
Ananda Berkisah Nasyiah Suci Bahas Anak Angkat Kesayangan Nabi; liputan kontributor PWMU.CO Gresik Waviq Amiqoh.
PWMU.CO – Pimpinan Ranting Nasyiatul Aisyiyah (PRNA) Suci, Manyar, Gresik menggelar program Ananda Berkisah selama Ramadhan 1444.
Kegiatan ini dilaksanakan dua kali sepekan yaitu Sabtu dan Ahad Sore pukul 16.00 WIB secara live di Instagram @prnasuci.
Zafira Azzalea Faiqa Ircham berkesempatan tampil perdana pada pekan I Ramadhan, Sabtu (25/3/2023). Kak Rara, biasa ia dipanggil, berbagi kisah kehidupan sahabat Rasulullah yakni Zaid bin Haritsah secara live.
“Oh ya teman-teman, nanti di akhir live ini akan ada kuisnya lho jadi simak baik-baik ya,” katanya dengan ceria usai menyapa pemirsa.
Di awal, siswa kelas IV Farabi SD Muhammadiyah GKB 2 Gresik (Berlian School) itu, menceritakan peristiwa mencekam di Desa Man’an yang menjadikan Zaid berpisah dengan ibunda tercintanya yang bernama Su’da.
“Saat berusia delapan tahun, Zaid bersama bundanya berkunjung ke kerabatnya di Kampung Bani Ma’an,” katanya mengawali ceritanya
“Setibanya di sana dia sangat gembira dan berlarian ke sana kemari,”lanjutnya.
“Tiba-tiba penduduk kampung diserbu para perampok. Dan kekacauan terjadi dimana-mana. Pria Jahat memaksa Zaid naik kuda dan melarikanya jauh-jauh,”ucap Rara.
Seakan mengajak pemirsa larut dalam cerita. Rara pun semakin meninggikan intonasinya dengan mimik wajah yang sedih dan menggerakkan tangannya ke depan. “Lepaskan anakku! jangan culik dia,” ucapnya menirukan apa yang dikatakan Su’da melalui buku Seri Sahabat Cilik Rasul itu.
“Kasihan sekali ya teman-teman, Zaid masih kecil tapi sudah mengalami peristiwa menyedihkan,” kembali Rara mengajak interaksi pemirsa.
Singkat cerita kemudian Haritsah ayah Zaid melakukan perjalanan mencari keberadaannya. Haritsah menjelajah padang pasir, memasuki dari kampung ke kampung. Sementara Zaid dibawa oleh perampok menuju Mekah tempat kekuasaan kafir Quraisy. Penculik itu kemudian membawa Zaid ke pasar Ukas untuk dijual sebagai budak.
“Ayo beli ayo beli! Anak ini akan saya jual,” kata Rara menirukan kalimat perampok itu. Putri kedua dari Guru SMP Muhammadiyah 12 GKB (Spemdalas) Anis Shofatun itu.
Rara yang tepat pada hari itu genap berusia 10 tahun itu menceritakan kalau Zaid kecil dibeli oleh seorang majikan yang bernama Hakam bin Hazm.
‘Nah teman-teman, bagaimana ya nasib Zaid selanjutnya? Dan apakah majikannya menyiksanya?” tanyanya retoris
Siswa yang pernah meraih Juara III Kompetisi Sains level 2 Pada Kompetisi Pelajar Indonesia Merdeka itu kemudian melanjutkan ceritanya. “Ternyata teman – teman Sang majikan Hakam menghadiahkan Zaid kepada seorang perempuan yang bernama Khadijah Binti Khuwalid,” tuturnya.
“Hayo siapa yang tahu siapa itu Khadijah?” tanyanya para pemirsa.
