PWMU.CO – Tabligh Akbar SMK Mutia Ngoro Mojokerto menghadirkan pembicara Sekum PP Muhammadiyah Prof Dr Abdul Mu’ti di halaman sekolah itu, Sabtu (4/5/2024).
Di awal ceramahnya Abdul Mu’ti mengomentari pertunjukan seni drama berjudul Sang Pemukul Tandu yang dimainkan siswa SMK Muhammadiyah 3 Ngoro di acara itu.
Menurut Mu’ti, film paling banyak diminati masyarakat ialah film horor, komedi atau action. Namun dia menyarankan sebaiknya kalau ingin melihat tayangan film di bioskop maka pilih dan lihatlah film religi, edukasi, dan yang bermutu.
Dia menceritakan, ketika ditayangkannya film Buya Hamka Eps 1, PP Muhammadiyah mengedarkan surat instruksi agar warga persyarikatan turut melihatnya.
“Alhamdulillah ternyata setelah kami mengedarkan surat tersebut, film Buya Hamka Eps 1 tembus sampai 1 juta penonton,” ujarnya.
Banyak anak muda yang berminat melihat tayangan film tersebut. Juga kalangan santri, para kiai, guru, dan masyarakat turut antusias melihat film Buya Hamka Eps 1 dan 2.
Menurut Abdul Mu’ti, setidaknya ada tiga film yang digagas Muhammadiyah yang laris dan tembus enam juta penonton, bahkan sudah mendunia karena ikut festival film di luar negeri.
Pertama, film Laskar Pelangi.
Film ini, kata Mu’ti, berisikan cerita anak SD Muhammadiyah Ganto, Belitung. Ada 10 siswa yang bersekolah di situ. Satu di antaranya siswa berkebutuhan khusus. Namun siswa tersebut sebagai penyelamat dari sekolah itu yang gak batal ditutup karena jumlah muridnya memenuhi syarat.
Menurut Mu’ti, film ini menggambarkan lembaga pendidikan yang konsisten mendidik siswa walaupun serba kekurangan. Ini sesuai amanat UUD yang sudah dijelaskan setiap warga negara Indonesia berhak mendapatkan layanan pendidikan yang bermutu.
“Karena konsisten inilah, di dalam film Laskar Pelangi dimuat pelayanan dan strategi pendidikan di Indonesia, sehingga bisa memotivasi masyarakat Indonesia,” sambungnya.
Kedua, film Sang Pencerah.
Kata Mu’ti, film ini diminati masyarakat karena perjuangan dan pengorbanan KH Ahmad Dahlan dalam mendirikan pendidikan yang baik.
“Bahkan ketika saya diundang halalbihalal keluarga besar dari sutradara film ini, setiap ramah tamah harus diputarkan film ini, dan terharunya banyak di antara tim itu yang agamanya non muslim,” ujar Abdul Mu’ti.
Dia menyampaikan, dalam film Sang Pencerah ini mengembangkan konsep pendidikan inklusi, pendidikan lintas agama, ada anak dari agama Kristen tetap kita tampung dan bina sesuai konsep pendidikan yang bermutu.
Ketiga, film Habibie dan Ainun.
Film yang menceritakan perjuangan masa muda BJ Habibie dalam menuntut ilmu, menyelesaikan pendidikan hingga di Jerman. Film ini menceritakan rasa cinta tiada batas kepada istrinya yang senantiasa mendukung dan mendoakan perjuangan Habibie.
“Inilah tiga film populer yang bernuansa Muhammadiyah, itu sebabnya Muhammadiyah selalu konsisten dalam mendidik anak anak bangsa dan mencerdaskan kehidupan bangsa ini,” ujarnya.
“Termasuk di SMK Mutia ini, atas perjuangan dari Bapak Ednan yang berfokus pada tahapan pendidikan, sehingga menurut saya SMK Mutia ini kami kiaskan menjadi SMK Mutiara,” kata Prof Abdul Mu’ti disambut tepuk tangan hadirin tabligh akbar SMK Mutia.
Penulis Muhammad Iqbal Rahman Editor Sugeng Purwanto
Discussion about this post