Pentingnya adab dibahas dalam Baitul Arqam SMP Miosi; Liputan Mahyuddin, kontributor PWMU.CO dari Kabupaten Sidoarjo.
PWMU.CO – SMP Muhammadiyah 10 Sidoarjo (Miosi) menyelenggarakan Baitul Arqam. Materi Adab Interaksi dengan Lawan Jenis menjadi salah satu materi yang disampaikan Irfandi Amiruddin Lc MPd di Mushala Miosi, Selasa (4/4/23).
Irfandi mengatakan, sebagai seorang muslim harus paham dasar-dasar agama. Menurutnya, dasar agama yaitu akidah, keyakinan kepada Allah SWT, lalu fikih atau hukum Islam, dan akhlak atau adab. “Kalau kita kehilangan salah satu ini, kita masih Islam tapi tidak sempurna, akidahnya bagus, tetapi akhlaknya kurang bagus. Itu tidak sempurna ke-Islamannya,” ujarnya.
Dia melanjutkan, salah satu adab yang penting untuk dibahas di usia remaja ini yaitu adab interaksi dengan lawan jenis. Dalam adab ini yaitu menjaga pandangan, sesuai dengan firman Allah dalam Qs An Nur ayat 30, “Katakanlah kepada laki-laki yang beriman hendaklah mereka menjaga pandangannya”.
“Pandangan itu panah beracun dari Iblis, pintu pertama perzinaan, menjaga pandangan akan dijamin masuk surga, lezatnya iman itu menundukan pandangan, karena takut kepada Allah. Sesuai HR Muslim bahwasannya mata bisa berzina, dan zinanya adalah pandangan (yang diharamkan),” jelas dia.
Perzinahan Orang Buta
Irfandi lalu memberi penekanan terkait pentingnya menjaga pandangan. Menurut dia, hampir tidak ada kasus perzinaan yang dilakukan oleh orang buta, karena perzinaan dimulai dari mata. “Termasuk jaga pandangan ketika melihat HP, yakni saat membuka Instagram, TikTok, dan lainnya. Paling inti itu menjaga mata,” pesannya.
Adab selanjutnya yaitu menutup aurat, “Wahai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin, Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka Firman Allah dalam Qs Al Ahzab ayat 59. Menutup aurat ini lebih ditekankan untuk kaum hawa,” terangnya.
Perlu diketahu, aurat laki-laki di antara pusar sampai lutut, sedangkan pada perempuan yaitu pada badan kecuali muka dan telapak tangan. “Pentingnya menutup aurat yaitu sebagai tanda keimanan, menghindari dosa, mencegah fitnah, menjaga harga diri, dan mencegah kesehatan kulit. Selain itu, menutup aurat sebaiknya diniatkan mencari ridha Allah SWT, tidak sekadar niat untuk penampilan,” tuturnya.
Dalam menutup aurat, sambungnya, ada kriteria dalam berpakaian, yaitu menutup aurat, tidak tipis dan membentuk lekukan tubuh, dan tidak menyerupai lawan jenis. Juga menutupi dada, bukan pakaian ketenaran (tidak pakai pakaian mencolok), dan tidak menyerupai nonmuslim.
Malu sebagai Pintu Segala Kebaikan
Lebih lanjut Irfandi menjelaskan terkait mahram, “Muhrim adalah orang yang mengerjakan ihram dalam haji, sedangkan mahram adalah orang yang haram untuk dinikahi. Mahram terdiri dari nasab (ibu, anak, saudara, paman/bibi keponakan). Dari jalur perkawinan (Istri dari ayah, mertua, menantu, rabibah, dari jalur persusuan yaitu wanita yang menyusui dari ibunya, saudara persusuan (dan anaknya), bibi persusuan,” paparnya.
Adab selanjutnya yaitu mempunyai sifat malu, membangun rasa malu, malu karena salah satu sifat Allah dan Rasul, bagian dari iman. Malu sebagai pintu segala kebaikan, pemantik taat dan tameng maksiat. Malu bisa dilakukan dengan tidak mengumbar diri sendiri di sosial media yang melebihi batas. Lebih baik menjadi makhluk yang rendah hati di dunia, tetapi tenar di akhirat.
“Adab selanjutnya dalam interaksi dengan lawan jenis yaitu tidak ber-khalwat, sesuai HR Bukhari Muslim bahwa janganlah seorang laki-laki berkhalwat dengan seorang wanita kecuali jika bersama dengan mahram sang wanita tersebut.”
Terakhir, adab interaksi dengan lawan jenis larang tidak bersentuhan. “Ditusuknya kepala seseorang dengan pasak dari besi, sungguh lebih baik baginya daripada menyentuh wanita yang bukan mahramnya,” ucapnya mengutip HR Thabrani. (*)
Pentingnya adab dibahas dalam Baitul Arqam SMP Miosi, Co-Editor Darul Setiawan. Editor Mohammad Nurfatoni.