Aktivis Dakwah Jatim Nonton Gala Premiere Film Buya Hamka, Liputan Mohammad Nurfatoni
PWMU.CO – Gala Premiere film Buya Hamka digelar serentak di 18 kota di Indonesia, Ahad (9/4/2023). Di Surabaya, film biografi Haji Abdul Malik Karim Amrullah atau yang populer dengan nama singkatan HAMKA ini diputar di Cinepolis City of Tomorrow (Cito) Surabaya pukul 15.00-17.00 WIB.
Beberapa dosen, guru, dan aktivis dakwah Jawa Timur ikut menontonnya. Di antaranya Penasihat Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Jawa Timur H Ismail Nachu; Wakil Ketua Bidang Pemikiran Islam Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia (DDII) Jawa Timur M. Anwar Djaelani.
Hadir pula penulis 30 novel—10 di antaranya mendapatkan penghargaan—Sinta Yudisia; mantan Ketua Ketua Forum Lingkar Pena (FLP) Jatim yang kini menjadi Pemimpin Redaksi Majalah Al-Haromain Bahtiar HS; Ketua Umum Pengurus Wilayah Pelajar Islam Indonesia (PII) Jatim Chamid, dan Manager Marketing Komunikasi Laznas Nurul Hayat Anisah Fathinah. Pemimpin Redaksi PWMU.CO Mohammad Nurfatoni ikut mendapat undangan.
Penanggung Jawab Gala Premiere di Surabaya Richardo Ferdinand Lessy mengatakan, pihaknya mengundang mahasiswa dari Universitas Muhammadiyah Surabaya dan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo untuk menonton film ini.
Dia menjelaskan, gala premiere ini sebagai ajang untuk mengenalkan film Buya Hamka pada para tokoh dan mahasiswa. Dia berharap agar mereka ikut mengenalkan film ini kepada masyarakat.
“Film Buya Hamka ini akan diputar mulai 20 April 2023,” katanya. Richardo adalah event organizer dari Jeje Radio 105,1 FM Surabaya. Radio ini yang ditunjuk oleh produsen film Falcon Pictures untuk menangani gala premiere di Surabaya.
Selain tiket gratis, penonton gala premiere juga mendapat buku karya A. Fuadi berjudul Buya Hamka. Sebelum film diputar, para penonton diajak berdiri untuk meneriakkan yel-yel tentang film ini sambil mengangkat buku tersebut.
Film Buya Hamka yang diputar dalam gala premiere adalah volume pertama dari tiga volume. Total durasi film yang menghabiskan biaya produksi Rp 70 miliar ini adalah tujuh jam. Film ini berhasil menggambarkan sosok Hamka sebagai ulama, aktivis Muhammadiyah, sastrawan, wartawan, dan pejuang kemerdekaan. (*)