PWMU.CO– Parenting generasi alpha digelar Sekolah Karakter SD Muhammadiyah 24 Surabaya saat pengambilan rapor sisipan di Royal Plaza Surabaya, Jumat (7/4/2023).
Acara dihadiri wali murid dan siswa kelas 1-6 SDM 24 yang berjumlah 400. Hadir sebagai pemateri parenting Ustadzah Siti Fauziah S.Pd MSi CBHC dari Founder Open Mind Coaching and Consulting.
Dalam parenting generasi alpha Ustadzah Siti Fauziah menyampaikan, generasi ini lebih personal dalam menyikapi segala hal, maka orang tua mengambil peran dalam pola asuh yang tepat terhadap anak.
Ada beberapa hal dalam pembinaan anak. Pertama, pahami karakteristik generasi alpha. Karakteristik generasi alpha akrab dengan gawai, cenderung lebih personal, dan bosan dengan rutinitas.
Kedua, pahami risiko yang mengintai generasi alpha. Ada 6 hal yang perlu diperhatikan secara khusus risiko: rentan terpapar konten pornografi, pengaruh game online dan gadget, rentan menerima informasi yang salah dan tidak sesuai usia, pengaruh lingkungan dan media sosial, kematangan biologis mendahului kematangan kognitif dan psikologis, dan rentan terkena stres/beban psikologis.
Ketiga, pahami tips khusus pola asuh yang tepat untuk generasi alpha. Ada 9 hal yang harus dilakukan oleh semua pihak, khususnya untuk orang tua, yaitu
1. Menanamkan akidah yang kuat. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT surat Al-Baqarah ayat 133.
2. Mengajari anak sesuai dengan zamannya. Mari kita biasakan mengajari anak-anak kita sesuai dengan zamannya. Karena mereka hidup di zaman mereka bukan zamannya kita dulu. Sesungguhnya mereka diciptakan untuk zamannya, sedangkan kalian diciptakan untuk zaman kalian (kutipan pesan sahabat Ali bin Abi Thalib).
3. Menjadi teladan terbaik. Siapapun kita wajib menjadi teladan yang baik dalam kehidupan kita, paling tidak bagi orang terdekat kita. Khusus bagi orang tua dan guru menjadi perhatian khusus, untuk menjadi teladan yang mulia bagi anak-anak. Hal ini sesuai dengan hadits Nabi Muhammad SAW yang artinya “Seorang bayi tidak dilahirkan ke dunia ini melainkan ia berada dalam kesucian (fitrah). Kemudian kedua orang tuanyalah yang akan membuatnya menjadi Yahudi, Nasrani, ataupun Majusi (HR Bukhari).
4. Menerapkan pengasuhan yang tepat. Jadilah kita para pengasuh yang ramah terhadap anak-anak kita, lebih banyak mendengarkan, jangan terlalu dominan terhadap mereka. Mereka juga membutuhkan ruang untuk mengekspresikan dan mengeksplorasi segala yang ada. Peran kita menjadi mentor yang baik, memberi arahan jikalau ada yang kurang tepat.
5. Jalin komunikasi yang tepat. Biasakan bermain bersama anak, sesibuk apapun luangkan waktu untuk bermain bersama mereka. Di situlah akan terbangun komunikasi dan kedekatan yang baik kepada mereka.
6. Ajarkan literasi digital. Tugas kita mendampingi dan mengarahkan kepada anak-anak kita. Khususnya dalam hal konten digital yang tidak bisa kita hindari, karena ini adalah zamannya, mari kita arahkan kepada mereka konten yang aman, baik dan sesuai dengan usianya.
7. Tanamkan kemandirian. Dalam hal ini, mari kita biasakan kebiasaan membantu anak dalam menyelesaikan tugasnya. Kita bantu mereka ketika betul-betul tidak bisa melakukan sendiri, ajari prosesnya jangan hasil akhirnya. Hal ini penting, agar mereka menyadari bahwa yang terpenting adalah prosesnya, hasil akhir adalah bonus dari jeri payah yang dilakukan.
8. Berikan kesempatan memutuskan. Dalam hal ini orang tua harus lebih peka terhadap keinginan dari anak-anaknya, selama berdampak positif terhadap anak, maka dukunglah sepenuhnya. Sehingga mereka percaya diri dalam menjalankan aktivitasnya, yang merupakan keputusannya.
9. Doakan selalu anak kita. Sebaik-baik senjata bagi orang beriman adalah doa, mari kita berdoa sebanyak-banyaknya dan sebaik-baiknya untuk diri kita, keluarga kita, dan khususnya anak-anak kita yang nanti menjadi generasi penerus yang hebat, di masa mendatang.
“Manusia hanya berikhtiar dan berdoa, hasilnya serahkan kepada Allah swt, Allah Maha Segalanya, yakinlah akan jalan terbaik atas apa yang sudah kita lakukan dalam menjalani kehidupan ini,” ujarnya.
Penulis Salman Alfarisi Editor Sugeng Purwanto