Hapus stigma warga Muhammadiyah-Aisyiyah tak bisa ngaji, PWA Jatim lakukan ini; Liputan Nurul Hidayah, Divisi Ketarjihan MTK PWA Jatim.
PWMU.CO – Kegiatan tadarus al-Quran dimaksimalkan Pimpinan Wilayah Aisyiyah (PWA) Jawa Timur di bulan Ramadhan. PWA Jatim baru saja dikukuhkan di Dome Universitas Muhammadiyah Malang saat Kajian Ramadhan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur, Sabtu (25/3/23).
Tadarus al-Quran diikuti seluruh anggota PWA Jatim, baik dari unsur Pimpinan Harian, Badan Pembantu Pimpinan (BPP), serta seluruh anggota Majelis/Lembaga dan Divisi. Kegiatan tersebut dilakukan luring dan daring via Zoom.
Kegiatan tersebut terjadwal sepekan sekali pada hari dan jam yang telah disepakati bersama, yaitu bakda shalat tarawih, mulai pukul 20.30-21.30, atau usai shalat subuh mulai pukul 05.00-06.00.
Peserta dibagi ke dalam kelompok-kelompok kecil berdasarkan majelisnya atau sesuai koordinator bidang (korbid)-nya. Masing-masing kelompok didampingi Pimpinan Harian (PH) yang mengoordinatori majelis atau lembaga terjadwal.
Ketua PWA Jatim Rukmini Amar MAp berharap, Gerakan Tadarus ini mampu memunculkan kader ulama yang pakar di majelis dan lembaganya. “Pertama, tujuannya agar ada klasifikasi atau mapping kemampuan membaca yang benar bagi yang belum lancar. Kedua, targetnya, dalam satu tahun ini sudah tidak ada lagi yang belum lancar baca al-Quran,” ujarnya.
Ketiga, bagi yang sudah bisa ditingkatkan pada tadabbur ayat. Lalu pada tahap berikutnya mengkaji ayat tematik tentang gerakan dan perempuan. “Goal-nya, muncul kader ulama pakar yang sejalan dengan majelis dan lembaga,” jelasnya saat dihubungi via WhatsApp (WA), Jumat (7/4/23).
Hapus Stigma
Sementara Koordinator Bidang Majelis Tabligh dan Ketarjihan (MTK) dan Majelis Kader (MK) Dra Farida Muwafiq mengatakan, kegiatan ini sebagai sarana tahsin atau membaguskan bacaan. “Bersifat tahsinul qiraah, alhamdulillah ibu-ibu PWA sregep semua,” ungkapnya.
Tadarus al-Quran ini, lanjut dia, untuk membuktikan jika anggota PWA bisa mengaji sekaligus menghilangkan stigma dari masyarakat luar, jika warga Muhammadiyah/Aisyiyah tidak bisa mengaji, membaca al-Quran.
“Kami ingin membuktikan bahwa ibu-ibu anggota PWA semua pandai mengaji, dan alhamdulillah itu terbukti. Karena di luar sana, kami mendengar pernyataan atau stigma bahwa orang Muhammadiyah/Aisyiyah tidak bisa mengaji,” ungkapnya.
Sebelumnya, kegiatan mengaji dan mengkaji ini sudah rutin dilaksanakan, yakni tiap Selasa malam pukul 20.00. Materinya, pengkajian ayat-ayat tematik ataupun ayat-ayat pergerakan Aisyiyah untuk pemantapan semangat ber-Aisyiyah anggota. Kegiatan tersebut dipandu langsung Ketua PWA Jatim Rukmini Amar MAp.
Hidupi Ramadhan dengan 5M
Majelis Tabligh dan Ketarjihan (MTK) sebagai penanggungjawab program bekerjasama dengan Majelis Kader (MK) turut mendampingi masing-masing kelompok Tadarus untuk memaksimalkan kegiatan tersebut di bawah Koordinator Bidang MTK dan MK.
Dr Istikomah MAg selaku ketua (MTK) PWA Jatim melalui pesan suara menyampaikan, tujuan diadakannya tadarus ini adalah untuk menghidup-hidupi bulan Ramadhan. “Pertama, untuk menghidup-hidupi bulan Ramadhan dengan bentuk 5M di antaranya adalah mengimani, membaca, memahami, mentadabburi, dan mengimplementasikan kandungan al-Quran,” paparnya.
Latar belakang diadakan program ini, lanjutnya, agar semua anggota majelis dan lembaga yang ada di PWA Jatim mempunyai kemampuan yang cukup. “Yakni dalam hal membaca al-Quran dengan makharijul huruf yang bagus, dengan tajwid yang benar, dan tentunya adalah tahsin semuanya,” terangnya.
Rencana ke depan, sambungnya, tidak hanya berhenti sampai di sini. Namun akan berlanjut di majelis dan lembaga. Bahkan, pihaknya sudah menyebarkan Google Form untuk pemetaan tentang kemampuan membaca al-Quran ini dari setiap majelis dan lembaga.
“RTL atau tindak lanjutnya akan dilakukan pembinaan sesuai tingkat kemampuan sehingga ada kelas awaliyah (dasar), whustho (menengah), dan ‘ulya (mahir). Tentunya, di samping tadarus juga akan diberikan materi tematik yang terkait dengan doa-doa bacaan shalat dan doa harian sesuai al-Quran dan hadits,” ungkapnya.
Co-Editor Darul Setiawan. Editor Mohammad Nurfatoni.