PWMU.CO– Panglima TNI, Laksamana Yudo Margono, berkunjung ke Pimpinan Pusat Muhammadiyah di Gedung Pusat Dakwah Jl. Menteng Raya 62, Jakarta Pusat, Rabu (5/4/2023).
Panglima TNI Yudo Margono datang bersama jajarannya disambut oleh Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir, Sekum Abdul Mu’ti, bersama pimpinan lainnya dan Aisyiyah.
Berlangsung lebih dari satu jam, pertemuan ini, menurut Haedar Nashir, membahas masalah kebangsaan. Terutama merawat memori sejarah terkait ikatan psikologis dan ikatan ideologis antara TNI dan Muhammadiyah.
”Kami ini Muhammadiyah dengan TNI punya sejarah khusus di mana Jenderal Sudirman adalah kader utama Muhammadiyah yang juga menjadi Panglima Besar TNI pertama sehingga ada kedekatan psikologis dan kedekatan ideologis,” kata Haedar.
Sisi ideologisnya, sambung dia, adalah semangat Muhammadiyah ada di tubuh TNI ketika Sudirman hadir memulai. Juga semangat kenegarawanan dan kebangsaan TNI itu ada di jiwa Muhammadiyah.
“Kedua, menyangkut kedaulatan bangsa kita menyangkut maritim, tentang bagaimana menjaga kita dari berbagai gangguan dari luar. Kami berharap pada TNI, dan pemerintah secara keseluruhan untuk memperkuat TNI termasuk peralatan, anggarannya, agar TNI betul-betul kuat sebagai alat negara dan TNI memperoleh trust yang tinggi dari masyarakat,” tambah Haedar.
Ketiga, bicara Pemilu 2024. ”Kami punya pandangan yang sama TNI sebagai alat negara bersama Polri harus betul-betul mengayomi seluruh warga bangsa dan mewakili negara posisinya netral,” tandasnya.
Dengan demikian, kata dia, bisa menjadikan Pemilu itu menjadi proses demokrasi yang menyatukan bangsa kita walaupun berbeda pilihan dan tidak mengganggu persatuan nasional.
Panglima TNI Laksamana Yudo Margono menyatakan komitmen untuk memperkuat kerja sama dengan Muhammadiyah pada bidang pembangunan manusia.
”Tugas TNI melaksanakan pembinaan teritorial, tentunya Muhammadiyah juga punya, terdiri dari dokter dan sebagainya untuk bisa kita kerjasamakan dan melaksanakan komunikasi bersama pembinaan teritorial di daerah-daerah, khususnya daerah-daerah perbatasan dan juga di Papua,” tuturnya.
Menurut dia, Muhammadiyah punya sekolah-sekolah, universitas di Papua kita berharap bisa dikembangkan. Nanti bisa kerja sama dengan pemerintah. Kita bantu pengamanannya.
”Tentang pemilu juga demikian. Kita bicara tentang netralitas. Saya selalu sampaikan bahwa saya menjamin TNI harus netral di tahun 2024. Selebihnya kami juga menyaring aspirasi dari para senior sebagai masukan untuk menjadikan TNI ke depan yang lebih baik,” ujarnya.
Editor Sugeng Purwanto