Aisyah Teladan Beraisyiyah, liputan kontributor PWMU.CO Jember Wulidatul Aminah
PWMU.CO – Ketua Pimpinan Cabang Aisyiyah (PCA) Sumbersari Jember, Jawa Timur, Dra Maimunah menyampaikan Kajian Ramadhan, di Aula SD Muhammadiyah 1 (SD Mudisa) Jember, Sabtu (8/4/23).
Dia menyampaikan kajian yang bertema Meneguhkan Jati Diri Muhammadiyah melalui Aisyiyah dan Nasyiatul Aisyiyah di hadapan guru, karyawan SD Mudisa, serta guru AUM Taman Kanak-kanak (TK) kecamatan Sumbersari.
Kajian yang bekerja sama antara PCA Sumbersari dengan SD Mudisa ini, Mai, sapaan akrabnya, menyampaikan pertanyaan, “Kenapa dengan ‘Aisyiyah, kenapa kita harus tahu apa saja yang berkaitan dengan Aisyiyah?”
Dia menyampaikan itu semua karena kedudukan Aisyiyah adalah organisasi otonom (ortom) khusus. Yang mana Aisyiyah diberi hak khusus dibanding ortom yang lain untuk mengelola usahanya sendiri.
“AUM yang dikelola Aisyiyah contohnya TK, kalau SD yang mengelola yakni Muhammadiyah,” ujarnya.
Di sela-sela kajian, mai menyampaikan pada materi ini, bapak-bapak juga bisa mengambil manfaat meski yang dibahas tentang Aisyiyah.
“Jadi jangan khawatir ya, bapak-bapak bisa menyampaikan materi ini untuk pasangannya nanti di rumah,” ujarnya sambil tersenyum.
Aisyiyah dan Israk Miraj
Mai menjelaskan Aisyiyah dibentuk bertepatan dengan peringatan Isra Mikraj, bersamaan di bulan Rajab yakni salah satu Asyhurul Hurum (bulan yang dimuliakan).
“Untuk itu gampang sekali, untuk mengingat, kapan Aisyiyah lahir? Yakni bersamaan dengan Israk Mikraj,” ungkapnya.
Pengurus Panti Asuhan Putri Muhammadiyah ini menyampaikan Aisyiyah juga merupakan organisasi wanita tertua di Indonesia. Aisyiyah juga organisasi yang mempelopori kongres wanita pertama.
Kalau Muhammadiyah meniru dan mencontoh Nabi Muhammad, lanjutnya, Aisyiyah mencontoh Sayyidah Aisyah, salah satu istri Nabi Muhammad SAW.
Mai mengungkapkan bagaimana sepak terjang Sayyidah Aisyah dalam mendampingi Rasul. Wanita yang cerdas dan selalu bersemangat.
“Untuk itu sebagai perempuan, mari kita mencontoh semangat dan kecerdasan Sayyidah Aisyah,” pesannya. (*)
Co-Editor Ichwan Arif. Editor Mohammad Nurfatoni.