PWMU.CO– Bule Jerman, Tom Lamm (58), ditantang membuat ketupat ketika hadir di talkshow Pesantren Ramadhan SMP Muhammadiyah 6 Kemlaten Surabaya, Jumat (14/4/2023) petang.
Sore itu pas sesi membuat anyaman ketupat untuk Lebaran oleh siswa dan guru. Mendapat tantangan dari Kepala SMP Muhammadiyah 6 Surabaya, Ali Muljawal MPdI itu, Tom Lamm langsung menyerah.
“Ini sangat rumit, saya tidak sanggup bikin ketupat,” katanya spontan sambil memperhatikan ketupat yang sudah jadi.
”Lebaran saya suka lontong kupat, tapi bukan dicampur opor karena saya tidak makan daging. Saya paling suka lontong kupat dengan tahu tek, apalagi kalo pedas pake cabe 9 biji,” katanya tertawa.
Mr Tom sangat menikmati ikut Pesantren Ramadhan 1444 H di SMP Muhammadiyah 6 Surabaya. Usai menyampaikan materi, dia shalat Magrib berjamaah lalu ikut baris antre mengambil makanan.
Tom Lamm hadir sebagai native speaker Bahasa Inggris di Pesantren Ramadhan SMP Muhammadiyah 6 Surabaya (Musix) yang berlangsung sepekan, 10-17 April 2023.
Dia pengajar Bahasa Inggris dan Bahasa Jerman di beberapa universitas dan SMA di kota Surabaya. Talkshow di SMP Musix, Mr Tom bercerita kondisi negara asalnya, mulai dari musim, budaya, hingga makanannya. Juga ikonik Jerman seperti mobil Mercedes, musisi Beethoven, hingga kota bersejarah Berlin.
Mr Tom bercerita mengagumi Indonesia sejak SD hingga bisa ke Indonesia tahun 1993. Bule Jerman ini memutuskan mualaf di Indonesia tahun 1997.
”Tahun 1997 saya putuskan masuk Islam. Kalau tidak salah saat ke Blitar, setelah ziarah ke makam Sukarno,” tuturnya.
Kini Tom sudah 20 tahun tinggal kampung Lidah Wetan Surabaya dan beristri orang Indonesia. Dia sangat suka kehidupan religius masyarakat Indonesia. “Setiap Lebaran, saya mudik ke rumah istri di Jombang dan ikut sungkeman juga,” ujarnya.
Koordinator acara Pesantren Ramadhan, Afika Amalia, menghadirkan Tom untuk selingan acara menguji kemampuan siswa dalam berbahasa Inggris. ”Kami hadirkan bule Jerman yang juga seorang mualaf,” katanya.
Melalui talkshow, sambung dia, diharapkan siswa mampu berdialog langsung dengan native speaker. “Dalam sesi ini siswa antusias, banyak di antara mereka berani bertanya beberapa kali meski dengan bahasa Inggris belepotan,” katanya.
Siswa bertanya seputar kegiatan Mister Tom dalam beraktivitas dan beribadah saat Indonesia atau saat pulang ke Jerman. “Alhamdulillah, Mr Tom begitu sabar meladeni tiap pertanyaan siswa. Bahkan beberapa kali mendekati siswa untuk memahami apa yang ditanyakan,” paparnya.
Penulis Muhammad Syaifudin Zuhri Editor Sugeng Purwanto