“Iya benar itu adalah istri Rasulullah, Nabi Muhammad Saw,” jawabnya dengan penuh percaya diri
Betapa leganya hati Zaid. Dia bukan lagi budak yang hina. Kini dia bisa tinggal bersama orang yang paling mulia di dunia. Rasulullah sangat mencintai Zaid, mengajari banyak ilmu dan mengasihi dengan penuh kasih sayang. Zaid juga anak yang berbakti, cekatan membantu pekerjaan rumah, sehingga Khadijah makin sayang kepadanya.
Pada musim haji tiba banyak orang mengunjungi Ka’bah di Mekah. Diantara mereka ada yang mengenali Zaid. Mereka bersorak gembira. “Wahai Zaid, syukurlah kamu masih hidup. Ayah dan ibumu sangat mengkhawatirkanmu,” urainya.
Zaid pun gembira dan teringat ayahnya. Zaid kemudian menitipkan pesan tentang kondisinya kepada ayahnya. Kabar baik itu pun sampai di orang tuanya. Haristsah dan pamannya mulai melakukan perjalanan ke Mekah untuk menemui Rasulullah.
Selanjutnya, siswa yang menceritakan Haritsah meminta kepada Rasulullah agar Zaid diizinkan untuk kembali pulang bersamanya dengan memberikan tebusan. Namun, Rasulullah menyerahkan keputusan kepada Zaid.
“Zaid itu masih kecil ya, tapi sudah harus bisa membuat keputusan yang tepat dengan memilih tinggal bersama Rasulullah,” kata siswa yang memiliki hobi membaca ini
Selanjutnya, Zaid dapat tinggal di rumah Rasulullah. Dia diangkat menjadi anak angkat Rasulullah. Dia tumbuh menjadi pemuda yang tangguh dan pemberani. Bahkan menjadi panglima dan mati syahid di medan perang Mut’ah.
Tiga Resep Zaid bin Haritsah
Sebelum membacakan kuis, dengan penuh semangat Rara memyampaikan tiga resep Zaid bin Haritsah menjadi sahabat Rasulullah sejak kecil, yaitu:
Pertama, berani dan tetap tenang menghadapi kondisi sulit. “Zaid masih kecil tapi tak pernah gentar meskipun menjadi korban penculikan,” ucapnya.
Kedua, pintar memilih sahabat yang baik. Meskipun masih kecil Zaid telah berani memutuskan pilihan sahabat terbaiknya yaitu Rasulullah.
Ketiga, berani berpisah dari orang tua untuk menuntut ilmu. “Jadi teman-teman, kita tidak boleh cengeng lagi ya, kadang kita harus jauh dari ayah dan bunda,” ajaknya.
“Zaid pun berani jauh dari orang tua. Karena akan banyak ilmu yang diperolehnya dengan dengan tinggal bersama Rasulullah,” lanjutnya.
Kepada PWMU.CO, Ketua Bidang Pendidikan PRNA Suci Anis Shofatun mengatakan Program Ananda berkisah ini bertujuan untuk melatih keterampilan literasi membaca anak. Kegiatan ini juga dapat diisi dengan beragam bentuk seperti bercerita Islami, membaca nyaring (read aloud), mendongeng dengan media boneka tangan dan sebagainya.
Menurut Guru Sains Spemdalas, Ramadhan disebut sebagai Syahru at- Tarbiyah (bulan pendidikan). Selain mengenalkan dan melatih konsep berpuasa, mengemas suasana Ramadhan yang menggembirakan. Bulan Ramadhan akan semakin bermakna dengan memfasilitasi ruang belajar anak dalam mengasah dan eksplorasi potensinya.
Menurutnya program yang telah berjalan di tahun kedua ini akan menjadikan anak mendapatkan pengalaman berharga dalam berbagi ilmu.
“Bulan Ramadhan itu istimewa. Saat anak bisa berbagi cerita secara live akan ada pengalaman tersendiri,” ujarnya
“Apalagi dapat berkolaborasi dengan adiknya atau bundanya,” lanjutnya. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni