pada guru dan orang-orang yang dianggap sepuh di lingkungan Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) dan Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) Sumenep.
Ia tidak pernah menolak ketika dimintai bantuan, misalnya untuk mengantarkan surat-surat Muhammadiyah dan Aisyiyah. Ia selalu siap menerima perintah. Bahkan di panti asuhan, juga ikut mengambil donator.
Prestasinya bisa masuk PTN favorit membuat orang tuanya bahagia dan bersyukur karena itu memang cita-cita Rofiqi sejak kecil. Dia bercerita, dalam sebuah kesempatan, orang tuanya bertanya, “Nak, bagaimana misalnya nanti jika kamu tidak diterima kuliah di Unej, apakah ada pilihan lagi?”
Rofiki pun menjawab, “Ada, tapi masih melekat di dalam hati saya. Saya cukup minta doa ibu dan saya insyaallah diterima di perguruan tinggi, yaitu kampus impian dari sejak kecil di Unej.”
Menurut dia, keberhasilannya itu tak lepas dari orang tua, pengasuh Panti Asuhan Muhammadiyah Sumenep,dan guru-guru SMA Muhammadiyah 1 Aumenep.”
Setelah diterima di PTN ia berharap mendapatkan jalur bidik misi atau Kartu Indonesia Pintar (KIP). “Karenauntuk meringankan kedua orang tua saya dan bisa juga meringankan bagi diri saya sendiri,” katanya.
“Ketika sudah ada tanggungan orang tua kepada anaknya pasti orang tua sering memikirkan untuk bagaimana mendapat uang sebesar itu untuk membiayai saya sendiri. Dengan pekerjaan orang tua saya yang saat ini yaitu menjadi seorang petani tidak mungkin cukup untuk membayar UKT (uang kuliah tunggal) itu,” katanya.
Semengtara itu M. Syarifuddin Hidayatullah Hadi yang lahir di Sumenep, 21 Agustus 2005 termasuk anak berprestasi. Di antara prestasi yang pernah diraih adalah medali emas olimpiade matematika tingkat nasional; medali perak olimpiade fisika tingkat nasional; medali perak olimpiade matematika; medali perunggu olimpiade agama Islam tingkat nasional; dan medali perunggu olimpiade bahasa Inggris tingkat nasional.
Anak yang dibesarkan di pedalaman pedesaan Dusun Banlapah Desa Bragung Guluk-Guluk Sumenep ini memiliki hobi menulis. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni