Saat Tim Andalan Bangsa Belajar dari Kekalahan Umat Islam di Perang Uhud; Liputan Khusnatul Mawaddah
PWMU.CO – Tim Andalan Bangsa Pemuda Muhammadiyah Pimpinan Cabang Pemuda Muhammadiyah (PCPM) Kota Bojonegoro menyelenggarakan buka puasa Bersama di halaman Masjid Al-Huda Muhammadiyah Boarding School (MBS) Bojonegoro, Sabtu (15/4/2023).
Kegiatan yang bekerja sama dengan Pengusaha Muda Muhammadiyah ini idenya berasal dari Ustadz Hafidz, pengelola Pondok Putri MBS Bojonegoro.
Acara ini menghadirkan pembicara Wakil Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Bojonegoro H Zainuddin.
Dia mengisahkan Perang Uhud yang dipimpin langsung oleh Nabi Muhammad SAW melawan kafir Quraisy yang dipimpin oleh Abu Shofyan. Perang ini menewaskan 70 syuhada penghafal al-Qur’an, di mana 64 kaum Ansar dan 6 kaum Muhajirin.
Sahabat sekaligus paman Nabi yang bernama Hamzah bin Abdul Mutholib yang sejak masuk Islam tahun 616 ini juga gugur dalam Perang Uhud yang terjadi tahun 625
“Awal kisah kenapa sampai perang Uhud ini banyak berjatuhan korban, karena tidak menghiraukan komando nabi,” jelasnya.
Pasukan Islam yang awalnya berjumlah 1.000 ini mundur 300 karena kena hasutan kaum munafikin. Betapa sedihnya nabi ditinggal pamannya saat itu. Bahkan nabi pun terluka kena panah.
Pasukan Islam yang saat itu berada di atas Bukit Uhud dilarang turun dulu, namun instruksi nabi tidak dihiraukan, ternyata pasukan Muslim tergiur harta ghanimah yang berada di bawah bukit.
Hikmah Perang Uhud
Dari peristiwa Perang Uhud itu Ustadz Zainuddin memberikan pesan bahwa kita tetap harus waspada dengan orang yang dekat dengan kita, karena bisa jadi menjadi musuh dan berkhianat.
Allah sudah mengingatkan di dalam surah at-Taghabun ayat 14 yang artinya, “Wahai orang-orang yang beriman, sesungguhnya di antara istri-istrimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu. Maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka, dan jika kamu maafkan (mereka) dan kamu santuni serta ampuni maka sungguh Allah maha pengampun dan maha penyayang.”
“Kenapa Allah memberi peringatan kepada kita untuk tetap berhati-hati dengan orang terdekat kita. Agar kita selalu introspeksi atas semua perbuatan kita, apalagi di bulan suci Ramadhan yang memasuki pekan terakhir, ayo terus menjalin silaturahmi agar komunikasi berjalan baik, hubungan dengan sesama juga baik,” pesannya.
Tausiah ditutup dengan doa agar kita dilindungi Allah dari perbuatan munkar dan dimudahkan segala urusan. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni